Monday, March 2, 2020

Bongkar Keranjangmu dan Refleksi Belajar


Bongkar Isi Keranjangmu dan Refleksi Belajar



Jurnal kali ini aku merasa sudah punya jawaban, tapi ketika akan menuangkannya, kenapa macet yaa? Hahahaha


Bismillah, Ya Allah temani hamba dalam mengurai benang kusut dalam pikiran hamba


Cara belajar di bunda cekatan ini mengutamakan bahagia dalam belajar dan merdeka dalam belajar, dengan tetap bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambil.


“Cerita Eating Clean”


Aku bahagia banget ketika menemukan sebuah buku tentang “Eating Clean” di Gramedia Karawang. Waktu lagi jalan-jalan lihat-lihat di rak buku “diet & health”. Aku memang sedang mengikuti kajian Ustad Zaidul Akbar tentang Jurus sehat Rasulullah. Dan sempat mengikuti pola makan yang disarankannya. Yaitu sarapan dan makan malam dengan buah dan sayur. Makan siang porsi biasa dan sehat. Sempat 1 bulanan ikutin pola makan ini, dan masih harus terus beradaptasi dengan hal tersebut. Sampai menemukan buku Eating Clean Seriesnya Inge Tumiwa-Bachrens. Baca sejenak sebelum membeli, rasanya saya tertarik dengan ini. 


Ringkasannya,  buku ini menceritakan tentang gaya hidup (pola makan, pola tidur, olahraga dan mengelola stress) yang seimbang. Di buku ini dibuka fakta-fakta mengenai bahaya makanan proses, makanan pabrik dan mitos yang selama ini banyak dipercaya. Serta cara pengolahan makanan yang sehat.


Setelah mengetahui fakta bahwa ternyata buah pun tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsinya, akupun mengubah sedikit pola makan buah pada pagi dan malam hari, dan hanya makan sekali di siang hari menjadi makan 5 kali sehari yaitu 3 kali makan lengkap, makan lengkap pagi, siang, malam, 2 kali cemilan sehat diantara makan pagi dan malam, dan diantara makan siang dan malam. 


Komposisi dalam sepiring ½ sayur, ¼ karbohidrat, ¼ protein. Cemilan sehatnya adalah sedikit makan buah tertentu. Sayurnya boleh sayur apa saja diutamakan organik (yang tidak memakai zat-zat pertanian), klo tidak ada boleh hidroponik, atau klo tidak ada juga sayur yang dijual di pasar (pilih yang minim pestisida). Karbohidrat yang dipilih adalah nasi merah/cokelat/hitam. Protein boleh hewani dan nabati. Untuk protein hewani pilih hewan yang makannya alami, bukan ternak skala besar yang memakai hormon dan antibiotik dalam menternakkannya. Pilih ayam kampung, ikan sungai tangkapan, ikan laut yang segar, dan hasil laut lainnya. Telur pilih ayam kampung, atau bebek yang makanannya lebih sehat. Cara pengolahan makanan yang sehat dan sederhana, yaitu direbus,dikukus, ditumis dengan sedikit minyak, dipanggang tanpa arang, hindari menggoreng dengan minyak terendam dan lama. Menghindari makanan yang kurang baik efeknya bagi tubuh, atau membatasi asupannya. Gula pasir, tepung, makanan dan minuman proses, protein yang mengandung hormon dan antibiotik, minyak kelapa sawit.


Belajar untuk menghindari

  1.  Gula dalam makanan, menggantinya dengan gula alami namun dengan batasan tertentu. Gula pasir dapat menyebabkan kecanduan, happy sementara, namun membuat malas, ngantuk, membuat penumpukan lemak (fatty liver), cepat menaikkan dan menurunkan gula darah, membuat kacau kerja hormon insulin. Ada dimana-mana yaitu, gula pasir, susu, minuman kemasan, jus buah kemasan, puding, es krim, snack kemasan

  2. Tepung yang mengandung gluten, gluten tak dapat dicerna tubuh, dia menumpuk dalam tubuh. Contoh, cake, cemilan yang bahannya tepung, roti.

  3. Makanan dan minuman proses, yang dulu sering masuk dalam daftar belanjaan hehehe, sosis, nugget, daging untuk burger, bakso. Walau bakso ini makanan favorit tapi aku belajar untuk melepaskannya hehe  #curcol. Keju proses, susu kemasan. Semua makanan kemasan ini banyak zat aditif, tinggi garam, dan membebani organ pencernaan.

  4. Minyak kelapa sawit digantikan dengan minyak kelapa, dan VCO (virgin coconut oil) jika ada. Minyak kelapa sawit mengandung banyak lemak berbahaya akibat prosesnya di pabrik. 

  5. Buah-buahan, sayur, hewan ternak hasil rekayasa genetik/GMO (genetically modified organism) karena di dalamnya mengandung senyawa karsinogen (penyebab kanker). 



Memadukan kajian tentang Jurus Sehat Rasulullah oleh Dr Zaidul Akbar dan buku Eating Clean Series, bismillah aku dan keluarga sepakat menjalankan pola hidup eating clean, dengan mengubahnya sedikit demi sedikit. Kembali ke pola makan jadul, nenek moyang kita, ketika teknologi makanan belum canggih. 


Perubahan yang paling mencolok adalah ketika pergi ke mini market atau supermarket, rasanya tidak ada yang bisa dibeli, kecuali beras merah/cokelat. Pergi ke mall pun sangat sedikit tempat makan yang bisa dikunjungi, memang paling sehat masak di rumah. Otomatis memaksa saya untuk jadi rajin ke pasar, rajin masak. Masak juga tidak terlalu lama. Rajin ke toko buah lokal, beli pisang, semangka, melon, jeruk, langsat, dan lain-lain. Pokoknya bukan yang impor. Kecuali kurma yang masih impor.


Paling sering dapat komplain dari suami dan anak-anak. Cuman bisa memberi penjelasan dan berusaha mengganti kesukaan kesukaannya dengan makanan pengganti yang lebih sehat. Belakangan suami dan anak-anak sudah bisa mengerti dan mengikuti pola makan eating clean. 


Efeknya tak hanya di badan yang menjadi lebih enakan, sampah plastik pun berkurang digantikan dengan sampah yang berasal dari sayur dan kulit buah. Tinggal dibikin kompos. Nah ini project selanjutnya hehehe


“Bongkar Isi Keranjangmu”


Cerita tentang “Eating Clean”di atas adalah isi keranjangku setelah dibongkar selama ini, aku mendapatkan kebahagiaan di luar hutan, mungkin belum terlalu detail untuk menyimak apa yang teman-teman share. Selain itu ada juga yang aku dapat di hutan tentang self healing, menulis jurnal syukur setiap hari selama minimal 21 hari, inner child, teknik self healing sadar nafas. Cemilan lain materi public speaking. Isi keranjang saya lebih banyak makanan utama, cemilannya pun masih berhubungan dengan makanan utama. Seringkali tergoda untuk memakan cemilan, namun waktu yang membatasi. Tetap harus fokus pada tujuan. Untuk manajemen emosi sumber dari luar hutan yaitu dengan banyak membaca dan ikut healing dari Irma Rahayu (haloo, Maak…) Ikut kelas Pola Pertolongan Allah (PPA), jika kondisi kritis ingat konsep titip dan temani (2T), rilis emosi bareng dengan komunitas Healing PFH (PPA for Healing).


Makanan besar kedua yaitu Hidup Sehat, untuk tema ini lebih banyak mengambil sumber dari luar hutan juga, mungkin teman-teman ada yang share, cuman belum sempat  untuk melihat secara detail. Sumbernya dari buku-buku, searching google, dan channel Youtube.



“Refleksi Belajar”


Saat ini masih terus berminat terhadap topik eating clean ini, banyak sekali sub tema sub tema yang berkaitan dan bertalian. Bismilah, terus belajar untuk menjaga tubuh sebagai rasa syukur kepada Allah atas diri ini.


Awalnya ingin fokus di Manajemen Emosi, dalam perjalanannya saya merasa harus berhenti sejenak dulu di manajemen emosi. Karena ada hal lain yang harus diperbaiki, dan ternyata mengubah pola makan memperbaiki mood, dan emosi juga. Asupan makanan yang baik dapat mengubah mood menjadi baik. Mungkin hormon menjadi lebih seimbang dan stabil. Alhamdulillah 


Sejauh ini perjalanan masih sesuai dan ada dalam mindmap yang dibuat di awal. Hanya ada beberapa modifikasi sub tema. Tujuan “project Bunda Bahagia” juga masih sangat sesuai dengan apa yang saya lakukan sekarang. Kilas balik tujuan project saya yaitu

  1. Bunda bahagia, semua bahagia

  2. Bunda harus sehat fisik, psikis, stabil emosi dan mampu kontrol emosi

  3. Bunda excellent dalam kontrol emosi


Sekarang melahirkan project baru yaitu “Eating Clean Jelajah Dunia”, ~Jelajah Dunia adalah hometeam keluarga 


Rasanya bahagia berada di hutan pengetahuan “the jungle of knowledge” dan pengetahuan itu benar-benar diperlukan, tentunya menunggu untuk diaplikasikan. Ada pengetahuan baru atau buku baru yang menunjang, rasanya pengen melahap habis hehehe. Bahagianya disitu.. semua pertanyaan di kepala bisa terjawab asal mau mencari jawabannya dan tidak berhenti untuk belajar. Lebih bahagia lagi project ini bisa dijalankan bersama keluarga, ada perubahan yang lebih baik. Inilah yang membuat semangat belajar itu tetap menyala.


Kunci belajar adalah ilmu tersebut diperlukan, bisa dijalankan, ada perubahan yang lebih baik, klo bisa dijalankan bersama keluarga. Kebahagiaan itu saat proses belajarnya, proses menjalankannya, proses perubahannya, membuat semangat dan energi yang tinggi, maka jika merasakan seperti itu kita akan terus mencari sesuatu untuk peningkatan perubahan yang lebih baik.


Perubahan yang terjadi baru di lingkup keluarga, masih proses awal banget, semoga nantinya bisa berbagi lingkungan yang lebih luas lagi.










#janganlupabahagia

#jurnalminggu7

#materi7

#kelasulat

#bundacekatan

#buncekbatch1

#buncekIIP

#institutibuprofesional


No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...