Sunday, June 14, 2020

Mentorship 4 Check In

Di pekan ke-4 ini adalah pekan yang pas untuk melakukan check in bagi mentor dan mentee. Apa saja yang dilakukan saat check in?

Update situasi perkembangan mentorship.
Apakah akan ada perubahan atau lanjut seperti rencana sebelumnya?
Apakah perlu mengatur jadwal pertemuan?
Bagaimana tentang kenyamanan berkomunikasi, kejujuran, keterbukaan dalam mentorship ini?
Aktifkah menjalankan peran masing-masing? Jika sebagai mentor, menyiapkan poin yang diprioritaskan untuk dibahas, jika sebagai mentee aktif dalam mengerjakan apa yang telah menjadi goalnya. Bagaimana fokus dan keseriusannya dalam menjalankan program mentorship ini?
Bagaimana masing-masing dapat mengevaluasi hal-hal yang terjadi?
Begitulah kira-kira tahap mentorship pekan keempat.

Ok, kita mulai..

Cek in perjalanan mentorship sebagai mentee.

Saya menyadari bahwa sepertinya saya ini bukan mentee yang baik, walau sudah merancang goal, dan rencana tapi untuk eksekusinya masih belum bisa berjalan dengan baik. Saat ini kesibukan bukan tentang hal komunikasi khususnya podcast, tapi malah tertarik belajar baking dan fotografi bareng anak, karena si anak lagi seneng baking dan saya sedang mengenal dunia baking dan fotografi yang dulu semasa kecil saya inginkan. Dan saya pun jadi tune in dengan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Sementara bidang komunikasi ini saya butuh banget dan perlu upgrading diri. Klo boleh dinilai saya sedang off track, ternyata kembali lagi ke on track itu butuh energi lagi.

Aku merasa belum dapet feelnya di bidang komunikasi ini..

Gimana caranya kembali?

Melihat lagi saat itu saya menetapkan komunikasi adalah hal yang penting untuk menjadi prioritas. Dengan alasan, karena bagaimana caranya berbagi atau menyampaikan ide-ide jika komunikasi masih kurang terlatih. Dan saya memilih podcast sebagai media belajar saya.

Komitmen:

Untuk sebuah hal yang sudah saya tuliskan, bismilah saya akan mulai belajar tentang seluk beluk podcast, berusaha menemukan hal menarik di dalamnya seperti saya menemukan hal yang menarik saat belajar baking dan fotografi. Saya pernah baca cerita orang yang belajar otodidak, gagal coba lagi, gagal coba lagi, tanpa menyerah, bisa kok jadi sukses dan bermanfaat buat orang banyak. Mungkin kalau dia berhenti saat gagal yang pertama dia tidak akan jadi apapun selain meratapi dirinya menjadi orang yang gagal. Semoga saya bisa untuk pantang menyerah.

Jadi.. saya berusaha berkomitmen untuk on track sesuai dengan apa yang sudah saya tuliskan.
Cek in perjalanan mentorship sebagai mentor

Karena berperan pula sebagai mentee, maka tau banget gimana rasanya sulit untuk memulai, program ini membuat empati terasah, walau bukan untuk mencari pembenaran. Untuk memulai, tipsnya sebaiknya mulai dari yang mudah, yang menyenangkan diri, dan dengan progress kecil-kecil, menjadi bersemangatlah kita.

Sebenernya kami belajar bareng tentang Eating Clean, mbak Iqiq partner belajar saya memiliki keinginan untuk cekatan di bidang kesehatan. Beliau ingin konsisten menjalani Eating Clean
Sekilas gambarannya
Mbak Iqiq dalam 1-2 bulan ingin berada di titik membiasakan diri untuk meninggalkan junkfood, makan malam sebelum jam 6 sore, tidur malam sebelum jam 10 malam. Dalam 1-2 tahun kedepan sampai pada titik mampu menyediakan makanan sehat untuk keluarga, menambah olahraga selain 10 km step cardio, makan berkesadaran, makan yang menutrisi tubuh, bukan merusak. Pada akhirnya akan berada di titik punya catering makan sehat untuk membantu teman yang punya keterbatasan waktu dan tenaga, menjadi mentor dalam melakukan pola hidup sehat secara menyeluruh tanpa bayaran.

Dalam check in-nya mbak Iqiq menyampaikan masih perlu untuk mengatur jadwal ketemu, dan disepakati hari Senin dengan jam yang fleksibel.

Melihat kembali plan di minggu pertama diantaranya:
Mengurangi frekuensi beli makan di luar, menyajikan sayuran tiap kali makan, mengurangi konsumsi makanan manis, membatasi jam makan yaitu dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, menyediakan cemilan sehat, jalan pagi 5 km sehari dan cardio. Yang belum bisa dilakukan adalah menyediakan sayur setiap kali makan, jalan pagi, cardio. Karena kondisi saat ini yang kurang memungkinkan untuk sering ke pasar membeli sayur, mbak Iqiq memikirkan cara bagaimana jika menanam sayuran sendiri. Untuk olahraga masih terkendala dengan anak yang tidak ada yang menjaga karena suami sudah aktif bekerja di kantor kembali, setelah sebelumnya kerja di rumah (WFH).

Walau ada beberapa yang belum dikerjakan, semoga masih tune-in dengan goal dan planningnya.

Mbak Iqiq, sudah membuat goal dan planning dengan baik dan sungguh-sungguh, semoga bisa juga dieksekusi dengan baik, tetap on track, dan komitmen dengan apa yang telah dituliskan. Semoga jika simulasi di satu bidang ini bisa berhasil, bisa mengulang keberhasilannya di bidang lain. Komunikasi dengan mbak Iqiq juga lancar saja, messenger aktif dan cepat responnya.

Selama mentoring ini bener-bener saya juga baru belajar bagaimana menjadi mentor dan mentee yang baik. Dan selalu butuh masukan. Mungkin saat ini kondisi kesibukan masing-masing jadi belum bisa saling memperhatikan dengan intensif. Kami saling terbuka seandainya merasa ada yang kurang cocok dapat menyampaikannya dengan baik. Dan demi kenyamanan bersama kami tindak lanjuti bersama juga.

Semoga mbak Iqiq akan sampai pada titik dimana mbak Iqiq merasa itu adalah titik suksesnya. Aamiin..

Bismilah, semoga tetap semangat dan semakin baik dari hari ke hari.

#jurnalminggukeempat
#tahapkupu-kupu
#bundacekatan1
#institutibuprofesional







No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...