blog pribadi ini bercerita tentang apa pun yang menarik, tentang keluarga, anak-anak dan kesehariannya..
Wednesday, June 21, 2017
Mudik..teteep bawa buku
Tuesday, June 20, 2017
Sebuah pertanyaan
Monday, June 19, 2017
Stimulasi menulis anak, melalui coret-coret tembok
Saturday, June 17, 2017
Cerita tentang gen halilintar versi Nisa
Friday, June 16, 2017
Menjalani tahap-tahap agar anak suka membaca
Thursday, June 15, 2017
Jika Pillow Talk tak seindah yang dibayangkan
Hampir setiap malam Deny dan Ike berselisih karena sesuatu yang tidak jelas.
Malam menjelang tidur, Ike galau menunggu suaminya, Deny, di tempat tidur. Ike berusaha konsentrasi membaca buku yang ada di hadapannya dan kadang-kadang bermain gadget, sedangkan Deny menunggu juga di ruang tengah sambil nonton televisi, yaah sama-sama menunggu dan tidak ada yang memulai untuk mengobrol. Maksud Ike, pengen mengobrol bersama suaminya di tempat tidur yang biasa dikenal dengan istilah Pillow Talk.
Ike males datang ke ruang tengah, kenapa? karena disitu ada televisi yang memecah konsentrasi mengobrol. Sementara Deny tetep berada di tempatnya. Belakangan setelah semuanya dibicarakan, baru ketahuan kalau Deny akan pergi ke tempat tidur kalau sudah ngantuk dan pasti akan tidur, klo mau mengobrol ya di ruang tengah, pikirnya. Otomatis harus bareng sama televisi juga. Karena ternyata Deny itu sejak dulu di keluarganya, kalau mengobrol bareng keluarga, bapak, ibu dan saudara-saudaranya, itu tidak pernah berhadapan satu sama lain, tapi sama-sama menghadap televisi sambil nonton dan sambil ngobrol. Kalo obrolan lebih seru, televisi dicuekin, klo ngobrol kurang seru yaa nonton televisi jadinya. Atau kalo sedang perjalanan ke luar kota, sama-sama menghadap ke depan jalan, jadi deh obrolannya. Kerap kali mereka lumayan sukses kalau ngobrol di mobil.
Apa itu Pillow Talk?
Kalau kita cek dengan mesin pencari, dengan mudah menemukan artinya, namun Pillow Talk menurut yang saya pahami adalah bincang-bincang ringan antara suami istri menjelang tidur tentunya di tempat tidur tujuannya agar semakin dekat secara fisik dan hati. Inti dari Pillow Talk adalah komunikasi dengan pasangan. Pasangan yang sudah seharian tidak bertemu, suami yang sibuk kerja, istri yang sibuk dengan anak-anak, mengurus rumah, atau sibuk karena ada kegiatan lain di luar rumah, menyebabkan tidak ada waktu buat mereka untuk mengobrol. Buat pasangan yang seperti ini Pillow Talk bisa menjadi solusi buat keduanya.
Pillow Talk hanya salah satu cara berkomunikasi
Komunikasi dengan pasangan selalu menjadi topik sehari-hari, sumber perselisihan dan sumber kebahagiaan juga buat suami dan istri. Menjadi sumber perselisihan jika suami istri sama-sama tidak mengerti maksud komunikasi masing-masing dan tidak ada yang bersedia untuk meluruskannya. Menjadi sumber kebahagiaan jika suami istri lancar berkomunikasi, pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Paling tidak diantara keduanya saling memahami kebutuhan masing-masing dan kebutuhan pasangannya. Simak yaa, inilah yang paling tidak, bisa dilakukan.
1. Sebelumnya ada kesepakatan di awal tentang ini.
Ada kesepakatan khusus antara istri dan suami, bahwa sebaiknya menikmati dulu paling lama 1 jam untuk mengobrol bareng yang ga jelas. Bukan yang berat-berat apalagi membahas visi misi. Hehehe
2. Suami istri tidak perlu terlalu memiliki harapan yang tinggi terhadap situasi saat menjelang tidur
Kondisi suami istri tidak selalu sama. Istri terkadang sedang fit, tidak ngantuk dan sedang ingin untuk bercerita panjang lebar tentang kondisi anak-anak hari ini dan apapun yang menarik. Harapan seorang istri tentunya ingin berintim-intim dengan suami setelah seharian di tinggal kerja. Waktu terbaik menurut istri bisa berbeda dengan suami. Persepsi istri, Pillow Talk itu menyenangkan dan mengakrabkan dengan pasangan.
3. Beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.
Membayangkan Pillow Talk yang menyenangkan, siapa yang tak ingin menikmatinya. Mungkin kebutuhan ini lebih ke istri karena adanya kebutuhan untuk mengeluarkan kata-kata. Sementara suami ingin segera istirahat jika sudah sampe rumah, "mengobrol bisa kapan-kapan laah.. kaya ga ada waktu lain aja.." mungkin begitu pikirnya. Jangan sampai memaksakan ingin mengobrol jika kondisi tidak memungkinkan, tunda sejenak atau beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.
4. Mencari Alternatif cara mengobrol yang lain
Tidak harus Pillow Talk. Kalau salah satu merasa keberatan sebaiknya dicari cara mengobrol yang lain yang sama-sama senang dan happy menjalaninya. Kalau kita lihat cerita di atas sepertinya tidak nyambung antara keinginan suami dan istri, istri ingin mengobrol di tempat tidur, sementara suami ingin mengobrol di ruang tengah.
5. Perlunya mengkomunikasikan sesuatu dengan lugas dan jelas.
Istri menyampaikan pesan terhadap orang lain dalam hal ini suami, maka istrilah yang bertanggungjawab terhadap tersampaikannya pesan dengan baik. Jika suami tidak mengerti apa yang dibicarakan istri, maka istri harus mengubah strategi berkomunikasi. Begitu juga sebaliknya.
Adakah cara lain?
Jika tidak dengan Pillow Talk, masih banyak cara lain berkomunikasi, dan cara mengobrol yang enak, yang terpenting kenali terlebih dahulu kemauan masing-masing dan diskusi bersama di waktu yang pas. Bisa juga dengan nge-teh bareng, sholat berjamaah, selama dalam perjalanan atau saat kondisi tubuh sedang fit. Jadi andaikan Ike dan Deny tidak menemukan keasyikan dengan Pillow Talknya.. please carilah cara lain untuk happy bareng.
Bagaimana Rasulullah memberikan teladan?
Dalam sebuah hadits menyebutkan,
“(Suatu malam) aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam). Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa saat kemudian beliau tidur” (Hadits Riwayat Al-Imam Bukhori)
Hadits lain menyebutkan,
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari)
Demikianlah rosul memberi teladan bahwa rasul pun melakukan bincang-bincang dengan istri beliau. Baik pada saat menjelang tidur atau pada saat yang lain. Mengobrol atau bencengkerama dengan pasangan memberikan banyak manfaat dan merekatkan hubungan antara suami dan istri. Dan banyak cara mengobrol, Pillow Talk hanya salah satunya, jangan berkecil hati jika tak seindah yang dibayangkan..
Tiara bernarasi
Ada itik yang mengerami telurnya, semua sudah menetas kecuali 1 telur yang agak keras dan lebih besar cangkangnya. Ada itik lain yang mengira bahwa telur yang belum menetas itu adalah anak kalkun. Tak berapa lama telur terakhir menetas, dan dia bukan kalkun, namun bulunya hitam dan badannya besar, dia dianggap itik buruk rupa. Itik buruk rupa dibully oleh sekitarnya termasuk induk dan saudara2nya. Akhirnya dia pergi dari induknya dan menuju rawa-rawa tinggal bersama itik liar. Ternyata di rawa itu banyak pemburu dan anjingnya. Itik buruk rupa lepas dari pemburu dan anjingnya. Kemudian si itik buruk rupa pergi ke pondok yang kumuh. Dan masuk ke pondok tersebut, sampai bertemu kucing yang dapat mengalirkan listrik, ayam yang bisa bertelur. Kucing mendengkur dan ayam berkokok. Datanglah nenek pemilik pondok, karena nenek itu rabun matanya, melihat itik tersebut seperti melihat burung yang sangat cantik yang bisa bertelur. Itik buruk rupa pun mempunyai keahlian khusus seperti halnya kucing dan ayam. Itik buruk rupa keluar pondok dan berenang terus sampai musim dingin. Dan dia tidak sadar air telah menjadi es, si itik terperangkap.
Ada pemahat yang menolong si itik
Dan tidak bisa keluar dari air itu. Si itik buruk rupa pun hanya bisa pasrah, sampai ada yang mau menolongnya. Setelah beberapa waktu kemudian akhirnya ada orang pemahat yang membawa alat pemahat es yang berat. Dan saat pemahat es itu melihat si itik itu terperangkap di permukaan es yang membeku, langsung saja pemahat es itu menolong itik itu dengan alat pemahat nya.
Itik pun bersyukur karena bisa selamat dari dinginnya air yang membeku. Lalu pemahat es itu langsung membawanya ke rumahnya yang hangat. Di dalam rumah itu ada keluarga si pemahat es itu. Ada istrinya dan dua anaknya. Kedua anaknya itu selalu memegang bulu itik itu akan tetapi si itik tidak menyukainya sehingga ia terbang dan mendarat di panci berisi susu sampai susu yang ada di dalam panci itu tumpah dan si itik buruk rupa itu berlari lagi ke mangkok kecil yang berisi mentega dan si itik loncat lagi ke kantong berisi tepung!
Wah coba bayang kan bagaimana suasananya! Sang istri berteriak karena si itik buruk rupa telah mengotori rumahnya. Sang istri mencoba untuk memukul itik itu , sementara anak anaknya ingin menangkap itik itu. Dan akhirnya si itik buruk rupa pun keluar dari rumah pemahat es dengan ngos- ngosan.
Si itik pun telah dewasa
Setelah itu si itik buruk rupa berlari lagi entah kemana dan si itik itu tinggal di suatu tempat sampai musim panas tiba. Sampai ia melihat danau yang jernih. Dan sekarang si itik buruk rupa sudah besar dan dewasa. Karena haus, ia pun meminum air danaunya yang jernih. Si itik melihat ada sekelompok angsa yang cantik. Akan tetapi angsa itu tidak melihat itik itu dengan heran, seperti itik yang ada di rawa-rawa dulu. Si itik itu pun bingung, yang penting si itik buruk rupa itu bisa meminta minum di danau yang jernih itu. Dari sekelompok angsa itu ada yang berkata "Apakah kamu mau menjadi kelompok kami di sini?"
Si itik buruk rupa pun menjawab "Bagaimana bisa kalian menerima ku karena aku ini kan jelek!" Sekelompok angsa pun bingung dan bertanya tanya "Jelek? Apanya yang jelek?" Itik pun melihat dirinya di pantulan air danau. "Wow..!"
Setelah beberapa waktu kemudian Ada beberapa anak anak yang berkata " hey ! Ada apa di sana! Itu adalah angsa kita yang baru! Waah cantik sekali!". Si itik buruk rupa yang sekarang menjadi angsa yang cantik itu , sangat senang mendengar ucapan mereka itu...
(Seperti yang dituturkan oleh Mirza Mutiara Hanifa, sebagian dia ceritakan bebas, sebagian lagi dia tuliskan langsung dengan sedikit mengedit)
Kesimpulan
Jika kita melihat cerita tersebut anak itik itu dianggap berbeda dan dikucilkan karena sebenarnya dia bukan itik, tapi dia adalah angsa. Angsa berbeda dengan itik, biarkan dia tumbuh sebagai angsa.
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita itu
Bersabarlah dengan kondisi dimana lingkungan menghina dan melecehkanmu, tetaplah berkarya dan asah kepribadianmu sebaik-baiknya. Pada saatnya nanti mereka akan melihat dirimu yang sebenarnya. Lingkungan bahkan orang tua sering menganggap anak yang berbeda adalah anak bodoh dan menyusahkan. Buat orang tua harap bersabar, tetap sayangi anak dengan perbedaannya. Atau orang tua akan menyesal nantinya.
Wednesday, June 14, 2017
Mitha.. ayo bunda bacain cerita yaa...
Mitha: "Ayo.., tapi mitha maunya buku yang kecil-kecil aja"
Bunda: "Buku ini aja yaa, (sambil menunjuk buku kumpulan dongeng, Hans Christian Andersen)"
Mitha: "Ga mau, mitha mau yang ada gambarnya"
Bunda: "Bunda bacain dulu ya.., ini ceritanya bagus, mitha dengerin aja ya.."
Mitha: "Iyaa deh"
Sepenggal dialog membujuk mitha untuk mau dibacakan buku yang tebal. Mulailah membaca, salah satu cerita di dalamnya yang judulnya "Kisah seorang anak yang menginjak roti". Eh ternyata dia suka ceritanya dan terlihat menikmati alur ceritanya. Banyak pelajaran di dalam cerita itu, ada hal positif dan negatif. Mitha yang 6 tahun bisa menyebutkan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.
Beberapa waktu yang lalu, sudah pernah mencoba membaca buku dongeng itu sebanyak 5 lembar. Padahal buku itu tulisannya lumayan kecil dan sangat membosankan karena tidak ada gambar sama sekali, alhamdulilah dia sudah mau, walaupun belum bisa sepenuhnya menangkap maknanya, ini PR lagi buat saya..
Semangaat....
Tuesday, June 13, 2017
Parenting, Never Ending Story
Kemudian ustadz menjawab secara singkat bahwa pada dasarnya Allah telah mengilhamkan pada diri kita tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan anak. Bahkan Allah telah mengilhamkan parenting yang berbeda untuk anak yang berbeda, sehingga kita tidak perlu menjadi robot-robot parenting. Yang perlu dilakukan adalah menggali ke dalam diri, membersihkan diri, mengasah intuisi, nurani, dan kepercayaan diri bahwa Allah bersama kita,
Selama ini tema parenting adalah tema yang menarik untuk dipelajari. Merasa diri ini kurang sekali ilmunya, dan ingin lebih baik lagi menghadapi anak. Walaupun prakteknya tidak selalu mudah, perlu perjuangan dan tekad yang kuat. Saya sendiri sedikit demi sedikit mempelajari sambil langsung mempraktekkan pendidikan berbasis fitrah, (fitrah based education). Yang disusun oleh Ustadz Harry Santoso dan Adriano Rusfi. Senada dengan pendidikan berbasis fitrah, saya ikut kuliah online Institut Ibu Profesional, dipandu oleh Ibu Septi Peny Wulandani. Secara detailnya saya sering juga mendengarkan tausiyah ustadz Muhammad Fauzil Adhim. Membaca buku-buku ibu Ida Nur Laela. Ikut belajar bersama Abah Ihsan. Mendengarkan seminar ibu Elly Risman. Dan menyimak program Indonesian strong from home-nya Ayah Edy. Dan banyak buku-buku penunjang lainnya.
Apakah bingung terlalu banyak teori parenting?
Jika sumbernya Al Quran, tidak ada yang bertentangan. Malah sejalur dan saling melengkapi. Jika sumbernya penelitian/research bisa dimungkinkan terjadi pertentangan. Maka kembali ke Al-Quran dan Hadits. Seperti ada anggapan bahwa dilarang memakai kata "jangan" dalam melarang anak, karena anak justru akan melakukan yang dilarang. Namun di Al-Quran banyak sekali dalam mendidik anak dan menasihati anak dipakai kata "jangan" diawali dengan panggilan yang baik kepada anak, dan kata-kata yang lembut.
Contoh yang ada di Surah Luqman : 13 "Ya bunayya la tusyrik billah" Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah.
Sebelum menjalankan semua teori parenting itu sebaiknya kita menyadari bahwa dalam diri orang tua sudah terinstall fitrah keayahbundaan yang diberikan Allah sepaket dengan fitrah yang dimiliki anak. Orang tua lah yang seharusnya paling tahu apa yang diperlukan buat anaknya, dengan catatan orangtua itu sendiri paham akan fitrah yang dimilikinya. Kebanyakan orang tua terlalu sibuk mencari referensi teori parenting di luar sehingga lupa menengok pada dirinya sendiri.
Bagaimana menengok fitrah keayahbundaan pada diri sendiri ini?
Perlu kejernihan pikiran dan mata hati melihat ke dalam diri, pembersihan diri dan mendekat ke Allah, berdoa meminta petunjuk. Masing-masing dari ayah bunda memiliki kelebihan dan kekurangan, punya sesuatu yang suka dan bisa, punya sesuatu yang menjadi passion, punya sesuatu yang unik, yang tidak dipunyai orang tua lain atau keluarga lain. Punya cara mendidik anak yang dapat menentramkan hati. Teori-teori parenting hanya sebagai penunjang, apabila tidak cocok untuk diterapkan, jangan memaksakan, berdoalah kepada Allah, minta yang terbaik untuk anak-anak kita. Pasti Allah akan mengilhamkan cara terbaik mendidik anak versi kita dan cocok untuk anak-anak. Jangan lupa berempati terhadap anak. Juga kepercayaan diri sebagai orang tua perlu ditumbuhkan, Allah tidak akan membiarkan kita sendirian mengurus amanahNya, asal kita pun mau berkomunikasi dengan Allah. Nyambung dengan Allah, menyamakan frekuensi dengan Allah, dengan kata lain selalu berusaha dekat dengan Allah, tidak meremehkan perbuatan maksiat, menganggap enteng janji kepada Allah dan janji kepada diri sendiri.
Lalu mengapa kalau sedang marah menguap deh itu teori parenting ABCDEFG? Dan setelah pelampiasan itu tumpah yang kita rasakan adalah menyesal, berjanji tidak mengulangi kesalahan lagi. Walaupun yang terjadi adalah kesalahan yang berulang. Jatuh ke lubang yang sama.
Lihatlah lagi apakah marah kita itu hanya ilusi?
Ilusi yang dimaksud adalah aktivitas marah-marah ga jelas tanpa sebab, salah sasaran. Lihat ke dalam diri, selami lebih jauh, kenapa kita marah? Apakah kita marah karena masalah hidup kita, marah karena kemiskinan, marah karena orang tua kita, marah karena pasangan, marah karena tumpukan emosi yang sudah mengeras, marah karena sesuatu yang tidak tahu sebabnya apa?
Apakah kita marah karena emosi-emosi yang kita tahan dan akhirnya meledak juga?
Sedangkan emosi, baik emosi negatif atau emosi positif (senang, bahagia, gembira, dan lain-lain) diperlukan dalam hidup kita, kalau tidak ada emosi udah kaya zombie jadinya..flat, datar, dan dingin. Emosi negatif bisa marah, kesal, bosan, iri, sedih, dan lain-lain. Tidak apa-apa, akui saja kalau kita marah, kesal, bosan, sedih atau iri. Akui saja dulu, jangan mengingkari. Setelah mengakui terima perasaan itu dan sampaikan dengan baik dan benar.
Misalnya emosi negatif marah. Marah perlu tapi marah yang proper atau layak.
Jadi bagaimana marah yang proper atau layak?
Marah yang baik yang disampaikan dengan tenang, kalimatnya efektif tidak terlalu panjang alias mengomel. Bagaimana marah yang tenang? Kalau sedang di puncak ingin marah, mengubah posisi ke yang lebih rendah, klo sedang berdiri maka duduk, sedang duduk maka berbaring, atau dengan berwudhu. Atau mengambil time out sebentar untuk menenangkan diri, bisa dengan menarik nafas panjang, atau sudah agak lebih tenang tapi belum bisa bicara bisa dilampiaskan dengan menulis. Biasanya pada saat menulis, energi kita yang besar tersalur, terlihat lebih jelas permasalahannya, dan kemungkinan solusi juga sudah nampak atau paling tidak sudah bisa tenang. Setelah tenang kita sudah bisa bicara dengan teratur, dan pemilihan kata yang baik sehingga kalimat yang keluar adalah kalimat yang efektif.
Mengenali emosi diri
Sadari emosi kita sehat atau kurang sehat. Kenali diri baca tanda-tandanya. Lihat wajah kita apakah tampak lebih tua dari umur? Lihatlah foto-foto kita, apakah tampak seperti orang yang memendam perasaan? Lihatlah senyum kita apakah tulus? Apakah senyum kita sekedar menggerakkan bibir tidak menggerakkan hati untuk benar-benar tersenyum? Lihatlah fisik kita, apakah sehat dan baik-baik saja? Apa sering sariawan? Apakah sering pusing? Apa sering mengalami alergi? Apakah punya tumor atau bahkan kanker? Seringkali kita mengkambinghitamkan makanan yang menyebabkan penyakit-penyakit itu. Padahal kemungkinan sebagian besar adalah emosi terpendam dan tertahan bertahun-tahun yang lalu yang menjalar ke penyakit fisik. Hati-hati lho…
Ada pengalaman nyata orang yang mengidap kanker payudara, bisa berkurang sel kankernya setelah dia berhasil mengalahkan egonya untuk memaafkan ibunya. Subhanallah..
Bagaimana jika yang kita sakiti adalah anak-anak kita? Bagaimana jika anak-anak kita yang menyimpan emosi negatif karena kita orang tuanya yang selalu melampiaskan kemarahan kepadanya? Dan bukan hanya penyakit yang akan dideritanya, tapi hidupnya tidak akan bisa dia jalani dengan baik. Tidak menutup kemungkinan dia pun akan melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Karena sudah terrekam ke alam bawah sadarnya.
Teori parenting yang mana yang dipakai?
Giliran Nisa bernarasi
"Dalimunte tidak percaya cerita ayahnya, karena ceritanya kurang masuk akal, yang diceritakan ayahnya tentang seorang bintang dibidang olahraga. Anak-anak Dalimunte senang sekali mendengar cerita ayah Dalimunte. Tapi karena hari sudah malam, anak-anak diminta untuk tidur. Istri Dalimunte ingin ayah dalimunte tetap tinggal di rumah karena kasihan ayahnya Dalimunte tidak mempunyai tempat tinggal. Namun Dalimunte tidak berkenan ayahnya tinggal di rumahnya, karena jadwal belajar dan kegiatan anak-anaknya menjadi kacau. Ayah Dalimunte, memberikan syarat jika para cucu ingin mendengarkan cerita, harus mengerjakan kegiatan sehari-hari terlebih dahulu.
Dan akhirnya ayahnya Dalimunte dan Dalimunte diskusi tentang cerita yang diceritakan kepada para cucu. Apakah benar-benar terjadi?
Dalimunte keberatan karena ayah asyik bercerita kepada anak-anak, mereka menjadi tidak mau sekolah. Ayah dalimunte diminta pergi dari rumah. Anak-anak Dalimunte tetap tidak mau sekolah dan ingin ayah dalimunte kembali.
Dalimunte mencari lewat google asrama yang pernah ditempatinya untuk mencari ibunya, namun tidak ketemu, akhirnya search nama ibunya. Yang kata ayah dalimunte ibunya adalah artis, dan dalimunte percaya cerita ayahnya tentang ibunya, setelah menemukannya di internet.
Tak lama terdengar kabar dari teman dekat ayah Dalimunte, ayah dalimunte pingsan di pemakaman ibu Dalimunte. Kemudian ayah Dalimunte masuk rumah sakit. Setelah dijenguk, dokter memberitahukan bahwa ayah Dalimunte memanggil nama Dalimunte. Ayah Dalimunte kemudian berbicara kepada Dalimunte dan menceritakan tentang ibunya yang artis, yang meninggal karena penyakit, yang bisa sembuh apabila ibu merasa bahagia, umurnya bisa panjang karena melahirkan dalimunte. Setelah beberapa menit cerita ayah Dalimunte menghembuskan napas terakhir, setelah ayah Dalimunte dimakamkan datang lah sang bintang olahraga yang biasanya diceritakan pada anak-anak Dalimunte untuk ikut melayat. Saat itulah Dalimunte menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong. Dan semua itu sudah terlambat.
Demikianlah cerita dari Nisa tentang buku yang dibacanya, cukup bisa dimengerti dan menarik untuk dibaca versi lengkapnya di novel.
Menurut Nisa, pelajaran yang bisa diambil dari novel itu:
Tidak boleh berprasangka buruk dengan orang tua, karena akan menyesal jika ternyata prasangkanya tidak sesuai dengan kenyataan. Dan ketika menyadarinya semua telah terlambat.
Monday, June 12, 2017
Episode Kangen Mamak
Sebelum bercerai dengan suaminya, beliau memutuskan untuk memeluk Islam, dan berhijab. Subhanallah..
Hikmah perjalanan hidupnya
Hikmah dari apa yang telah dialaminya adalah akhirnya beliau dapat berbagi bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan, bagaimana caranya melunasi hutang yang bejibun tanpa harus menggali lubang baru untuk menutupnya, bagaimana menghadapi bullying dimasa kecil, bagaimana menghadapi suami yang selingkuh, dan bagaimana menghadapi perceraian, dan bagaimana menjalani hidup dengan status janda, bagaimana mengatasi emosi yang timbul. Semua solusinya adalah dari Al-Quran dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang semua dipraktekkan dalam kehidupan nyata, bukan hanya dibaca namun tidak mengerti artinya dan maksud ayatnya, membaca namun tidak mentadabburi sama saja seperti kita baca buku dalam bahasa Inggris namun tidak mengerti maksudnya, walaupun manfaatnya pasti ada.
Subhanallah..
Allah memberikan ujian hidup, teguran hidup dan apapun namanya itu bukan dengan sia-sia atau menyusahkan kita sebagai manusia, namun jika kita dapat melihat dengan jernih, kita bisa melihat dengan mata hati, maksud Allah yang baik di dalamnya. Karenanya kita memang seharusnya bersyukur atas segala keadaan. Yang akhirnya beliau dapat menolong orang lain juga yang memiliki pengalaman yang sama, namun kehidupan terus bejalan berbagai ujian hidup tetap menerpanya, bedanya.. beliau punya kunci dalam mengatasi permasalahan atau lebih tepatnya tantangan hidup. Yaitu apa yang telah dicontohkan Rasul dan tetap berpegang teguh pada Al-Quran.
Misalnya menghadapi marah, menghadapi hutang banyak, menghadapi kejombloan, menghadapi fitnah, bagaimana yakin dengan pertolongan Allah,bagaimana yakin dengan rizki dari Allah, dan lain-lain
Sesaat rasa kangen itu datang
Dalam hal-hal tertentu saya mendapat pelajaran atas apa yang telah dikatakannya kepada saya..Ketika saya ingat, rasa kangen itu muncul.. oh ini yang pernah mamak katakan ke saya.. dalam hati bersyukur dan mendoakan semoga mamak mendapatkan pahala yang tak putus-putusnya.
Awalnya saya adalah orang yang galau, disini galau, disana galau. Kerja di luar rumah galau, kerja di dalam rumah pun galau juga. Sesaat setelah resign dari kerjaan, seperti ada sesuatu yang hilang. Yang tadinya punya penghasilan sendiri, punya kesibukan sehari-hari yaitu bekerja di salah satu bank syariah, punya asisten rumah tangga, punya orang kepercayaan yang jagain anak-anak dan antar jemput sekolahnya, apapun dilakukan untuk mensupport pekerjaan saya di luar rumah, sekarang setelah resign, tidak menerima penghasilan, tidak sering keluar rumah, lebih sering bersama anak-anak, dan masih sering merasa kurang puas dengan hidup ini, bosan, pengen mendapatkan kembali penghasilan yang dulu dipunyai, merasa menjadi ibu rumah tangga biasa yang kurang keren hahaha.., merasa tidak bahagia, dan tidak berharga..
Alhasil ikut-ikut berbagai macam bisnis semacam MLM, seminar ini itu, untuk mencari sesuatu yang tidak saya temukan.. yaitu kebahagiaan. Ternyata untuk menerima keadaan perlu perjuangan, perlu perenungan, dan berbagai macam proses yang tiap orang berbeda. Temen-temen kerja yang dulu sering nanyain kabar, gimana rasanya di rumah aja dan kegiatannya apa sekarang? Hehe.. pengennya sih ga ditanya-tanya kaya gitu.. emangnya ga tau apa kerjaan ibu rumah tangga..?? Ngurus anak dan ngurus suami dan segala kerempongannya. Saya sih seringnya jawab sekenanya.."Enakan kerja.. dirumah makan tidur doang..hahaha" biasalah jawaban orang galau..
Sebenernya di rumah justru lebih ribet, ngurusin perkerjaan yang ga selesai-selesai, anak nangis, anak teriak, anak males makan, melihat suami setiap hari dan tahu semua kebiasaan baik dan kurang baiknya. Iyaa...dulunya saya long distance marriage ketemu seminggu sekali, sejak keluar kerja, otomatis saya pindah rumah ke kota yang lebih kecil, tempat kerja suami. Yaah bener-bener seperti menempuh hidup yang baru lagi..
Sudah saatnya saya memerlukan bantuan orang lain untuk sharing apa yang terjadi dalam diri dan kehidupan saya. Dan berharap menemukan "harus bagaimana saya ini melanjutkan hidup yang bermakna"
Perjalanan hidup yang dimulai dari nol lagi
Setelah Allah mempertemukan saya dengan guru kehidupan, perlahan saya mulai menata kembali hidup ini beliau sering menasihati saya bahkan memberikan tugas-tugas kehidupan, sedikit demi sedikit saya mulai bisa menerima diri, mengenali diri, mensyukuri kehidupan ini, mencari passion saya yang tidak pernah terpikir sebelumnya dan menjalaninya dari nol. Sehingga Allah menuntun saya untuk mengikuti kelas menulis dari Pak Cah dan Bu Ida ini. Alhamdulilah.. Benar menulis itu menyehatkan, menulis itu me-release emosi negatif, menulis menyembuhkan luka, lukaa bathin yaa..:)
Tugas-tugas kehidupan nampaknya ringan saja, prakteknya penuh perjuangan.. semacam jihad di medan perang hehehe karena musuhnya adalah diri kita sendiri.
Misalnya, tugas bersih-bersih lemari, tugas memanage waktu, tugas positif thinking, tugas membaca buku yang sudah dengan semangat dibeli, tugas mengantar dan menyambut suami kerja dengan tersenyum, tugas melakukan sesuatu atau berbuat baik karena Allah, walau kebaikan kita tidak dibalas orang lain tetap kita lakukan kebaikan itu, tugas belajar bersama dengan anak, tugas membangunkan anak dengan cinta, tugas release emosi melalui menulis, tugas menulis dan posting, dan terakhir tugas tidak boleh menghindar dan lari dari kenyataan.. hehehe
Selain itu tugas agar istiqomah dan konsisten. Sejatinya hidup kita ini dipenuhi dengan tugas-tugas yang harus kita kerjain, bukan kita tunda, apalagi tidak dikerjain. Tugas itu kita lakukan seumur hidup..tanpa nanti tanpa nunda..Sekali menunda Allah akan menunda juga kebaikan untuk kita. Mauu….?
Lets Move on
Ayo,,, move on dan bergeraklah, walau selangkah demi selangkah, dan saya sudah sampai tahap menyadari bahwa ibu rumah tangga adalah pekerjaan di dalam rumah, yang mulia, menjaga amanah dari Allah, suami dan anak-anak. Dan sudah sampai tahap bersyukur telah memilih jalan ini, yaitu bekerja di dalam rumah. Tidak perlu mencari pengganti penghasilan seperti yang saya lakukan dulu, karena rezeki adalah urusan Allah, bisa saja Allah gantikan penghasilan saya dalam bentuk yang lain, yang pengen Allah lihat adalah rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah berikan, dan wujud syukur itu dalam bentuk menerima apa yang telah Allah kasih, memahami mengapa Allah berikan ini, memaksimalkan nikmat yang Allah berikan termasuk potensi diri, dan mempertanggungjawabkan kepada Allah kehidupan yang sudah Allah berikan.
Tentu saja dalam hidup ini banyak sekali guru kehidupan yang sangat berperan mewarnai hidup saya ini. Semua saya syukuri dan membuat hidup ini menjadi penuh arti.
Setiap orang punya guru kehidupan, dialah orang yang kita percaya untuk sharing, bercerita, tahu diri kita apa adanya, tahu kehidupan kita secara mendalam, dan dia haruslah orang yang dapat menjaga amanah, dia orang yang bukan selalu membenarkan kita, tapi berusaha meluruskan seandainya kita salah dalam bertindak atau salah dalam pemikiran.
Kangen mamak, dan pengen peluk mamak..semoga hidup mamak makin barokah karena banyak membantu orang yang galau seperti saya, dan membantu menemukan makna hidup.
Sunday, June 11, 2017
Jadwal fleksibel merimbunkan pohon literasi
Target untuk membaca buku klo saya pengennya menyelesaikan pending buku-buku yang sudah dibeli, yang kebanyakan hanya dibaca sepertiganya atau hanya pendahuluan. Bahkan baru kebaca judulnyaa Hehehee sok sibuk inii..
Juga menyelesaikan download materi webinar yang telah diikuti.
Target si kakak dan adik bergantian membaca buku kumpulan dongeng yang dikategorikan sebagai living book yaitu kumpulan dongeng terbaik Hans Christian Andersen. Diantara dongeng yang familiar adalah Kisah Si Itik Buruk Rupa
Kasian kan pohon yang daunnya jarang, apalagi ga punya daun...
Friday, June 9, 2017
Salah satu penyemangat itu bernama Pohon Literasi
Waktu itu diskusi sama anak-anak..
Kira-kira pohonnya dibikin gimana ya?
"Di bikin pohon besar digambar di dinding aja buun, nanti saya bikinkan pohonnya" kata Tiara yang pinter gambar
"Okee"...
Setelah pilih-pilih akhirnya saya relakan dinding kamar untuk digambari. Sebenernya ga perlu begitu, tapi saya seneng banget kalo anak-anak happy, tak mengapa hanya dinding, dibanding kebahagiaan mereka bisa coret-coret.
Saya bilang gambar pohonnya saja tanpa daun, dibikin cabang pohonnya 5 cabang, karena jumlah keluarga kita semua 5 orang. Satu orang merimbunkan satu cabang pohon Daun digambar satu-satu setelah selesai membaca buku.. yang paling rimbun daunnya adalah yang paling banyak membaca.
Paling tidak setelah membaca tau intisari bukunya, dan sanggup menceritakan kembali secara lisan atau tertulis. Tantangan buat saya dan anak-anak juga. Tujuannya membiasakan membaca dengan fun. Tanpa pohon literasi pun bisa, namun dengan pohon ini menjadi lebih bersemangat dan happy selayaknya bermain games.
Gambar masih pake pensil
Wednesday, June 7, 2017
33 judul artikel yang mau ditulis
Tuesday, June 6, 2017
33 alasan menulis ala saya
Mastermind dan False Celebration
Anggota Tim yang memberikan sarannya: #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...