Monday, June 29, 2020

Mentorship 6 Fokus Pada Kemajuan

Bismillah
Saat ini memasuki pekan keenam dalam tahap kupu-kupu atau mentorship program.

Pekan ini yang akan dilakukan adalah fokus pada kemajuan (Keep it Going). Sudah di dalam perjalanan menuju tujuan, tidak menengok lagi ke belakang, sudah siap berada di peta masing-masing dengan kecepatan dan konsentrasi penuh.

Untuk memandu bagaimana menjalaninya, gunakan mastermind:
-Sudah sukses apa hari ini?
-Mengapa dianggap sebuah kesuksesan?
-Kuncinya apa?
-Besok ingin sukses apa?
-Kuncinya apa?
-Dst

Agar menjadi lebih baik setiap harinya.

Untuk memudahkan dalam menilai tingkat kebahagiaan, lukiskan dan tuliskan perasaan setiap harinya. Saling bercerita tentang pengalaman dan perjalanannya, terima perasaan partner kita. Kemudian lukiskan analog kepribadian dan karakternya seperti apa. Dan sisipkan testimoni dari teman atau siapapun tentang sebuah perubahan kecil setelah kita berusaha untuk cekatan di dalamnya. Misal ingin cekatan di bidang Fotografi, tanyakan tentang hasil foto yang kita buat.

Terakhir tahap di pekan ini mengalirkan rasa yang ada di dalam hati, mungkin ada rasa bahagia, senang, gembira, bersemangat atau sebaliknya.

Cukup singkat panduannya, pekan ini “dipaksa” untuk menjalani komitmen yang telah dibuat. Berjanji harus berani menepati. Mudah berjanji sulit menepati, wahh bener-bener diuji. Tidak mencari-cari alasan lagi dan mulai!!! titik.

Alhamdulilah sudah menuliskan sukses apa setiap harinya, tingkat kebahagiaan masih rendah, kecuali di hari Senin dan Selasa sudah mulai bisa berbinar. Hari Jumat rasanya ga tau mau lanjut atau tidak di bunda cekatan ini, merasa mentok dan ingin ganti haluan, mengingat hal yang ingin dipelajari ini bermanfaat, saya memutuskan untuk bertahan meskipun tidak mudah. Kalau digambarkan itu emoticon menangis, bukan bahagia, mungkin awalnya harus merilis emosi terlebih dahulu bisa dengan menangis dan berusaha berpikir dengan jernih. Ekspresi berteriak pun muncul di hari berikutnya, rasanya tidak enak keluar dari zona nyaman hehehe. Tapi begitulah belajar mesti melalui zona dimana kita tidak boleh menyerah dan membuat excuse yang akhirnya membuat mundur. Hari Minggu mulai bisa menerima walau belum maksimal belajarnya, hari berikutnya sudah mulai ada binar mata meskipun masih harus terus memupuk keyakinan untuk pantang menyerah. Dan di hari Selasa sudah bisa tersenyum dan optimis. Alhamdulilah.

Belajar pekan ini adalah fokus pada kesuksesan, walau kesuksesan itu kecil, belajar menghargai diri sendiri, mencatat kemajuan perharinya. Belajar setahap demi setahap, belajar konsisten melakukan hal yang sama diiringi dengan progress, tidak over thinking terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi, lakukan saja hal yang diyakini, jangan membandingkan kesuksesan kita dengan kesuksesan orang lain, karena setiap orang berbeda jalan kesuksesannya. Juga jangan ragu untuk melangkah, luaskan niat dan Bismillah.

Jika ingin menggambarkan karakter apa untuk diri sendiri?
Saya memilih seperti kuda, setidaknya menjadi doa agar bisa memiliki ketahanan dan energi yang kuat untuk menjalankan segala proses dengan penuh kesabaran.

Testimoni orang terdekat yaitu anak saya Nisa, dia mengatakan kalau bundanya ini harus banyak praktek, trial dan error, harus banyak berlatih dan tidak mudah menyerah saat menemui kesulitan. Terimakasih yaa..

#jurnalminggukeenam
#bundacekatan1
#tahapkupu-kupu
#institutibuprofesional
  




Sunday, June 21, 2020

Mentorship 5 False Celebration

Bismilah ya Allah temani aku dalam proses belajar ini, berikan petunjukMu agar tidak tersesat, luruskan niat dalam diri ini untuk belajar karenaMu, untuk belajar karena cinta kepadaMu. Titip semua hal diluar pengetahuan dan kemampuanku hanya kepadaMu.

Baru saja menyimak FB Live Bunda Cekatan tahap Kupu-kupu diminggu kelima.
Luar biasa bu Septi ilmunya, bangga saya bisa menyimak ibu setiap minggunya yang setiap dicermati kalimatnya selalu penuh makna yang dalam, terlihat sekali ibu sangat berpengalaman dan masih mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Beginilah potret Bunda Sholehah yang sangat menginspirasi lewat setiap kata dan laku yang keluar dari dirinya. Potret terbaik untuk ibu-ibu yang semangat belajar. Potret ‘nenek’ yang “active ageing”, tetap produktif di usia yang terus bertambah. Tidak merasa tua, bukan nenek yang seringkali merasa harus berhenti belajar. Aku padamu, Bu..

Review sejenak FB Livenya

Tahap pekan kelima ini ibu menyampaikan, tentang:

1. Proses refleksi/evaluasi 

Melihat kembali lembar Action Plan dan mengukur progress sampai dimana langkah kita. Apakah saat ini yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang dituliskan?

Apakah kita cukup bertanggungjawab terhadap apa yang kita tuliskan?

Lakukan refleksi, jujur pada diri sendiri, jika tidak terlaksana, mengapa?

2. False Celebration

Mengetahui letak salahnya dimana, dikomunikasikan, apa yang dapat dipelajari dari kesalahan tersebut, dan komitmen untuk kedepannya seperti apa. Teman yang lain boleh mengapresiasi karena sudah tau letak kesalahannya, menyadarinya, berani mengakuinya dan mau berubah ke arah yang lebih baik. Bukan mengapresiasi kesalahannya. Apalagi membenarkan kesalahannya.

It’s ok to make mistake, as long as I learn from my mistakes

3. Feedback

Baca tentang “Three Sixty Degree feedback”

Setelah proses False Celebration, ada proses feedback dari lawan bicara, bisa berasal dari satu orang saja atau banyak orang. Dan tidak semua feedback enak di dengar. Apalagi jika ada feedback yang pedas, jangan sampai membuat kita malah jadi down. Jadikan feedback adalah pacuan untuk menjadi lebih baik. Segera kuatkan nalar sehingga emosi menurun, segera switch diri kita untuk tidak mengedepankan emosi, apalagi jika ada bibit-bibit dendam sebaiknya diletakkan dulu. Jika ada diantara feedback tersebut menjadi “Devil Advocate” maka bersyukurlah jika mendapatkannya, ini adalah feedback yang mahal, segera switch menjadi amunisi. Ikhlaskan untuk menjadi guru kita. Common enemy/musuh bersama. Otot-otot ketahanan mental harus terus dilatih. Untuk komitmen dan konsisten memang harus dilatih, tidak bisa mengubah seketika. Fokus pada mentalnya.

Baca juga tentang “Butterfly Effect”

4. Temukan AHA moment pada tiap kali kita belajar sesuatu. Jangan mengerjakan sesuatu yang sama setiap harinya tapi mengharapkan sesuatu yang berbeda setiap harinya. Lakukan improvemen setiap harinya.

Sebelum menjalan ini semua penting melakukan cek in progress mentorship, masuk kategori manakah?

- Apakah dalam proses mentorship ini hanya ingin menyelesaikan standar minimalnya saja?
- Apakah dalam mentorship ini hanya sampai 8 pekan ini saja tidak lanjut di kehidupan nyata?
- Apakah mentorship ini benar-benar diikuti untuk meningkatkan kualitas diri, internal motivationnya muncul, walau selesai mentorship tetap melanjutkan proses belajarnya di kehidupan nyata.

Bismillah..

Idealnya mentorship ini benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri, internal motivation muncul. Saya tentu berharap berada di kategori ini. InsyaAllah tujuan awal ikut kelas inipun untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang ibu, istri, ataupun secara individu. Niat sudah benar, amal perbuatannya bagaimana? Menuju ke arah tujuan, namun saya masih kurang fokus dengan tujuan jangka pendek yang sudah dituliskan. Masih suka mampir-mampir ke tempat-tempat yang disukai sehingga lambat sampai ke tujuan saya. Godaan untuk mampir itu karena memang lebih menyenangkan buat saya dan lebih mudah untuk dilakukan. Tujuan jangka pendek saya, kurang menyenangkan buat saya saat ini tapi saya butuh banget untuk peningkatan kualitas diri.

Mungkin ini saatnya switch on, menyalakan tombol switch untuk segera balik lagi fokus ke tujuan.

Sebagai Mentor

Menerima laporan tentang perkembangan atau progress tujuan yang telah dituliskan.
mbak Iqiq melaporkan pekan ini lebih baik dari pekan sebelumnya, hanya ada 2 poin yang belum dikerjakan yaitu cardio dan intermittent fasting yang agak lebih panjang karena kondisi yang baru masuk awal kehamilan. Selamat mbak Iqiq semoga eating clean terus berlanjut dan kehamilannya sehat selalu. Poin False Celebration belum ada dan mbak Iqiq sudah on track walau perlu sedikit dikurangi target olahraganya dan memperpanjang intermittent fastingnya, disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Terimakasih mbak Iqiq, sudah berusaha menepati apa yang telah dituliskan.

False Celebration sebagai Mentor:

 Saya mengakui bahwa saya 
-masih kurang ilmu sebagai mentor dalam mentorship ini,
-masih belum begitu mengarahkan dengan baik
Saya belajar bahwa menjadi mentor banyak sekali hal yang mesti dipelajari baik dari segi ilmu, karakter, dan semangat mendevelop orang lain
Saya berkomitmen untuk:
-tetap berusaha sebaik-baiknya, untuk selalu care, empati, dan meningkatkan kemampuan.
-berkomunikasi dengan baik dan menghargai progress perkembangannya,
-bersedia memberikan feedback jika diperlukan.

Sebagai Mentee
Saya melaporkan progress perkembangan atau progress tujuan yang telah dituliskan di lembar sebelumnya. Sebenernya minggu kemaren secara tidak sengaja saya sudah melakukan false celebration, dengan mengakui bahwa saya:
- lebih fokus ke hal lain yang juga ingin dipelajari namun pada prioritas ke sekian yaitu baking dan fotografi
- beralasan bahwa belum menemukan momen AHA atau belum tune-in untuk mempelajari podcast, padahal momen AHA ditemukan kalau dengan sabar mau menjalani prosesnya. Sehingga beralih ke hal lain, yang sudah ditemukan momen AHAnya
- tambahan untuk poin false celebration saya adalah saya menyediakan waktu lebih sedikit dari yang seharusnya untuk belajar podcast.
Dari kesalahan ini saya belajar bahwa:
- harus disiplin, berusaha mematuhi dan bertanggungjawab dengan apa yang telah dituliskan, karena sewaktu menuliskan telah dipikir dengan matang.
- bersabar dengan sesuatu yang kurang disukai namun penting karena boleh jadi apa yang tidak disukai itu baik bagimu.
- Dan saya berkomitmen untuk menjalaninya dengan baik, menyediakan waktu secara proporsional, menjalani prosesnya setahap demi setahap dengan sabar, serta memulai saja tanpa banyak alasan. Just do it.

Sesuai progress sampai dengan pekan keempat masih sesuai dengan rencana. Untuk challenge sehari satu postingan podcast dari mentor saya masih belum sanggup saya kerjakan. Semoga kedepannya bisa.

Demikian check in progress san false celebration di pekan ini, semoga selalu lebih baik dari hari ke hari.

#jurnalminggukelima
#bundacekatan1
#tahapkupu-kupu
#institutibuprofesional

Sunday, June 14, 2020

Mentorship 4 Check In

Di pekan ke-4 ini adalah pekan yang pas untuk melakukan check in bagi mentor dan mentee. Apa saja yang dilakukan saat check in?

Update situasi perkembangan mentorship.
Apakah akan ada perubahan atau lanjut seperti rencana sebelumnya?
Apakah perlu mengatur jadwal pertemuan?
Bagaimana tentang kenyamanan berkomunikasi, kejujuran, keterbukaan dalam mentorship ini?
Aktifkah menjalankan peran masing-masing? Jika sebagai mentor, menyiapkan poin yang diprioritaskan untuk dibahas, jika sebagai mentee aktif dalam mengerjakan apa yang telah menjadi goalnya. Bagaimana fokus dan keseriusannya dalam menjalankan program mentorship ini?
Bagaimana masing-masing dapat mengevaluasi hal-hal yang terjadi?
Begitulah kira-kira tahap mentorship pekan keempat.

Ok, kita mulai..

Cek in perjalanan mentorship sebagai mentee.

Saya menyadari bahwa sepertinya saya ini bukan mentee yang baik, walau sudah merancang goal, dan rencana tapi untuk eksekusinya masih belum bisa berjalan dengan baik. Saat ini kesibukan bukan tentang hal komunikasi khususnya podcast, tapi malah tertarik belajar baking dan fotografi bareng anak, karena si anak lagi seneng baking dan saya sedang mengenal dunia baking dan fotografi yang dulu semasa kecil saya inginkan. Dan saya pun jadi tune in dengan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Sementara bidang komunikasi ini saya butuh banget dan perlu upgrading diri. Klo boleh dinilai saya sedang off track, ternyata kembali lagi ke on track itu butuh energi lagi.

Aku merasa belum dapet feelnya di bidang komunikasi ini..

Gimana caranya kembali?

Melihat lagi saat itu saya menetapkan komunikasi adalah hal yang penting untuk menjadi prioritas. Dengan alasan, karena bagaimana caranya berbagi atau menyampaikan ide-ide jika komunikasi masih kurang terlatih. Dan saya memilih podcast sebagai media belajar saya.

Komitmen:

Untuk sebuah hal yang sudah saya tuliskan, bismilah saya akan mulai belajar tentang seluk beluk podcast, berusaha menemukan hal menarik di dalamnya seperti saya menemukan hal yang menarik saat belajar baking dan fotografi. Saya pernah baca cerita orang yang belajar otodidak, gagal coba lagi, gagal coba lagi, tanpa menyerah, bisa kok jadi sukses dan bermanfaat buat orang banyak. Mungkin kalau dia berhenti saat gagal yang pertama dia tidak akan jadi apapun selain meratapi dirinya menjadi orang yang gagal. Semoga saya bisa untuk pantang menyerah.

Jadi.. saya berusaha berkomitmen untuk on track sesuai dengan apa yang sudah saya tuliskan.
Cek in perjalanan mentorship sebagai mentor

Karena berperan pula sebagai mentee, maka tau banget gimana rasanya sulit untuk memulai, program ini membuat empati terasah, walau bukan untuk mencari pembenaran. Untuk memulai, tipsnya sebaiknya mulai dari yang mudah, yang menyenangkan diri, dan dengan progress kecil-kecil, menjadi bersemangatlah kita.

Sebenernya kami belajar bareng tentang Eating Clean, mbak Iqiq partner belajar saya memiliki keinginan untuk cekatan di bidang kesehatan. Beliau ingin konsisten menjalani Eating Clean
Sekilas gambarannya
Mbak Iqiq dalam 1-2 bulan ingin berada di titik membiasakan diri untuk meninggalkan junkfood, makan malam sebelum jam 6 sore, tidur malam sebelum jam 10 malam. Dalam 1-2 tahun kedepan sampai pada titik mampu menyediakan makanan sehat untuk keluarga, menambah olahraga selain 10 km step cardio, makan berkesadaran, makan yang menutrisi tubuh, bukan merusak. Pada akhirnya akan berada di titik punya catering makan sehat untuk membantu teman yang punya keterbatasan waktu dan tenaga, menjadi mentor dalam melakukan pola hidup sehat secara menyeluruh tanpa bayaran.

Dalam check in-nya mbak Iqiq menyampaikan masih perlu untuk mengatur jadwal ketemu, dan disepakati hari Senin dengan jam yang fleksibel.

Melihat kembali plan di minggu pertama diantaranya:
Mengurangi frekuensi beli makan di luar, menyajikan sayuran tiap kali makan, mengurangi konsumsi makanan manis, membatasi jam makan yaitu dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, menyediakan cemilan sehat, jalan pagi 5 km sehari dan cardio. Yang belum bisa dilakukan adalah menyediakan sayur setiap kali makan, jalan pagi, cardio. Karena kondisi saat ini yang kurang memungkinkan untuk sering ke pasar membeli sayur, mbak Iqiq memikirkan cara bagaimana jika menanam sayuran sendiri. Untuk olahraga masih terkendala dengan anak yang tidak ada yang menjaga karena suami sudah aktif bekerja di kantor kembali, setelah sebelumnya kerja di rumah (WFH).

Walau ada beberapa yang belum dikerjakan, semoga masih tune-in dengan goal dan planningnya.

Mbak Iqiq, sudah membuat goal dan planning dengan baik dan sungguh-sungguh, semoga bisa juga dieksekusi dengan baik, tetap on track, dan komitmen dengan apa yang telah dituliskan. Semoga jika simulasi di satu bidang ini bisa berhasil, bisa mengulang keberhasilannya di bidang lain. Komunikasi dengan mbak Iqiq juga lancar saja, messenger aktif dan cepat responnya.

Selama mentoring ini bener-bener saya juga baru belajar bagaimana menjadi mentor dan mentee yang baik. Dan selalu butuh masukan. Mungkin saat ini kondisi kesibukan masing-masing jadi belum bisa saling memperhatikan dengan intensif. Kami saling terbuka seandainya merasa ada yang kurang cocok dapat menyampaikannya dengan baik. Dan demi kenyamanan bersama kami tindak lanjuti bersama juga.

Semoga mbak Iqiq akan sampai pada titik dimana mbak Iqiq merasa itu adalah titik suksesnya. Aamiin..

Bismilah, semoga tetap semangat dan semakin baik dari hari ke hari.

#jurnalminggukeempat
#tahapkupu-kupu
#bundacekatan1
#institutibuprofesional







Sunday, June 7, 2020

Mentoring 3 Membuat Tujuan dan Rencana


Jujur, ada rasa pengen mundur dari kelas ini, serasa tidak siap dan amburadul, banyak sekali hal-hal yang baru yang ingin dipelajari. Merasa tidak tune in dengan segala macam tahapan ini. Mengerjakan dengan terpaksa, hanya karena deadline, mengerjakannya hanya karena tidak enak dengan mentor atau mentee. Merasa tak sanggup jadi mentor, ga tau harus bagaimana menjalani menjadi mentor yang baik. Serasa banyak sekali yang harus dikerjakan yang menjadi prioritas pertama, yang akhirnya doing nothing.

Banyak hal negatif lainnya yang bersliweran.
Saatnya harus mengatakan “cancel, cancel go away..”

Bismilah dengan nama Allah aku mengerjakan ini, aku ingin hidupku lebih baik, aku ingin hidupku sesuai kemauanMu menciptakan aku. Aku berusaha untuk itu, kalau tidak karena Engkau untuk apa aku bersusah payah begini. Cara yang sudah pernah “works” di orang lain semoga bisa “works” juga di diri ini. Hanya di bidang yang berbeda, di bidang masing-masing.

Bismillah Bismillah Bismillah

Ya Allah beri aku banyak energi positif juga keberkahan dalam ilmu yang sedang aku pelajari. Jangan sampai hal ini menjadi sia-sia. Dalam perjalanannya aku memohon tetapkan hati dan jiwa ini untuk niat karena Engkau, dan aku yakin Engkau akan memberikan petunjuk dan bimbingan untuk hidupku di sepertiga terakhir umurku. Karena aku memintanya dan mengusahakannya. Aku ikhlas dan aku pasrah ya Allah..aku ikhlas dan aku pasrah..

Bismilaah, aku mohon tuntun dan temani aku dalam menuliskannya. Aku titip semua hal diluar kemampuanku hanya kepadaMu.

Setelah sekitar 2,5 sampai 3 jam, memahami kembali rekaman live Bu Septi di FBG Bunda Cekatan, pelan-pelan akhirnya paham maksudnya dan Alhamdulilah ya Allah aku sudah selesai menuliskannya, terimakasih ya Allah..

 




 

Ada banyak yang belum tertulis, misalnya target-target mendampingi atau sebagai fasilitator proses belajar untuk anak di rumah, membuat portofolio mereka, dan banyak lagi. Terkait hobby baru saya yaitu motret. Asyiiikkk….

Jadi intinya adalah darn tahap sebelumnya sudah menghasilkan mindmap, dari mindmap itu dijabarkan lagi menjadi bidang apa kita ingin cekatan di dalamnya. Misal kalau saya bidang komunikasi, kesehatan, manajemen. Jabarkan masing-masing bidang mengenai tujuannya “Pada akhirnya saya akan berada di titik ini”, bisa dibilang ini tujuan jangka panjang, dengan deadline kita tentukan berdasarkan seberapa besar penilaian kita terhadap diri sendiri. Sedangkan tujuan jangka pendeknya bisa dengan menentukan hal berikut: 

“Dalam 1-2 bulan saya berada di titik ini”
“Dalam 1-2 tahun saya berada di titik ini”

Untuk mencapai tujuan tersebut langkah-langkah yang diambil harus nyata. Setiap tahapan tujuan, identifikasi keterampilan apa saja yang harus dilakukan dan dikuasai. Lakukan dengan komitmen, konsisten, dan disiplin. Utamakan melibatkan Allah dalam setiap langkah.

Kemudian di minggu ketiga ini, sebagai simulasinya ambil satu saja bidang yang menjadi prioritas. Kerjakan sampai tuntas, tentu saja kemungkinan belum tuntas di kelas bunda cekatan ini, namun kita sudah mengetahui gambaran yang akan dikerjakan. Konsultasikan dengan mentor kita untuk mendapatkan feedback atau masukan yang baik. Batas waktu bunda cekatan ini adalah 8 minggu. Sekarang berada di minggu ke-3 sedangkan minggu ke-4, akan ada lagi materi baru terkait mentoring. Selain menjadi bekal diri sendiri, belajar di bunda cekatan ini juga menjadi bekal untuk mendampingi anak-anak di rumah.

Jadi untuk rencana dan langkah-langkah sesuai mindmap saya sudah tertulis pada lampiran, saya telah mengkomunikasikannya dengan mentor saya. Jika ada masukan dari mentor saya akan saya report pada jurnal saya berikutnya. Dan ada juga report dari mentee tentang rencananya mempraktekkan eating clean secara keseluruhan. Secara umum audah lengkap sekali yang akan dilakukannya, dimulai dengan hal yang mudah dan dilakukan secara terus menerus, setahap demi setahap. Semoga sukses programnya yaa partner belajarku.

#jurnalmingguketiga
#tahapkupu-kupu
#bundacekatan1
#institutibuprofesional

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...