Thursday, December 19, 2019

Temukan Terampilmu

Dongeng kedua dari Pemuda yang bisa kita ambil ilmu kerennya. Mas Pandu Kartika Putra yang tidak lain adalah suami mbak Enes, anak bu Septi dan pak Dodik. Senang sekali bisa mendengar dongeng dari beliau tentang Meta kognisi. Sebuah cabang ilmu untuk belajar bagaimana caranya belajar, bagaimana menangkap dan mengatur informasi. Kenapa ilmu metakognisi ini penting pertama karena adab dalam belajar, kedua untuk akselerasi system belajar.


Tujuan belajar di Bunda Cekatan salah satunya menjadi Pembelajar yang mandiri


Bagaimana tahap menjadi pembelajar mandiri?

  1. Pembelajaran harus timbul dari diri sendiri, atau inisiatif diri sendiri

  2. Pembelajaran boleh dengan bantuan orang lain atau tanpa bantuan orang lain

  3. Mendiagnosa kebutuhan belajar.

  4. Memformulasikan tujuan belajar

  5. Identifikasi kebutuhan sumber daya untuk belajar (guru, kelas, akses internet, seminar)

  6. Memilih dan mengimplementasikan strategi belajar (bisa dengan langsung praktek, mengulang-ulang video, membuat jurnal, membuat komunitas belajar)

  7. Evaluasi Hasil belajar


Untuk mempersempit pembahasan fokus pada poin 3 dan 7

Toolnya adalah Peta Belajar

Untuk mendiagnosa kebutuhan belajar, perlu membuat peta  dari hal-hal yang ingin dipelajari, bisa dengan pohon belajar, atau mindmapping. 


Misal bisa juga dengan membuat komunitas belajar, saling share peta belajar, perhatikan kebutuhan yang overlap sehingga bisa dibuat panduan umum dalam hal yang ingin dipelajari. 


Tugas berikutnya memastikan 5 telur hijau adalah benar-benar hal suka dan bisa juga penting untuk dilakukan, jika kurang penting dapat langsung ditinjau ulang. Jika sudah memiliki jam terbang tetap lanjutkan namun apakah perlu ilmu tambahan untuk membuat aktivitas menjadi titik kebahagiaan. 


Kalau melihat 5 aktivitas atau telur hijau pada games yang lalu, aktivitas saya adalah menulis, memasak, berenang, beres-beres rumah, traveling. Setelah melihat kembali ada aktivitas yang seharusnya menjadi prioritas, yaitu menjadi aktivitas sebagai Fasilitator Pendidikan Anak. Saya ingin aktivitas ini menjadi fokus saya dalam waktu dekat ini. Yang telah saya jalani selama hampir 3 tahun. 


Jadi telur hijau saya sekarang menjadi aktivitas suka, bisa dan penting yaitu: fasilitator pendidikan anak, menulis, memasak, beres-beres rumah, dan traveling. Aktifitas berenang menjadi aktifitas tambahan saja. 


Dari 5 aktifitas tersebut kemudian saya gali lagi keterampilan apa saja yang diperlukan untuk menunjang aktifitas suka dan bisa. Ternyata banyak sekali ilmu penunjang atau keterampilan penunjang yang diperlukan. Dan saya harus memilahnya lagi dalam kategori keterampilan yang penting dan mendesak, tidak penting dan mendesak, tidak penting dan tidak mendesak, penting dan tidak mendesak. Diperlukan memilah dan memilih apa yang akan dipelajari dalam waktu dekat dan juga memperhatikan skala prioritas sehingga aktifitas suka dan bisa menjadi aktivitas yang semakin memberikan kebahagiaan buat diri sendiri, suami dan anak-anak.


Setelah proses mendiagnosa kebutuhan belajar berikut 5 keterampilan yang penting dan mendesak ala saya:


1. Keterampilan Mengelola Emosi


Semua teori parenting menjadi percuma jika diri sendiri tidak memiliki keterampilan untuk mengelola emosi. Mengelola emosi dengan cara merilis emosi sehari 1 emosi sudah sangat bagus, apalagi dilakukan secara konsisten. Contoh, jika marah ke anak dengan cara yang baik, tetap mengatur nada suara dan konten dapat dimengerti anak, bukan pelampiasan, bukan pula marah yang tidak jelas. 


2. Keterampilan Fasilitator Pendidikan Anak


Sampai hari ini yang belum saya tuntaskan adalah belajar Fitrah Based Education dan turunan-turunannya. Bagaimana saya menyiapkan anak-anak menjadi pembelajar mandiri, adalah dengan saya juga belajar bagaimana menjadi pembelajar mandiri. Belajar karena kebutuhan bukan karena disuruh. Bagaimana memelihara fitrah anak-anak sehingga terjaga sampai ia dewasa. Bagaimana mendampingi anak-anak untuk menemukan peran hidup, bersamaan dengan itu saya belajar pula untuk menemukan misi saya hidup di dunia ini.


3. Keterampilan Managemen Rumah Tangga


Keterampilan ini banyak sekali cakupannya, kebetulan tentang pernak pernik rumah tangga merupakan hal yang saya sukai walau masih sering dikesampingkan, dibandingkan 2 keterampilan di atas. Mencuci, menyeterika, melipat baju, menyapu, mengepel, memasak, organisir baju, organisir buku dan lain-lain sering sangat mendesak tapi masih bisa kompromi. Setelah lulus dari kelas konmari dan gemarrapi, dan sekarang sedang menunggu kelas lanjutan dari gemarrapi, masalah beres-beres rumah belum selesai juga tapi paling tidak sudah tau gambarannya harus bagaimana. Ada sikap yang mendasar yang harus diubah yaitu kebiasaan membeli barang yang tidak diperlukan, seharusnya dengan memanfaatkan yang ada di rumah. Kebiasaan mengoleksi barang yang ternyata tidak pernah dipakai dan hanya menjadi pajangan saja. Kebiasaan menyimpan barang yang belum tahu akan dipakai kapan. Jika kebiasaan itu sudah bisa dikurangi atau dihilangkan, InsyaAllah rumah tetapnrapi dan beres saja.



4. Keterampilan Berkomunikasi


Penting sekali, untuk melatihkan berkomunikasi ini, kami di rumah memberi kesempatan pada anggota keluarga pada momen OPEN SPACE dimana siapa saja boleh sharing sesuatu yang diketahui dan berbagi dengan anggota keluarga yang lain.


5. Keterampilan Membaca Cepat dan Jurnalistik


Ini adalah keterampilan tambahan agar dalam waktu yang singkat dapat menyelesaikan buku-buku yang banyak dan dapat menarasikan apa yang telah dibaca baik melalui lisan ataupun tulisan.


#janganlupabahagia

#jurnalminggu2

#materi2

#kelastelurtelur

#bundacekatan1

#institutibuprofesional





No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...