Wednesday, June 21, 2017

Mudik..teteep bawa buku

Bismillah berangkat mudik..
Anak-anak dipersilakan membawa barang yang diinginkan, boneka, mainan, alat-alat decoupage, alat rajutan dan lain-lain dalam ranselnya masing-masing. Tidak ketinggalan buku yang sedang dibaca saat ini oleh salah satu anak saya Nisa. Biasaa serial bumi, bulan, matahari, now bintang dan next komet, dari penulis favoritnya  Tere Liye. Barang-barang yang dibawa yang penting tidak terlalu banyak dan berat.

Ternyata temen-temen sekelasnya bergiliran membaca novel serial Tere Liye milik Nisa. Kalau temannya sedang main ke rumah, selalu menceritakan kembali apa yang telah dibacanya. Saya belum kesampean untuk baca novel itu, pernah baca yang serial anak mamak, seperempat buku yang judulnya Eliana. Asyik banget kalau kita ceritakan kembali bersama anak. Seru rasanya.. 

Iyaa... saya setuju bahwa buku dapat membantu mengeratkan hubungan antara ibu dan anak. Jadi tidak kehabisan bahan obrolan, tidak melulu nasehat atau perintah..

Tuesday, June 20, 2017

Sebuah pertanyaan

Membaca literasi ataupun membaca tanda-tanda, membaca situasi, membaca keadaan, membaca apapun, harus distimulasi dengan baik. Sudah menjadi kebutuhan kita akan membaca literasi, baik itu yang berasal dari media buku, media sosial, media elektronik dan lain-lain. Tanpa membaca, pikiran akan menjadi sempit dan sibuk dengan hal yang kurang penting. Lebih jauh, tanpa membaca kita tidak bisa mengenal diri sendiri dan Allah.

Membaca literasi bisa distimulasi dengan bermacam cara, diantaranya seperti yang pernah di ulas di IIP, dengan pohon literasi, dengan dibacakan dongeng terlebih dahulu, membaca bersama, dan memberikan teladan buat anak, artinya mulailah dari diri sendiri. Lalu bagaimana menstimulasi  membaca seperti yang dimaksud dalam surah Al-Alaq dalam Al-Quran? 

#tobecontinued

Catatan membaca Nisa

Nisa masih on process baca buku Bintang-nya Tere Liye. Suatu saat akan saya todong untuk memceritakan garis besar novel bumi, bulan, matahari, bintang dan next komet.

Monday, June 19, 2017

Stimulasi menulis anak, melalui coret-coret tembok

Bisa membaca belum tentu memahami makna. Bisa menulis (huruf) belum tentu bisa menulis karya.

Menurut yang saya pelajari di IIP-nya bu Septi Peny Wulandani, tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya adalah sebagai berikut

a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)

Tahap-tahap keterampilan bahasa jangan sampai terlewat, jika terlewat tahap sebelumnya, maka akan kesulitan dan tidak sempurna di tahap selanjutnya.

Maka kita lihat kembali pentingnya membaca dalam hidup kita adalah sebagai sarana mengenal Allah dan mengenal diri kita sendiri.

Dalam tahap menulis yang saya pelajari di IIP adalah bisa dengan memberikan ruang berupa satu bidang tembok untuk coret-coret, dimana anak-anak bebas menuangkan ide, dalam bentuk tulisan atau gambar.

Kami memiliki tembok yang diperkenankan untuk dicoreti sesukanya, ada gambar, ada sedikit tulisan. Walaupun tetap kurang konsisten tapi semoga saja dapat menstimulasi kemampuan menulisnya.

Sedangkan pohon literasi kami masih belum terlalu banyak daunnya. Perlu konsisten dan disiplin untuk membaca sehingga merimbunkan daun-daunnya. 

 Tembok coret-coret

Saturday, June 17, 2017

Cerita tentang gen halilintar versi Nisa

Nisa pengen bercerita tentang buku yang dibacanya.. ini tentang gen halilintar yang selalu menjadi topik pembicaraan dengan adik-adiknya. Bahkan dia hafal dengan 11 orang nama anak-anak gen halilintar. Kita tunggu ceritanya. Sepertinya saat ini masih asyik membaca.

To be continued

Friday, June 16, 2017

Menjalani tahap-tahap agar anak suka membaca


Kemampuan bernarasi baik lisan ataupun tertulis perlu terus dilatih.

Tahapan-tahapan yang harus dilewati agar anak memiliki kemampuan bahasa menurut pengalaman ibu Septi Peny Wulandani
1. Tahap mendengar.
2. Tahap berbicara
3. Tahap membaca
4. Tahap menulis

Jika saat ini anak kita masih belum dapat dimengerti cerita secara lisan dan tulisannya kemungkinan kita orang tua melewatkan tahapan berlatih mendengar. Kurang dibacakan cerita, kurang diajak berkomunikasi, mungkin juga kurang silaturahmi. Kita orang tua melewatkan tahap berbicaranya, melewatkan tahap membaca dengan tujuan SUKA membaca, sehingga belum bisa  menghasilkan tulisan. Dan tahap selanjutnya dapat berjalan baik dengan catatan tahap sebelumnya terlewati dengan baik juga. 

Ada baiknya mundur sejenak untuk menemaninya mencapai kemampuan bahasa yang optimal.

Berikut cuplikan cerita dari mitha yang saya tulis langsung. Mitha menceritakan kembali youtube yang ditontonnya. 

-----
Nenek pelihara anjing warna hitam, dikasih makan, ada org rambut panjang lewat pake sepeda. Digonggong terus sama anjingnya habis itu nenek yang melihara anjing itu sakit di bawa kerumah sakit . Anjingnya padahal mau ikut nenek itu, tapi nggak dibolehin sama dokternya.

(Lanjutannya ditulis oleh Tiara, umur 10 tahun)

Anjing hitamnya kelaparan di pinggir jalan .
Setiap  pagi si anak itu ngasih makan anjingnya. Lama lama anak itu melihara anjing itu. Anjingnya itu bernama olieng.
Setiap hari anak itu memberi makan , bercanda canda, dan bermain dengan anjing itu.

Biasanya kalau sekolah olieng harus menunggu di tempat penunggu bis.
Sampai anak itu datang.
Tapi , pada suatu saat si anak sekolah, si olieng hilang dari tempat penunggu bis.
Dan anak itu menemukan anjingnya mati di keramaian orang orang.

Si anak pun menagis dan langsung membawa olieng ke tempat dokter tapi ternyata tempat dokternya lagi tutup.
Jadi saking sedih nya  si anak itu, jadi dia gedor gedor pintu dokter yang tertutup.
Pada saat itulah terakhir kali nya si anak itu melihat anjingnya, olieng.
Setelah kejadian itu si anak itu ingin menjadi dokter .
----
Demikian, masih banyak yang harus dibenahi, terutama diri ini yang harus peka terhadap perkembangan bahasa anak-anak.

Thursday, June 15, 2017

Jika Pillow Talk tak seindah yang dibayangkan

Hampir setiap malam Deny dan Ike berselisih karena sesuatu yang tidak jelas. 

Malam menjelang tidur, Ike galau menunggu suaminya, Deny, di tempat tidur. Ike berusaha konsentrasi membaca buku yang ada di hadapannya dan kadang-kadang bermain gadget, sedangkan Deny menunggu juga di ruang tengah sambil nonton televisi, yaah sama-sama menunggu dan tidak ada yang memulai untuk mengobrol. Maksud Ike, pengen mengobrol bersama suaminya di tempat tidur yang biasa dikenal dengan istilah Pillow Talk.

 Ike males datang ke ruang tengah, kenapa? karena disitu ada televisi yang memecah konsentrasi mengobrol. Sementara Deny tetep berada di tempatnya. Belakangan setelah semuanya dibicarakan, baru ketahuan kalau Deny akan pergi ke tempat tidur kalau sudah ngantuk dan pasti akan tidur, klo mau mengobrol ya di ruang tengah, pikirnya. Otomatis harus bareng sama televisi juga. Karena ternyata Deny itu sejak dulu di keluarganya, kalau mengobrol bareng keluarga, bapak, ibu dan saudara-saudaranya, itu tidak pernah berhadapan satu sama lain, tapi sama-sama menghadap televisi sambil nonton dan sambil ngobrol. Kalo obrolan lebih seru, televisi dicuekin, klo ngobrol kurang seru yaa nonton televisi jadinya. Atau kalo sedang perjalanan ke luar kota, sama-sama menghadap ke depan jalan, jadi deh obrolannya. Kerap kali mereka lumayan sukses kalau ngobrol di mobil.

Sementara Ike, sang istri, kalau malam menjelang tidur pengennya meniadakan televisi kemudian bersama suaminya Deny mengobrol berdua. Bagi Ike televisi itu penganggu dan membuatnya tidak didengarkan. Perbedaan ini yang membuat Ike  tidak pernah klop dan selalu terjadi miskomunikasi antara mereka.

Benarkah Pillow Talk tak seindah yang dibayangkan?

Kalau menyimak cerita di atas belum nyampe ngerasain Pillow Talk malah udah miskomomunikasi

 Apa itu Pillow Talk?

 Kalau kita cek dengan mesin pencari, dengan mudah menemukan artinya, namun Pillow Talk menurut yang saya pahami adalah bincang-bincang ringan antara suami istri menjelang tidur tentunya di tempat tidur tujuannya agar semakin dekat secara fisik dan hati. Inti dari Pillow Talk adalah komunikasi dengan pasangan. Pasangan yang sudah seharian tidak bertemu, suami yang sibuk kerja, istri yang sibuk dengan anak-anak, mengurus rumah, atau sibuk karena ada kegiatan lain di luar rumah, menyebabkan tidak ada waktu buat mereka untuk mengobrol. Buat pasangan yang seperti ini Pillow Talk bisa menjadi solusi buat keduanya.

 Pillow Talk hanya salah satu cara berkomunikasi

 Komunikasi dengan pasangan selalu menjadi topik sehari-hari, sumber perselisihan dan sumber kebahagiaan juga buat suami dan istri. Menjadi sumber perselisihan jika suami istri sama-sama tidak mengerti maksud komunikasi masing-masing dan tidak ada yang bersedia untuk meluruskannya. Menjadi sumber kebahagiaan jika suami istri lancar berkomunikasi, pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.


Apa yang seharusnya dilakukan Ike dan Deny agar Pillow Talk mereka berakhir indah?

 

Paling tidak diantara keduanya saling memahami kebutuhan masing-masing dan kebutuhan pasangannya. Simak yaa, inilah yang paling tidak, bisa dilakukan. 

1. Sebelumnya ada kesepakatan di awal tentang ini.

 Ada kesepakatan khusus antara istri dan suami, bahwa sebaiknya menikmati dulu paling lama 1 jam untuk mengobrol bareng yang ga jelas. Bukan yang berat-berat apalagi membahas visi misi. Hehehe

2. Suami istri tidak perlu terlalu memiliki harapan yang tinggi terhadap situasi saat menjelang tidur

 Kondisi suami istri tidak selalu sama. Istri terkadang sedang fit, tidak ngantuk dan sedang ingin untuk bercerita panjang lebar tentang kondisi anak-anak hari ini dan apapun yang menarik. Harapan seorang istri tentunya ingin berintim-intim dengan suami setelah seharian di tinggal kerja. Waktu terbaik menurut  istri bisa berbeda dengan suami. Persepsi istri, Pillow Talk itu menyenangkan dan mengakrabkan dengan pasangan.

Gimana dengan suami?

Versi suami kebanyakan kerja itu capek dan pulang ke rumah adalah waktunya tiduuur..jangankan Pillow Talk, senyum aja dan sekedar menyapa seperti sudah terlalu lelah. Wajar saja ini terjadi. Mungkin suami beranggapan istri harus mengerti kondisinya yang capek. Harapan suami itu, istri selalu tersenyum menyambut suami pulang, cerah ceria, bercerita yang ringan sukur-sukur cerita lucu tentang anak-anak. Tapi kadang istri tak selalu bisa begitu. 

Jadi berdamai dengan kondisi pasangan mungkin lebih membuat situasi terkendali. Perlu keterampilan untuk dapat berdamai dengan situasi kondisi yang tak nyaman.

 3. Beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.

 Membayangkan Pillow Talk yang menyenangkan, siapa yang tak ingin menikmatinya. Mungkin kebutuhan ini lebih ke istri karena adanya  kebutuhan untuk mengeluarkan kata-kata. Sementara suami ingin segera istirahat jika sudah sampe rumah, "mengobrol bisa kapan-kapan laah.. kaya ga ada waktu lain aja.." mungkin begitu pikirnya. Jangan sampai memaksakan ingin mengobrol jika kondisi tidak memungkinkan, tunda sejenak atau beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.

4. Mencari Alternatif cara mengobrol yang lain

Tidak harus Pillow Talk. Kalau salah satu merasa keberatan sebaiknya  dicari cara mengobrol yang lain yang sama-sama senang dan happy menjalaninya. Kalau kita lihat cerita di atas sepertinya tidak nyambung antara keinginan suami dan istri, istri ingin mengobrol di tempat tidur, sementara suami ingin mengobrol di ruang tengah. 

5. Perlunya mengkomunikasikan sesuatu dengan lugas dan jelas.

 Istri menyampaikan pesan terhadap orang lain dalam hal ini suami, maka istrilah yang bertanggungjawab terhadap tersampaikannya pesan dengan baik. Jika suami tidak mengerti apa yang dibicarakan istri, maka istri harus mengubah strategi berkomunikasi. Begitu juga sebaliknya.

 Adakah cara lain?

 Jika tidak dengan Pillow Talk, masih banyak cara lain berkomunikasi, dan cara mengobrol yang enak, yang terpenting kenali terlebih dahulu kemauan masing-masing dan diskusi bersama di waktu yang pas. Bisa juga dengan nge-teh bareng, sholat berjamaah, selama dalam perjalanan atau saat kondisi tubuh sedang fit. Jadi andaikan Ike dan Deny tidak menemukan keasyikan dengan Pillow Talknya.. please carilah cara lain untuk happy bareng.

 Bagaimana Rasulullah memberikan teladan?

 Dalam sebuah hadits menyebutkan,

“(Suatu malam) aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam). Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa saat kemudian beliau tidur” (Hadits Riwayat Al-Imam Bukhori)

Hadits lain menyebutkan,

“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari) 

Demikianlah rosul memberi teladan bahwa rasul pun melakukan bincang-bincang dengan istri beliau. Baik pada saat menjelang tidur  atau pada saat yang lain. Mengobrol atau bencengkerama dengan pasangan memberikan banyak manfaat dan merekatkan hubungan antara suami dan istri. Dan banyak cara mengobrol, Pillow Talk hanya salah satunya, jangan berkecil hati jika tak seindah yang dibayangkan..

 


Tiara bernarasi

“Ayo kakak, ceritakan ke bunda apa yang sudah dibaca" 
"Yeeaay.. iyaa bunda..Tapi sebentar bun, mau di refresh dulu.." 
"Baiklah, Kak”
 
Judulnya Si Itik Buruk Rupa

Ada itik yang mengerami telurnya, semua sudah menetas kecuali 1 telur yang agak keras dan lebih besar cangkangnya. Ada itik lain yang mengira bahwa telur yang belum menetas itu adalah anak kalkun. Tak berapa lama telur terakhir menetas, dan dia bukan kalkun, namun bulunya hitam dan badannya besar, dia dianggap itik buruk rupa. Itik buruk rupa dibully oleh sekitarnya termasuk induk dan saudara2nya. Akhirnya dia pergi dari induknya dan menuju rawa-rawa tinggal bersama itik liar. Ternyata di rawa itu banyak pemburu dan anjingnya. Itik buruk rupa lepas dari pemburu dan anjingnya. Kemudian si itik buruk rupa pergi ke pondok yang kumuh. Dan masuk ke pondok tersebut, sampai bertemu kucing yang dapat mengalirkan listrik, ayam yang bisa bertelur. Kucing mendengkur dan ayam berkokok. Datanglah nenek pemilik pondok, karena nenek itu rabun matanya, melihat itik tersebut seperti melihat burung yang sangat cantik yang bisa bertelur. Itik buruk rupa pun mempunyai keahlian khusus seperti halnya kucing dan ayam. Itik buruk rupa keluar pondok dan berenang terus sampai musim dingin. Dan dia tidak sadar air telah menjadi es, si itik terperangkap.

Ada pemahat yang menolong si itik

Dan tidak bisa keluar dari air itu. Si itik buruk rupa pun hanya bisa pasrah, sampai ada yang mau menolongnya. Setelah beberapa waktu kemudian akhirnya ada orang pemahat yang membawa alat pemahat es yang berat. Dan saat pemahat es itu melihat si itik itu terperangkap di permukaan es yang membeku, langsung saja pemahat es itu menolong itik itu dengan alat pemahat nya.

Itik pun bersyukur karena bisa selamat dari dinginnya air yang membeku. Lalu pemahat es itu langsung membawanya ke rumahnya yang hangat. Di dalam rumah itu ada keluarga si pemahat es itu. Ada istrinya dan dua anaknya. Kedua anaknya itu selalu memegang bulu itik itu akan tetapi si itik tidak menyukainya sehingga ia terbang dan mendarat di panci berisi susu sampai susu yang ada di dalam panci itu tumpah dan si itik buruk rupa itu berlari lagi ke mangkok kecil yang berisi mentega dan si itik loncat lagi ke kantong berisi tepung!

Wah coba bayang kan bagaimana suasananya! Sang istri berteriak karena si itik buruk rupa telah mengotori rumahnya. Sang istri mencoba untuk memukul itik itu , sementara anak anaknya ingin menangkap itik itu. Dan akhirnya si itik buruk rupa pun keluar dari rumah pemahat es dengan ngos- ngosan.

Si itik pun telah dewasa

Setelah itu si itik buruk rupa berlari lagi entah kemana dan si itik itu tinggal di suatu tempat sampai musim panas tiba. Sampai ia melihat danau yang jernih. Dan sekarang si itik buruk rupa sudah besar dan dewasa. Karena haus, ia pun meminum air danaunya yang jernih. Si itik melihat ada sekelompok angsa yang cantik. Akan tetapi angsa itu tidak melihat itik itu dengan heran, seperti itik yang ada di rawa-rawa dulu. Si itik itu pun bingung, yang penting si itik buruk rupa itu bisa meminta minum di danau yang jernih itu. Dari sekelompok angsa itu ada yang berkata "Apakah kamu mau menjadi kelompok kami di sini?"

Si itik buruk rupa pun menjawab "Bagaimana bisa kalian menerima ku karena aku ini kan jelek!" Sekelompok angsa pun bingung dan bertanya tanya "Jelek? Apanya yang jelek?" Itik pun melihat dirinya di pantulan air danau. "Wow..!" 
Ternyata si itik buruk rupa itu telah menjadi angsa yang cantik seperti mereka! Itik yang dulunya buruk rupa sekarang telah menjadi angsa cantik. Ia pun saaaaangat bahagia dan langsung menjadi anggota dari mereka.

Setelah beberapa waktu kemudian Ada beberapa anak anak yang berkata " hey ! Ada apa di sana! Itu adalah angsa kita yang baru! Waah cantik sekali!". Si itik buruk rupa yang sekarang menjadi angsa yang cantik itu , sangat senang mendengar ucapan mereka itu...

(Seperti yang dituturkan oleh Mirza Mutiara Hanifa, sebagian dia ceritakan bebas, sebagian lagi dia tuliskan langsung dengan sedikit mengedit)

Kesimpulan

Jika kita melihat cerita tersebut anak itik itu dianggap berbeda dan dikucilkan karena sebenarnya dia bukan itik, tapi dia adalah angsa. Angsa berbeda dengan itik, biarkan dia tumbuh sebagai angsa.

Pelajaran yang bisa diambil dari cerita itu

Bersabarlah dengan kondisi dimana lingkungan menghina dan melecehkanmu, tetaplah berkarya dan asah kepribadianmu sebaik-baiknya. Pada saatnya nanti mereka akan melihat dirimu yang sebenarnya. Lingkungan bahkan orang tua sering menganggap anak yang berbeda adalah anak bodoh dan menyusahkan. Buat orang tua harap bersabar, tetap sayangi anak dengan perbedaannya. Atau orang tua akan menyesal nantinya.

Wednesday, June 14, 2017

Mitha.. ayo bunda bacain cerita yaa...

Bunda: "Mitha, ayo baca buku.."
Mitha: "Ayo.., tapi mitha maunya buku yang kecil-kecil aja"
Bunda: "Buku ini aja yaa, (sambil menunjuk buku kumpulan dongeng, Hans Christian Andersen)"
Mitha: "Ga mau, mitha mau yang ada gambarnya"
Bunda: "Bunda bacain dulu ya.., ini ceritanya bagus, mitha dengerin aja ya.."
Mitha: "Iyaa deh"


Sepenggal dialog membujuk mitha untuk mau dibacakan buku yang tebal. Mulailah membaca, salah satu cerita di dalamnya yang judulnya "Kisah seorang anak yang menginjak roti". Eh ternyata dia suka ceritanya dan terlihat menikmati alur ceritanya. Banyak pelajaran di dalam cerita itu, ada hal positif dan negatif. Mitha yang 6 tahun bisa menyebutkan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.
 
Dari dialog di atas, anak-anak perlu diperkenalkan buku-buku yang berjenis Living Book, yaitu buku-buku yang memiliki keindahan bahasa, keindahan cerita dan terdapat banyak hikmah yang terkandung. Semacam kisah-kisah Nabi dan Rasul adalah Living Book yang sangat perlu kita perkenalkan kepada anak-anak. Agar menjadi teladan buat mereka.
 
Mengapa Living book? 
Karena kalau tidak dibiasakan membaca bacaan berbobot, anak-anak akan terbiasa baca buku yang berjenis twaddle atau sangat ringan dan kurang memiliki keindahan bahasa. Ketika saya bacakan cerita, banyak kata-kata baru untuk mitha, nambah lagi kosa katanya. Memang sangat penting banyak membaca itu.
 
Sekarang mitha sering minta dibacakan cerita dari buku dongeng itu..Nanti ada gilirannya dia akan menceritakan kembali apa yang sudah pernah didengarnya.


Beberapa waktu yang lalu, sudah pernah mencoba membaca buku dongeng itu sebanyak 5 lembar. Padahal buku itu tulisannya lumayan kecil dan sangat membosankan karena tidak ada gambar sama sekali, alhamdulilah dia sudah mau, walaupun belum bisa sepenuhnya menangkap maknanya, ini PR lagi buat saya..


Semangaat....

Tuesday, June 13, 2017

Parenting, Never Ending Story

Dalam sebuah kulwap (kuliah via whatsap) oleh ustadz Adriano Rusfi ada salah satu peserta yang bertanya: “Dalam mendidik anak, saya sering bingung karena kebanyakan membaca referensi tentang parenting, Bagaimana sebaiknya?”
Kemudian ustadz menjawab secara singkat bahwa pada dasarnya Allah telah mengilhamkan pada diri kita tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan anak. Bahkan Allah telah mengilhamkan parenting yang berbeda untuk anak yang berbeda, sehingga kita tidak perlu menjadi robot-robot parenting. Yang perlu dilakukan adalah menggali ke dalam diri, membersihkan diri, mengasah intuisi, nurani, dan kepercayaan diri bahwa Allah bersama kita,

Selama ini tema parenting adalah tema yang menarik untuk dipelajari. Merasa diri ini kurang sekali ilmunya, dan ingin lebih baik lagi menghadapi anak. Walaupun prakteknya tidak selalu mudah, perlu perjuangan dan tekad yang kuat. Saya sendiri sedikit demi sedikit mempelajari sambil langsung mempraktekkan pendidikan berbasis fitrah, (fitrah based education). Yang disusun oleh Ustadz Harry Santoso dan Adriano Rusfi. Senada dengan pendidikan berbasis fitrah, saya ikut kuliah online Institut Ibu Profesional, dipandu oleh Ibu Septi Peny Wulandani. Secara detailnya saya sering juga mendengarkan tausiyah ustadz Muhammad Fauzil Adhim. Membaca buku-buku ibu Ida Nur Laela. Ikut belajar bersama Abah Ihsan. Mendengarkan seminar ibu Elly Risman. Dan menyimak program Indonesian strong from home-nya Ayah Edy. Dan banyak buku-buku penunjang lainnya.

Apakah bingung terlalu banyak teori parenting?
Jika sumbernya Al Quran, tidak ada yang bertentangan. Malah sejalur dan saling melengkapi. Jika sumbernya penelitian/research bisa dimungkinkan terjadi pertentangan. Maka kembali ke Al-Quran dan Hadits. Seperti ada anggapan bahwa dilarang memakai kata "jangan" dalam melarang anak, karena anak justru akan melakukan yang dilarang. Namun di Al-Quran banyak sekali dalam mendidik anak dan menasihati anak dipakai kata "jangan" diawali dengan panggilan yang baik kepada anak, dan kata-kata yang lembut.

Contoh yang ada di Surah Luqman : 13 "Ya bunayya la tusyrik billah" Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah.

Sebelum menjalankan semua teori parenting itu sebaiknya kita menyadari bahwa dalam diri orang tua sudah terinstall fitrah keayahbundaan yang diberikan Allah sepaket dengan fitrah yang dimiliki anak. Orang tua lah yang seharusnya paling tahu apa yang diperlukan buat anaknya, dengan catatan orangtua itu sendiri paham akan fitrah yang dimilikinya. Kebanyakan orang tua terlalu sibuk mencari referensi teori parenting di luar sehingga lupa menengok pada dirinya sendiri.

Bagaimana menengok fitrah keayahbundaan pada diri sendiri ini?

Perlu kejernihan pikiran dan mata hati melihat ke dalam diri, pembersihan diri dan mendekat ke Allah, berdoa meminta petunjuk. Masing-masing dari ayah bunda memiliki kelebihan dan kekurangan, punya sesuatu yang suka dan bisa, punya sesuatu yang menjadi passion, punya sesuatu yang unik, yang tidak dipunyai orang tua lain atau keluarga lain. Punya cara mendidik anak yang dapat menentramkan hati. Teori-teori parenting hanya sebagai penunjang, apabila tidak cocok untuk diterapkan, jangan memaksakan, berdoalah kepada Allah, minta yang terbaik untuk anak-anak kita. Pasti Allah akan mengilhamkan cara terbaik mendidik anak versi kita dan cocok untuk anak-anak. Jangan lupa berempati terhadap anak. Juga kepercayaan diri sebagai orang tua perlu ditumbuhkan, Allah tidak akan membiarkan kita sendirian mengurus amanahNya, asal kita pun mau berkomunikasi dengan Allah. Nyambung dengan Allah, menyamakan frekuensi dengan Allah, dengan kata lain selalu berusaha dekat dengan Allah, tidak meremehkan perbuatan maksiat, menganggap enteng janji kepada Allah dan janji kepada diri sendiri.

Lalu mengapa kalau sedang marah menguap deh itu teori parenting ABCDEFG? Dan setelah pelampiasan itu tumpah yang kita rasakan adalah menyesal, berjanji tidak mengulangi kesalahan lagi. Walaupun yang terjadi adalah kesalahan yang berulang. Jatuh ke lubang yang sama.

Lihatlah lagi apakah marah kita itu hanya ilusi?

Ilusi yang dimaksud adalah aktivitas marah-marah ga jelas tanpa sebab, salah sasaran. Lihat ke dalam diri, selami lebih jauh, kenapa kita marah? Apakah kita marah karena masalah hidup kita, marah karena kemiskinan, marah karena orang tua kita, marah karena pasangan, marah karena tumpukan emosi yang sudah mengeras, marah karena sesuatu yang tidak tahu sebabnya apa?


Apakah kita marah karena emosi-emosi yang kita tahan dan akhirnya meledak juga?
 
Apakah layak kemarahan itu kita lampiaskan ke anak? Sedikit saja air minum tumpah, marahnya sudah kaya orang kesurupan dan suara udah setinggi 7 oktaf.. Astaghfirullah…

Sedangkan emosi, baik emosi negatif atau emosi positif (senang, bahagia, gembira, dan lain-lain) diperlukan dalam hidup kita, kalau tidak ada emosi udah kaya zombie jadinya..flat, datar, dan dingin. Emosi negatif bisa marah, kesal, bosan, iri, sedih, dan lain-lain. Tidak apa-apa, akui saja kalau kita marah, kesal, bosan, sedih atau iri. Akui saja dulu, jangan mengingkari. Setelah mengakui terima perasaan itu dan sampaikan dengan baik dan benar.

Misalnya emosi negatif marah. Marah perlu tapi marah yang proper atau layak.

Jadi bagaimana marah yang proper atau layak?

Marah yang baik yang disampaikan dengan tenang, kalimatnya efektif tidak terlalu panjang alias mengomel. Bagaimana marah yang tenang? Kalau sedang di puncak ingin marah, mengubah posisi ke yang lebih rendah, klo sedang berdiri maka duduk, sedang duduk maka berbaring, atau dengan berwudhu. Atau mengambil time out sebentar untuk menenangkan diri, bisa dengan menarik nafas panjang, atau sudah agak lebih tenang tapi belum bisa bicara bisa dilampiaskan dengan menulis. Biasanya pada saat menulis, energi kita yang besar tersalur, terlihat lebih jelas permasalahannya, dan kemungkinan solusi juga sudah nampak atau paling tidak sudah bisa tenang. Setelah tenang kita sudah bisa bicara dengan teratur, dan pemilihan kata yang baik sehingga kalimat yang keluar adalah kalimat yang efektif.

Mengenali emosi diri

Sadari emosi kita sehat atau kurang sehat. Kenali diri baca tanda-tandanya. Lihat wajah kita apakah tampak lebih tua dari umur? Lihatlah foto-foto kita, apakah tampak seperti orang yang memendam perasaan? Lihatlah senyum kita apakah tulus? Apakah senyum kita sekedar menggerakkan bibir tidak menggerakkan hati untuk benar-benar tersenyum? Lihatlah fisik kita, apakah sehat dan baik-baik saja? Apa sering sariawan? Apakah sering pusing? Apa sering mengalami alergi? Apakah punya tumor atau bahkan kanker? Seringkali kita mengkambinghitamkan makanan yang menyebabkan penyakit-penyakit itu. Padahal kemungkinan sebagian besar adalah emosi terpendam dan tertahan bertahun-tahun yang lalu yang menjalar ke penyakit fisik. Hati-hati lho…

Ada pengalaman nyata orang yang mengidap kanker payudara, bisa berkurang sel kankernya setelah dia berhasil mengalahkan egonya untuk memaafkan ibunya. Subhanallah..

Bagaimana jika yang kita sakiti adalah anak-anak kita? Bagaimana jika anak-anak kita yang menyimpan emosi negatif karena kita orang tuanya yang selalu melampiaskan kemarahan kepadanya? Dan bukan hanya penyakit yang akan dideritanya, tapi hidupnya tidak akan bisa dia jalani dengan baik. Tidak menutup kemungkinan dia pun akan melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Karena sudah terrekam ke alam bawah sadarnya.

Teori parenting yang mana yang dipakai?
 
Parenting tak akan pernah ada habisnya untuk digali, pentingnya terus belajar dan keberanian untuk praktek langsung. Saat ini saya sreg dengan home education berdasarkan fitrah, fitrah anak-anak yang telah diinstall oleh Allah, kita orang tua mendampingi anak-anak dalam mengeluarkan potensi yang dipunyai anak dan memunculkan peran apa yang akan dimainkan dalam kehidupan ini, yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Allah, baik bagi orang tua maupun anak itu sendiri. Meyakini bahwa bersama Allah kita akan mampu melewatinya. Aamiin..

Giliran Nisa bernarasi

Hari ini giliran nisa yang menceritakan buku yang dibacanya, judulnya " Ayahku bukan pembohong " ~Tere Liye

"Dalimunte tidak percaya cerita ayahnya, karena ceritanya kurang masuk akal, yang diceritakan ayahnya tentang seorang bintang dibidang olahraga. Anak-anak Dalimunte senang sekali mendengar cerita ayah Dalimunte. Tapi karena hari sudah malam, anak-anak diminta untuk tidur. Istri Dalimunte ingin ayah dalimunte tetap tinggal di rumah karena kasihan ayahnya Dalimunte tidak mempunyai tempat tinggal. Namun Dalimunte tidak berkenan ayahnya tinggal di rumahnya, karena jadwal belajar dan kegiatan anak-anaknya menjadi kacau. Ayah Dalimunte, memberikan syarat jika para cucu ingin mendengarkan cerita, harus mengerjakan kegiatan sehari-hari terlebih dahulu.

Dan akhirnya ayahnya Dalimunte dan Dalimunte diskusi tentang cerita yang diceritakan kepada para cucu. Apakah benar-benar terjadi?

Dalimunte keberatan karena ayah asyik bercerita kepada anak-anak, mereka menjadi tidak mau sekolah. Ayah dalimunte diminta pergi dari rumah. Anak-anak Dalimunte tetap tidak mau sekolah dan ingin ayah dalimunte kembali.

Dalimunte mencari lewat google asrama yang pernah ditempatinya untuk mencari ibunya, namun tidak ketemu, akhirnya search nama ibunya. Yang kata ayah dalimunte ibunya adalah artis, dan dalimunte percaya cerita ayahnya tentang ibunya, setelah menemukannya di internet.

Tak lama terdengar kabar dari teman dekat ayah Dalimunte, ayah dalimunte pingsan di pemakaman ibu Dalimunte. Kemudian ayah Dalimunte masuk rumah sakit. Setelah dijenguk, dokter memberitahukan bahwa ayah Dalimunte memanggil nama Dalimunte. Ayah Dalimunte kemudian berbicara kepada Dalimunte dan menceritakan tentang ibunya yang artis, yang meninggal karena penyakit, yang bisa sembuh apabila ibu merasa bahagia, umurnya bisa panjang karena melahirkan dalimunte. Setelah beberapa menit cerita ayah Dalimunte menghembuskan napas terakhir, setelah ayah Dalimunte dimakamkan datang lah sang bintang olahraga yang biasanya diceritakan pada anak-anak Dalimunte untuk ikut melayat. Saat itulah Dalimunte menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong. Dan semua itu sudah terlambat.

Demikianlah cerita dari Nisa tentang buku yang dibacanya, cukup bisa dimengerti dan menarik untuk dibaca versi lengkapnya di novel.

Menurut Nisa, pelajaran yang bisa diambil dari novel itu:
Tidak boleh berprasangka buruk dengan orang tua, karena akan menyesal jika ternyata prasangkanya tidak sesuai dengan kenyataan. Dan ketika menyadarinya semua telah terlambat.

Monday, June 12, 2017

Episode Kangen Mamak

Saya sebut mamak, beliau adalah guru kehidupan saya, setiap orang memang sebaiknya memiliki guru kehidupan, tentu saja pedoman hidup kita adalah Al-Quran dan Hadits yang dicontohkan Rasulullah, namun dalam praktek sehari-hari perlu contoh nyata atau penuntun dari orang lain dan diharapkan dapat meluruskan apa yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Guru kehidupan saya ini kaya akan pengalaman hidup, atas izin Allah beliau akhirnya berhasil mengatasi permasalahan-permasalahan hidup yang menghimpitnya, mulai dari kecil sudah menikmati bullying dari keluarga, kematian ibunda tercinta, terlilit hutang, diselingkuhi suaminya, bercerai dengan suami, hingga percobaan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari mobil yang sedang berjalan, luar biasa.. semua pengalaman hidup sepertinya sudah mampir untuk menempa dirinya menjadi orang yang "kuat". Serupa dengan Wonder Women..

Sebelum bercerai dengan suaminya, beliau memutuskan untuk memeluk Islam, dan berhijab. Subhanallah..

Hikmah perjalanan hidupnya

Hikmah dari apa yang telah dialaminya adalah akhirnya beliau dapat berbagi bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan, bagaimana caranya melunasi hutang yang bejibun tanpa harus menggali lubang baru untuk menutupnya, bagaimana menghadapi bullying dimasa kecil, bagaimana menghadapi suami yang selingkuh, dan bagaimana menghadapi perceraian, dan bagaimana menjalani hidup dengan status janda, bagaimana mengatasi emosi yang timbul. Semua solusinya adalah dari Al-Quran dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang semua dipraktekkan dalam kehidupan nyata, bukan hanya dibaca namun tidak mengerti artinya dan maksud ayatnya, membaca namun tidak mentadabburi sama saja seperti kita baca buku dalam bahasa Inggris namun tidak mengerti maksudnya, walaupun manfaatnya pasti ada.

Subhanallah..

Allah memberikan ujian hidup, teguran hidup dan apapun namanya itu bukan dengan sia-sia atau menyusahkan kita sebagai manusia, namun jika kita dapat melihat dengan jernih, kita bisa melihat dengan mata hati, maksud Allah yang baik di dalamnya. Karenanya kita memang seharusnya bersyukur atas segala keadaan. Yang akhirnya beliau dapat menolong orang lain juga yang memiliki pengalaman yang sama, namun kehidupan terus bejalan berbagai ujian hidup tetap menerpanya, bedanya.. beliau punya kunci dalam mengatasi permasalahan atau lebih tepatnya tantangan hidup. Yaitu apa yang telah dicontohkan Rasul dan tetap berpegang teguh pada Al-Quran.

Misalnya menghadapi marah, menghadapi hutang banyak, menghadapi kejombloan, menghadapi fitnah, bagaimana yakin dengan pertolongan Allah,bagaimana yakin dengan rizki dari Allah, dan lain-lain

Sesaat rasa kangen itu datang

Dalam hal-hal tertentu saya mendapat pelajaran atas apa yang telah dikatakannya kepada saya..Ketika saya ingat, rasa kangen itu muncul.. oh ini yang pernah mamak katakan ke saya.. dalam hati bersyukur dan mendoakan semoga mamak mendapatkan pahala yang tak putus-putusnya.

Awalnya saya adalah orang yang galau, disini galau, disana galau. Kerja di luar rumah galau, kerja di dalam rumah pun galau juga. Sesaat setelah resign dari kerjaan, seperti ada sesuatu yang hilang. Yang tadinya punya penghasilan sendiri, punya kesibukan sehari-hari yaitu bekerja di salah satu bank syariah, punya asisten rumah tangga, punya orang kepercayaan yang jagain anak-anak dan antar jemput sekolahnya, apapun dilakukan untuk mensupport pekerjaan saya di luar rumah, sekarang setelah resign, tidak menerima penghasilan, tidak sering keluar rumah, lebih sering bersama anak-anak, dan masih sering merasa kurang puas dengan hidup ini, bosan, pengen mendapatkan kembali penghasilan yang dulu dipunyai, merasa menjadi ibu rumah tangga biasa yang kurang keren hahaha.., merasa tidak bahagia, dan tidak berharga..

Alhasil ikut-ikut berbagai macam bisnis semacam MLM, seminar ini itu, untuk mencari sesuatu yang tidak saya temukan.. yaitu kebahagiaan. Ternyata untuk menerima keadaan perlu perjuangan, perlu perenungan, dan berbagai macam proses yang tiap orang berbeda. Temen-temen kerja yang dulu sering nanyain kabar, gimana rasanya di rumah aja dan kegiatannya apa sekarang? Hehe.. pengennya sih ga ditanya-tanya kaya gitu.. emangnya ga tau apa kerjaan ibu rumah tangga..?? Ngurus anak dan ngurus suami dan segala kerempongannya. Saya sih seringnya jawab sekenanya.."Enakan kerja.. dirumah makan tidur doang..hahaha" biasalah jawaban orang galau..

Sebenernya di rumah justru lebih ribet, ngurusin perkerjaan yang ga selesai-selesai, anak nangis, anak teriak, anak males makan, melihat suami setiap hari dan tahu semua kebiasaan baik dan kurang baiknya. Iyaa...dulunya saya long distance marriage ketemu seminggu sekali, sejak keluar kerja, otomatis saya pindah rumah ke kota yang lebih kecil, tempat kerja suami. Yaah bener-bener seperti menempuh hidup yang baru lagi..

Sudah saatnya saya memerlukan bantuan orang lain untuk sharing apa yang terjadi dalam diri dan kehidupan saya. Dan berharap menemukan "harus bagaimana saya ini melanjutkan hidup yang bermakna"

Perjalanan hidup yang dimulai dari nol lagi

Setelah Allah mempertemukan saya dengan guru kehidupan, perlahan saya mulai menata kembali hidup ini beliau sering menasihati saya bahkan memberikan tugas-tugas kehidupan, sedikit demi sedikit saya mulai bisa menerima diri, mengenali diri, mensyukuri kehidupan ini, mencari passion saya yang tidak pernah terpikir sebelumnya dan menjalaninya dari nol. Sehingga Allah menuntun saya untuk mengikuti kelas menulis dari Pak Cah dan Bu Ida ini. Alhamdulilah.. Benar menulis itu menyehatkan, menulis itu me-release emosi negatif, menulis menyembuhkan luka, lukaa bathin yaa..:)

Tugas-tugas kehidupan nampaknya ringan saja, prakteknya penuh perjuangan.. semacam jihad di medan perang hehehe karena musuhnya adalah diri kita sendiri.

Misalnya, tugas bersih-bersih lemari, tugas memanage waktu, tugas positif thinking, tugas membaca buku yang sudah dengan semangat dibeli, tugas mengantar dan menyambut suami kerja dengan tersenyum, tugas melakukan sesuatu atau berbuat baik karena Allah, walau kebaikan kita tidak dibalas orang lain tetap kita lakukan kebaikan itu, tugas belajar bersama dengan anak, tugas membangunkan anak dengan cinta, tugas release emosi melalui menulis, tugas menulis dan posting, dan terakhir tugas tidak boleh menghindar dan lari dari kenyataan.. hehehe

Selain itu tugas agar istiqomah dan konsisten. Sejatinya hidup kita ini dipenuhi dengan tugas-tugas yang harus kita kerjain, bukan kita tunda, apalagi tidak dikerjain. Tugas itu kita lakukan seumur hidup..tanpa nanti tanpa nunda..Sekali menunda Allah akan menunda juga kebaikan untuk kita. Mauu….?

Lets Move on

Ayo,,, move on dan bergeraklah, walau selangkah demi selangkah, dan saya sudah sampai tahap menyadari bahwa ibu rumah tangga adalah pekerjaan di dalam rumah, yang mulia, menjaga amanah dari Allah, suami dan anak-anak. Dan sudah sampai tahap bersyukur telah memilih jalan ini, yaitu bekerja di dalam rumah. Tidak perlu mencari pengganti penghasilan seperti yang saya lakukan dulu, karena rezeki adalah urusan Allah, bisa saja Allah gantikan penghasilan saya dalam bentuk yang lain, yang pengen Allah lihat adalah rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah berikan, dan wujud syukur itu dalam bentuk menerima apa yang telah Allah kasih, memahami mengapa Allah berikan ini, memaksimalkan nikmat yang Allah berikan termasuk potensi diri, dan mempertanggungjawabkan kepada Allah kehidupan yang sudah Allah berikan.

Tentu saja dalam hidup ini banyak sekali guru kehidupan yang sangat berperan mewarnai hidup saya ini. Semua saya syukuri dan membuat hidup ini menjadi penuh arti.
Setiap orang punya guru kehidupan, dialah orang yang kita percaya untuk sharing, bercerita, tahu diri kita apa adanya, tahu kehidupan kita secara mendalam, dan dia haruslah orang yang dapat menjaga amanah, dia orang yang bukan selalu membenarkan kita, tapi berusaha meluruskan seandainya kita salah dalam bertindak atau salah dalam pemikiran.

Kangen mamak, dan pengen peluk mamak..semoga hidup mamak makin barokah karena banyak membantu orang yang galau seperti saya, dan membantu menemukan makna hidup.

Sunday, June 11, 2017

Jadwal fleksibel merimbunkan pohon literasi

Jadwal membaca buku dengan anak-anak sangat fleksibel alias berubah-ubah.

Target untuk membaca buku klo saya pengennya menyelesaikan pending buku-buku yang sudah dibeli, yang kebanyakan hanya dibaca sepertiganya atau hanya pendahuluan. Bahkan baru kebaca judulnyaa Hehehee sok sibuk inii..

Juga menyelesaikan download materi webinar yang telah diikuti.

Target si kakak dan adik bergantian membaca buku kumpulan dongeng yang dikategorikan sebagai living book yaitu kumpulan dongeng terbaik Hans Christian Andersen. Diantara dongeng yang familiar adalah Kisah Si Itik Buruk Rupa
 
Kalau mbak Nisa sedang membawa buku "My Pinky Guest" kemana-mana. Buku ini bercerita tentang apa dan bagaimana menghadapi baligh bagi perempuan. Rasa ingin tahunya besar dan sepertinya dia sedang membutuhkan buku itu sebagai bekalnya nanti menghadapi masa baligh yang pertama.
 
Ayah kurang suka membaca buku, mungkin diganti dengan membaca artikel-artikel yang tersebar di internet, atau berupa video-video kajian di youtube. Yang penting ada input yang baik dari apa yang dibaca, ga harus melalui buku. Tetep harus juga punya kewajiban merimbunkan daun di pohon literasi ini..
Kasian kan pohon yang daunnya jarang, apalagi ga punya daun...













Friday, June 9, 2017

Salah satu penyemangat itu bernama Pohon Literasi

Pohon literasi sudah setengah jadi...
Waktu itu diskusi sama anak-anak..
Kira-kira pohonnya dibikin gimana ya?
"Di bikin pohon besar digambar di dinding aja buun, nanti saya bikinkan pohonnya" kata Tiara yang pinter gambar
"Okee"...
Setelah pilih-pilih akhirnya saya relakan dinding kamar untuk digambari. Sebenernya ga perlu begitu, tapi saya seneng banget kalo anak-anak happy, tak mengapa hanya dinding, dibanding kebahagiaan mereka bisa coret-coret.
Saya bilang gambar pohonnya saja tanpa daun, dibikin cabang pohonnya 5 cabang, karena jumlah keluarga kita semua 5 orang. Satu orang merimbunkan satu cabang pohon Daun digambar satu-satu setelah selesai membaca buku.. yang paling rimbun daunnya adalah yang paling banyak membaca.

Paling tidak setelah membaca tau intisari bukunya, dan sanggup menceritakan kembali secara lisan atau tertulis. Tantangan buat saya dan anak-anak juga. Tujuannya membiasakan membaca dengan fun. Tanpa pohon literasi pun bisa, namun dengan pohon ini menjadi lebih bersemangat dan happy selayaknya bermain games.
Yuuk nak.. nanti tempel daun asli juga boleeh, biar kaya hutan kamar kita..hehehe





Gambar masih pake pensil










Wednesday, June 7, 2017

33 judul artikel yang mau ditulis

33 Daftar Judul Artikel yang ingin ditulis

1. Parenting...Never ending story
2. Pillow talk...ga seindah yang dibayangkan
3. Homeschooling itu kereen
4. Ketagihan main di sungai
5. Tips bangunkan anak
6. Ayaaah... ayo kita ngobrol
7. Memecahkan misteri passion ketiga anakku
8. Passion dan hobby, apa bedanya?
9. Bundaa, ngobrol yuuk...
10. Konsisten, sulitkah?
11. Mendidik anak, mendidik diri kita sendiri
12. Bermain bersama anak atau didekat anak?
13. Aqil, baligh bagaimana agar tercapai bersamaan?
14. Bersepeda itu menceriakan anak-anak
15. Ramadhan, akankah berakhir indah?
16. Puasa pertama anak bungsuku
17. Ini emosi ataukah ilusi?
18. Telah bersyukurkah kita?
19. Baiti Jannati, pernahkah rasakan itu?
20. Menyerap energi dari orang-orang yang hebat
21. Menikmati project menulis Bu Ida dan Pak Cah
22. Menikmati hari-hari sebagai ibu rumah tangga (profesional)
23. Episode kangen mamak
24. Tantangan melatih keterampilan dasar anak
25. Ekspresikan kreativitasmu lewat coretan dinding kamar
26. Membaca sekaligus memaknai
27. Dreamboards anak-anak
28. Semoga Allah menjaga Mamah
29. Blog pertama anakku
30. Pikiran ruwet? Menulislah sepuasnya
31. Manajemen waktu buat emak-emak rempong
32. Masih mau menunda?
33. Merancang project bersama anak

Tuesday, June 6, 2017

33 alasan menulis ala saya

33 alasan menulis

1. Menulis adalah untuk therapy jiwa
2. Menulis untuk penyaluran energi
3. Menulis untuk menyusun pikiran yang ruwet
4. Menulis untuk mengalirkan rasa 
5. Menulis untuk menyegarkan pikiran
6. Menulis untuk mengubah mood menjadi bagus
7. Menulis untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih jelas dan teratur.
8. Menulis untuk mengeluarkan uneg-uneg yang menyesakkan dada
9. Menulis untuk kebutuhan mengeluarkan kata-kata
10. Menulis untuk bernarasi terhadap sebuah ide/gagasan
11. Menulis agar pikiran sehat dan segar
12. Menulis agar tidak memendam emosi, tapi mengalirkan emosi dengan baik
13. Menulis itu menyembuhkan dari sakit hati
14. Menulis itu merekam kejadian lewat kata-kata
15. Menulis itu jalan untuk menginspirasi baik diri sendiri maupun orang lain
16. Menulis itu membantu memperkuat ingatan
17. Menulis itu dapat mengubah dunia
18. Menulis itu menampilkan isi kepala
19. Menulis itu jalan agar dapat bermanfaat buat orang lain
20. Menulis itu healing my soul
21. Menulis itu memaksa untuk membaca banyak buku
22. Menulis itu jalan menuju kebaikan
23. Menulis itu proses menuju impian
24. Menulis itu berlatih untuk peduli terhadap sekitar
25. Menulis itu bagian dari proses mencari solusi
26. Menulis itu menggali emosi-emosi negatif yang numpuk sejak dahulu, dan mengalirkannya
27. Menulis itu menambah semangat hidup
28. Menulis itu sebagai sarana untuk perbaikan diri
29. Menulis itu mengoptimalkan kemampuan diri
30. Menulis itu untuk berbagi pengalaman pribadi 
31. Menulis itu untuk membuat waktu menjadi lebih bermakna
32. Menulis itu merangsang untuk melahirkan ide/pemikiran
33. Menulis itu menyeimbangkan jiwa dan menyehatkan raga

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...