Sunday, April 30, 2017

Gaya belajar saat belajar berenang

Belajar berenang, perlu pembiasaan terlebih dahulu, berkenalan dengan air, terbiasa dengan air, celupin kepala, dan terus dimotivasi agar tetap semangat, dan masih banyak tahap lainnya.

Buat Mitha anak saya yang ketiga umur 6 tahun sudah mulai terbiasa dengan air, keinginannya untuk bisa berenang begitu besar, berbanding lurus dengan keraguan dan ketakutannya tenggelam. Memang harus bertahap sebagai orang tua tidak boleh menggegasnya agar cepat bisa, pelan-pelan dan harus sabar ngajarinnya.

Gaya belajar yang paling efektif untuk mitha saat untuk berenang ini adalah dengan melihat contoh. Kakak-kakaknya memberi contoh bagaimana membiasakan diri di air, celupin kepala dan melihat bawah permukaan air dengan alat bantu kacamata renang. Mencelupkan kepala ke dalam air dimulai pada saat balita, menggunakan pelampung/ban yang melingkar di pinggangnya, lama-lama dilatih tanpa ban tapi menggunakan pelampung tangan. Menggunakan pelampung tangan melatih kaki untuk terus bergerak, ini menimbulkan sensasi yang agak bikin mitha takut karena jika tidak menggerakkan kaki maka pelampung tidak terlalu kuat menahan.

Kami memberi penjelasan kepada mitha bahwa badan kita akan bisa melayang sendiri jika kita bisa tenang dan tidak panik, gaya angkat di air akan bekerja jika kita melepaskan ketakutan kita. Pertama dicontohkan oleh kakaknya yang juga dengan sabar mendampingi mitha agar bisa berenang. "Gini lho, dek.."

Dengan semangat dia mau mencoba, bahkan hampir putus asa, dan mukanya sudah berubah karena belum sempurna melayangnya, tapi akhirnya badannya telah terbiasa dengan air dan sedikit demi sedikit sudah bisa melepaskan ketakutan dan membentuk keyakinannya bahwa badannya bisa melayang di air.  "Yeeeayy mitha bisa..."

Kakaknya terlihat seneng banget dan mitha dapat ciuman pipi dari kakaknya..

Lanjut yaa

Disinilah perlunya berlatih dengan waktu yang teratur dan dengan jarak yang tidak terlalu lama. 

Jauh hari sebelum berenang saya berikan tontonan video tahapan cara berenang buat anak-anak. Dia senang dan menyimak dengan baik, hasilnya semakin ga sabar untuk mencoba langsung di kolam. Jauh dari bayangannya setelah di kolam tidak semudah seperti yang ditontonnya, sempat hampir menyerah dan akhirnya belajar berenang diselingi dengan bermain-main.

Suka dengan melihat contoh dan ingin mencoba setelahnya.

Saat ini alhamdulilah sudah bagus bisa berenang dengan jarak sekitar 5 meter, tapi belum bisa mengambil nafas, bertahap dulu..

Rumah Belajar yang seru dan asyiik

Rumbel Tanjung

Seandainya saya merupakan bagian dari "Rumah Belajar Tanjung"

Rumah belajar ini akan dimaksudkan sebagai wujud peran dari ibu profesional yang ingin bermanfaat buat masyarakat sekitar, sebagai tempat belajar dan tempat berkumpul, tempat bersosialisasi para ibu dan anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilannya.

Untuk itu harus didukung program kerja yang layak. Dengan mengutamakan kebutuhan belajar para ibu-ibu member IIP (Institut Ibu Profesional) dan kemudian mempertimbangkan kebutuhan bagi ibu-ibu masyarakat sekitar. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama dan bermanfaat.
Diantaranya:

1. Tahsin Al Quran

Saya merasa sangat membutuhkan ilmu tahsin ini mengingat bacaan quran yang terkadang masih belum benar. Di sekitar rumah ada teman yang mempunyai kemampuan tahsin yang bagus, dan saya pikir cocok untuk mengajar ibu-ibu yang masih belum fasih mengaji.

Targetnya adalah para ibu member IIP dan ibu-ibu diluar member.

Untuk bagaimana model pengajarannya, selanjutnya akan didiskusikan lagi dengan pengajarnya.

Maksimal 25 orang

2. Playdate dengan berbagai tema, salah satunya belajar berenang yang baik dan benar.

Berenang ini pun tetap menjadi kebutuhan saya dan keluarga, dengan berenang melatih keberanian, melatih diri agar terbiasa dengan air, menjaga badan agar senantiasa bugar. Untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, lebih baik jika dibiasakan untuk berenang. Namun kalau diperhatikan, banyak anak-anak jika di kolam renang hanya bermain, tidak berlatih bagaimana berenang yang baik dan benar. Hal ini dimaklumi karena minimnya pelatih renang yang umumnya mereka juga masih bekerja pada office hour. 

Akan difasilitasi dengan guru/pembimbing untuk berenang. 

Target para ibu-ibu dan anak-anaknya

3. Fieldtrip explore alam Tabalong dan sekitarnya.
Alam Tabalong dan sekitarnya banyak menyimpan keunikan, selain masih asli dan natural, alam di sini termasuk serba ada, ada goa yang dingin dan airnya tenang, ada air terjun, ada banyak sungai bebatuan yang masih asli, ada lokasi untuk camping di sini, ada sungai yang lumayan deras airnya bisa dimanfaatkan untuk wisata bamboo rafting. 

Playdate bersama keluarga yang lain bisa menambah keseruan, dan ajang berkumpulnya para ibu, ayah dan anak-anak. Diharapkan dapat merekatkan hubungan dalam keluarga maupun antar keluarga.

4. Kajian online dan offline bekerjasama dengan komunitas parenting yang lain. Secara berkala mengadakan kajian parenting/sharing masalah parenting baik online maupun offline, jika memungkinkan mengundang praktisi parenting yang bisa mengisi kajian.

5. Playdate bersama membuat kue, mpek-mpek, membuat mie, merajut, decoupage, menggambar, mewarnai, menghias kue, menghias cupcakes, beauty class, gardening, hidroponik, membaca bersama, mendongeng.

Semua kegiatan pasti asyik dan seru jika dilakukan bersama-sama, tantangannya adalah bagaimana mengumpulkan orang yang sevisi misi, juga waktu yang sangat sempit, karena hanya ada waktu weekend, sedangkan weekday anak-anak banyak yang bersekolah yang menerapkan fullday school, bahkan di tahun ajaran baru nanti sekolah negeri kabarnya telah menerapkan fullday school bagi anak-anak.

Semoga Allah selalu memberikan jalan dan memberi kekuatan untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan.








Saturday, April 29, 2017

Kebersamaan yang bermakna

Setiap bareng dengan anak banyak hal yang ditemui, seharusnya dicatat, sehingga bisa kita amati kecenderungan anak ini suka apa, minat apa, sifat uniknya apa dan bakatnya apa..

Jika bicara tentang gaya belajar, anak saya yang ketiga suka membaca, minat dalam membaca sudah tampak walau harus dimotivasi terlebih dahulu. Suka menonton. Mungkin saya masih belum bisa membedakan dia suka menonton memang panggilan hati atau kecanduan menonton. Jika sudah menonton rasanya dia sudah menemukan dunianya. Tetap saya batasi karena televisi kurang bagus untuk perkembangannya. 

Untuk mengetahui sesuatu, dia suka bertanya, jika belum jelas atau menemui kata-kata asing di telinganya, dia kembali bertanya. Penjelasan yang memadai akan memuaskan dia. 

Pada waktu memilih permainan, saya memberi pilihan beberapa permainan, ada puzzle, ada permainan pasir sintetis, monopoli, namun tidak ada yang dipilihnya, dia malah memilih  bermain masak-masakan. Untuk pilihan, dia cukup bisa bertahan dengan pilihannya sendiri. 

Untuk mempengaruhi dia, saya mencontohkan atau bermain sendiri puzzle, dan asyik sendiri dengan tujuan memancing dia untuk ikut bermain. Pertama mendekat, dan akhirnya mau ikut bermain. Dia harus melihat orang lain terlebih dahulu untuk bermain, lihat keasyikannya dan proses selanjutnya dia mau bermain sendiri, walau tetep harus ada saya disampingnya. 

Jika bermain dengan temannya, dia tidak mendominasi, sangat kooperatif, mau menerima saran temannya dan kadang-kadang dia pun mengusulkan sesuatu kepada temannya. Ada kalanya  dia tidak mau dipaksa, ada kalanya dia dengan mudah mau menerima saran dari temannya.

Antusias pada saat diajak hiking menuju air terjun, sejauh 800 meter, sesekali melintasi sungai berbatu dan jalan terjal nan licin. Luar biasa, ditengah hujan masuk hutan dan hiking. Dia semangat dan tanpa lelah, saya tanya ternyata dia suka bermain dan bersentuhan dengan alam. Setelah melihat kakaknya yang mengambil daun lebar untuk menutupi kepalanya dari hujan, dia pun ikut mencari daun lebar untuk menutupi kepalanya. Sampai memuju air terjun pun dia ikut bergabung dengan kakak yang lain. Main air dan seru-seruan. 

Rasanya ciri-ciri yang nampak lebih ke ciri-ciri gaya belajar visual dan auditory

Seiring berjalannya pengamatan, semoga makin banyak di dapat data yang menunjukkan gaya belajar dia yang sebenarnya.


Thursday, April 27, 2017

Gaya belajar yang unik

Anak yang ketiga Paramitha Nadya Maharani, umur 6 tahun, sekarang sedang menyelesaikan jenjang Taman Kanak-kanak (TK) setelah itu rencananya akan lanjut ke homeschooling. 

Aktivitas selama di sekolah TK, banyak bermain dan sudah diperkenalkan tentang membaca dan menulis, termasuk membaca ummi/Al-Quran. Mitha sudah bisa membaca dan menulis dengan kemauan sendiri. Kemampuannya meningkat dengan cepat. 

Senang membaca sendiri buku-buku yang dipilihnya dengan suara keras. Dan jarang minta dibacakan. Suka diceritakan tentang sesuatu tanpa text book, dan diminta untuk mengulang-ulang.

Dapat menghafal doa dan surah dengan baik, dan menyukai kegiatan yang menuntut konsentrasi seperti mewarna, menulis dan membuat coret-coret gambar. Kemampuan motorik halus yang baik, luwes gerakan dalam menulis dan menggambar. Juga pada kegiatan membuat kue, sangat antusias untuk menguleni adonan.

Gaya belajarnya lebih banyak melihat contoh kemudian tertarik mengikutinya. Setelah mencoba tetap bersemangat untuk menyelesaikan walaupun terkadang harus terus dimotivasi untuk menjaga semangatnya.

Tuesday, April 25, 2017

Sulit bukan berarti tidak bisa

Untuk nice homework kali ini tetap.. susah untuk dijawab, mungkin tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu dengan kondisi sekitar, ada rasa khawatir juga tidak bisa menghadapi tantangan dengan baik. Setiap orang menyadari bahwa untuk mengerjakan pekerjaan yang besar selalu dimulai dengan satu langkah pertama, tidak menunggu siap, tidak menunggu sempurna, tapi kemauan untuk berkontribusi, kemauan untuk belajar dan kemauan bekerja dalam tim.

Kondisi masyarakat disini bervariasi, ada yang pendatang ada pula penduduk asli, buat pendatang seperti saya ini, banyak yang harus dilakukan untuk penyesuaian diri.  Untuk para pendatang biasanya punya anak kisaran balita sampai dengan SMP, karena selepas SMA mereka memilih untuk menyekolahkan di Banjarmasin atau daerah lain. Jadi lebih banyak anak-anak yang berusia sampai dengan SMP. 

Karena di daerah yang jauh dari pusat kota, banyak para keluarga akhirnya memilih untuk mengeksplore alam yang masih natural, mengunjungi bahkan camping/menginap di alam terbuka. Sehingga meminimalisir hiburan-hiburan perkotaan yang akrab dengan mall dan gedung-gedung bertingkat.

Dalam mengeksplore alam pun lebih seru jika dilakukan beramai-ramai tidak sendiri-sendiri. Tantangannya mengumpulkan orang yang satu visi dan berkegiatan bersama secara teratur. 

Bicara mengenai bakat saya dalam hubungannya dengan tantangan ini, saya menyukai hal-hal yang berhubungan dengan parenting, orang yang mau untuk belajar untuk menjadi yang lebih baik. Mau bersusah payah untuk memperbaiki hubungan dengan anak-anak dan inginkan anak-anak mencapai potensi terbaiknya. Dan  semoga dengan dimulainya komunitas/rumah belajar di daerah ini, memperluas pergaulan dan keterampilan mengorganisir sebuah kegiatan. Menjadi magnet buat para ibu-ibu untuk melakukan hal yang sama yaitu selalu merancang dan berkegiatan untuk mengakrabkan keluarga dan antar keluarga.

Inginnya, sebuah komunitas atau rumah belajar tidak pernah sepi dari kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak dan orang tua, selalu ramai, tempat belajar bersama dan tempat sosialisasi dan juga tempat curhat buat sesama orang tua, bukan untuk mengeluh tapi untuk menyalurkan energi yang mungkin bisa berakibat kurang baik jika dipendam.

Bayangan kegiatan-kegiatan seperti yang sudah pernah beberapa temen-temen lakukan, kumpul bocah dan berkegiatan bersama.

Bismilah semoga semangat untuk mendidik anak dengan baik tetap terjaga sampai kapanpun..

Monday, April 24, 2017

Gaya belajar apakah yang dominan?

Giliran anakku yang kedua yang akan direview, namanya Mirza Mutiara Hanifa, umur 10 tahun, Sekolah Dasar kelas 4.

Senang membaca sendiri buku-buku yang disukainya. Dalam proses belajar di sekolah tidak mengalami kesulitan, konsentrasi cukup bagus, fokus sesuatu dalam satu waktu, sehingga terkadang sampai tidak menyadari jika namanya dipanggil. Dapat memahami penjelasan dari guru. Mencatat pelajaran disertai dengan gambar dan warna-warni. Lebih banyak melakukan pengamatan, baik dalam bersosialisasi maupun jika diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang pertama kali, selalu ingin melihat contoh terlebih dahulu. Ciri ini merupakan ciri gaya belajar visual yang tampak pada aktivitas belajar.

Sedangkan ciri gaya belajar auditory yang tampak:

- tiara dapat menghafal doa, surah maupun lagu dengan cara diperdengarkan setiap hari.

- suka mendengarkan orang lain bercerita, dan kemudian memberikan tanggapan kritisnya. Jika komunikasi kurang efektif, dia akan meminta untuk mengulang kembali.



Ciri gaya belajar kinestetik yang tampak:

Dalam belajar tiara menggunakan keterlibatan fisiknya setelah melihat contoh, mendengarkan contoh, tidak langsung melakukan praktek, jika menggunakan fisik tidak terlalu banyak melakukan gerakan.

Pilihan aktivitas yang sering dilakukan:
- membaca kadang keras, kadang dalam hati
- menggambar, mewarnai, menonton
- bersepeda, naik sepeda motor
- dancing
- bermain catur, bermain monopoli, bermain balok dan menyusunnya.

Sunday, April 23, 2017

Mengamati gaya belajar

Selama ini data mengenai gaya belajar anak bisa jadi sudah sering saya lihat dari tiap-tiap anak, masalahnya mungkin saya sebagai ibu tidak "ngeh" dengan tanda-tanda itu, sekarang waktunya untuk menuliskan apa saja yang telah saya amati selama ini dan mengelompokkannya sesuai dengan kriteria gaya belajar apa yang dominan. Dimulai dengan anak pertama, Diannisa Naila Hanin umur 12 tahun, saat ini masih bersekolah di Sekolah Dasar kelas 5. 

Pada Aktivitas Belajar di sekolah

Ciri-ciri visual yang tampak:

- Secara umum tidak bermasalah dalam hal cara belajar mengajar di sekolah. Bisa mengikuti dengan baik, konsentrasi baik dan memperhatikan guru dengan baik. 

- Suka dengan guru yang lebih bisa membawakan diri di kelas, seperti bercerita dengan lebih hidup daripada bercerita tanpa ekspresi.

- Suka belajar dengan alat peraga, gambar-gambar, diagram yang berwarna-warni, dia bilang jadi tidak ngantuk. 

- Bisa bertahan menyesuaikan diri untuk duduk dan berkonsentrasi lebih lama. 

Ciri-ciri Auditory yang tampak: 

- Dapat menghafal dengan diberikan contoh pengucapan tanpa melihat tulisan terlebih dahulu. Contoh menghafal doa, surah, menghafal pelajaran.

Ciri-ciri Kinestetik yang tampak: 

- Diannisa akan praktek mengerjakan aktivitas tertentu setelah paham dan mengerti terlebih dahulu maksud aktivitas tersebut, setelah melihat contoh, tidak langsung ke tahap prakteknya.

- Terkadang di sekolah tidak bisa menahan untuk tidak mengobrol dengan teman di dekatnya, dan menjadi catatan guru di sekolahnya.

Aktivitas di rumah:

Ciri-ciri visual yang tampak:

- Lebih suka membaca sendiri daripda dibacakan, bisa bertahan dalam membaca sebuah novel tebal yang selesai dalam beberapa hari saja.

Ciri-ciri auditory yang tampak

- Setelah membaca sebuah buku suka untuk bercerita kembali dan berdiskusi dengan teman/adik/bunda untuk membicarakan isi cerita dalam novel tersebut.

Ciri-ciri kinestetik yang tampak:

- Dalam bercerita tidak terlalu banyak aktivitas fisik yang banyak, hanya tangan dan mata yang bergerak, kecuali jika harus mencontohkan gerakan tertentu. Tetapi tidak harus berpindah-pindah tempat.

Pilihan aktivitas yang sering dipilih adalah
- ke toko buku Gramedia
- menulis blog sekali-sekali, jika berkenan boleh kunjung ke www.diannisanailahanin.blogspot.co.id
- mengobrol dengan bunda/teman akrab
- membaca novel
- menggambar sekali-sekali
- merajut
- menari/dance dengan disertai contoh melalui media televisi



Tuesday, April 18, 2017

Badge cantik lagii

Badge cantik lagi
Setelah berhasil menyelesaikan tantangan ketiga 
Masih ada tantangan berikutnya yang lebih seruuu

Ayoo semangat..

 

Mati gaya

Klo lagi mati lampu gini kedengeran tetangga lagi masak, ngulek pake cobek dan goreng-goreng..kadang-kadang diselingi bunyi peralatan masak yang beradu dengan lantai.. alias jatoh.. 

Ayo donk lampu nyala..
Matigayaa neeeh

Ga bisa nyetrika
Ga bisa online...
Ga bisa makan juga 
Lagi puasa bayar hutang..
Huhuhu udah telat banget ini mah...
Semoga masih sempet
Efek dari menunda yang kebangetan..
Akhirnya beginilah
Mepet..
Semoga rejekinya ga ikut mepet juga..

Thursday, April 13, 2017

Perlu perjuangan mengalahkan diri sendiri

Mengerjakan beberapa project bersama anak-anak tidak semulus yang dibayangkan. Bayangan saya dalam merancang sebuah project semua anggota keluarga terlibat, masing-masing mengemukakan keinginan dan pendapatnya, kemudian merancang dan menuliskannya agar dapat dengan mudah menyamakan kerangka berpikir masing-masing anggota keluarga. Kemudian dalam menjalankannya semua berperan sesuai kesepakatan, saling bantu jika ada kesulitan-kesulitan. Membicarakan bersama, mengerjakan  bersama, tampak respon yang berbeda dari anak-anak. Saya orang tua melakukan pencatatan serta pendokumentasian dengan baik, kemudian dibuatlah jurnal yang di dalamnya menceritakan banyak hal mengenai kejadian apapun. Dan membuat jurnal dengan konsisten/istiqomah/terus-menerus/kontinyu dengan kemauan yang kuat. Sehingga terlihat pola anak-anak mengenai perkembangannya, minat, bakat, bahkan prediksi profesi yang bakal digeluti anak-anak nantinya.

Idealnyaa yaaa...

Namun kenyataannya tak semudah kondisi ideal, walau tetap optimis menjalankannya, tak banyak target, minimal anak-anak merasa senang dan bahagia. Melihat respon yang terlihat terkadang  anak-anak biasa-biasa saja, terkadang senang, lebih banyak merasa tidak sedang menjalani project, masih seperti sedang tidak ada project. Apa malah bagus yaa? Anak-anak tetap enjoy..tapi apa muatannya sampai ke anak-anak? Ini yang mungkin masih bikin saya sendiri tidak bisa memastikannya.

Oh anak-anakku, bunda ini masih harus banyak belajar.. belajar teori, 
teori bahwa mendidik anak adalah merawat fitrah yang sudah tertanam dalam diri anak 
teori bahwa setiap anak memiliki keunikan yang nantinya akan menjadi peran spesifik dalam hidupnya
teori bahwa orang tua memiliki tanggungjawab terhadap pendidikan dan pengasuhan anak.

belajar praktek semua ilmu parenting, praktek membuat jurnal setiap hari tanpa lelah.

belajar mengobservasi, belajar membaca tanda, belajar membaca ekspresi, belajar tidak menuntut, belajar optimis dan belajar memanaj diri sendiri, belajar memgelola emosi negatif, belajar konsisten dan istiqomah dalam kebaikan. 

Dan belajar ini takkan ada batas waktunya. 

Merasa tak mampu memikulnya sendiri, mengingat besarnya tantangan yang akan dihadapi nantinya.

Sangat-sangat bersyukur bertemu dengan komunitas ini.. membuat diri ini merasa tidak berjuang sendiri, bukankah berjuang secara berjamaah mempunyai kekuatan yang lebih? baik pada semangatnya maupun pada hasilnya. Insya Allah..

Terimakasih Allah, terimakasih teman-teman, dan terimakasih untuk diri saya sendiri yang sudah mau bekerjasama agar selalu optimis.

 

Wednesday, April 5, 2017

Project dadakan by Nisa

Wah ternyata buat Nisa anak pertama saya 11 tahun, mendadak ngajakin adik-adiknya untuk melakukan sebuah project yaitu "bersih-bersih lemari display"

Nisa: "Ayo.., adik kakak kita beresin lemari pajangan ini biar rapi dan ga berantakan, ini kan isinya pernak-pernik mainan kita"
Adik-kakak: "ayoo.."

Saya perhatikan cara mereka kerja, Nisa dan kakak segera mengeluarkan barang-barang dari rak lemari paling atas dan rak tengah. Kakak memilah milah dan Nisa menyusun kembali mainannya ke dalam lemari. Waktu menyusun kakak meminta cara menyusun pernak perniknya sesuai kemauan kakak.

Kakak: "Mainan yang sama dijejerin biar lucu yaa"

Yang lain setuju aja. Mereka aktif semua, saat nemu wayang-wayangan, malah adik dan kakak asyik berdialog dengan menggunakan wayang itu..Entah apa yang mereka omongin, yang pasti seru sampe pada ketawa-ketawa dan lupa beres-beresnya. Protes deh Nisa.

Nisa: "Ayooo.. kita beresin mainannya.. ini jadinya Nisa aja yang beresin, kalian malah mainan."

"Okeee.." kata adik kakak.

Saat kakak akan mengeluarkan barang-barang di rak ketiga, Nisa segera melarang "Jangan, Kak. Besok aja kita lanjutin lagi, ini sudah waktunya sholat Isya."

"Baiklah"

Nisa emang anaknya suka mengatur, mengatur adiknya atau teman-teman dalam kelompoknya. Sering saya libatkan dalam pengambilan keputusan. Namun tetap harus dilatih  dan dimotivasi dalam berkomunikasi dengan orang lain.




Optimist

Ketika pilihanmu berbeda dengan yang lain
Pastikan pilihanmu tidak salah
Pastikan pilihanmu benar 
Pastikan pilihanmu tidak bertentangan dengan Al-Quran

Ketika pilihanmu berbeda dengan yang lain
Kuatkan hati 
Minta pertolongan Allah untuk menguatkan hati
Agar tetap pada pilihan yang benar

Ketika pilihanmu berbeda dengan yang lain
Carilah dan berkumpullah dengan orang yang memiliki visi misi yang sama. 
Agar tetap optimis dan semangat menjalani hari-hari

Jika banyak sekali suara yang meremehkan
Cukup dengarkan lewat telinga dan keluar lagi
Toh nantinya kita akan bertanggungjawab kepada Allah tentang pilihan yang kita ambil..

Tetap berdoa, berusaha, yakin, optimis, semoga Allah selalu memberikan cahayaNya bagi orang yang selalu mencari. 
 

Mimpi punya perpustakaan mini

Kalau sudah pergi ke toko buku paling ga bawa pulang 2 sampai 3 buku sekaligus.. atau kalo ada buku online yang oke udah deh, mau cash, mau arisan hajaar terus, sampai rumah kayanya ga ada tempat yang lega lagi. Di bawah meja ada buku, di lemari pakaian hahha ada space juga untuk buku-buku yang sedang dibaca. Buku resep adaa walaupun belum semua dipraktekin.. 

Sekarang saatnya mengumpulkan koleksi buku-buku yang tersebar. Rak udah 50 persen dirakit sama ayah, anak-anak juga sudah pesen tempat untuk buku-bukunya. Mitha udah atur-atur, dia bilang bukunya dikelompokkan bun biar gampang nyarinya. Siiip.. bantu bunda yaaa, Nak..

Kendalanya ada ajaa..
Ruang tempat perpus mini yang bocor belum diperbaiki, kebetulan tukang bangunan sedang ada kerjaan lain jadi ga bisa perbaiki. 
Akhirnya project ini ditunda lagi sampai kebocoran berhasil diperbaiki. Untuk sementara berpikir lagi loncat project yang lain.

Monday, April 3, 2017

Project baru lagi

Belum jalan project tentang berkebun (gardening project) karena lagi keluar kota, muncul ide lagi untuk membuat project cinta buku. 

Saya seneng banget baca lebih tepatnya koleksi buku hehehe.. sampai-sampai rumah jadi penuh buku, dimana-mana buku dan kurang teratur. Buku-buku koleksi saya kebanyakan buku untuk anak-anak, kisah-kisah tentang nabi, para sahabat dan beberapa novel. Banyak juga buku parenting dan buku-buku lainnya.

Bentuk project ini menyusun perpustakaan mini dan ruang baca di rumah
Tujuan project ini tentu saja agar 
-anak-anak cinta membaca, menumbuhkan keinginan anak-anak untuk membaca
-akses yang mudah apabila mencari buku, saat ini buku masih tersimpan di kotaknya dan tersebar di tempat yang berbeda.

Tentu harus ada usaha dibalik keinginan untuk tujuan tersebut. Kendala ruangan sempit harus bisa diatasi. Sementara ini masih memanfaatkan ruangan mushola untuk tempat perpustakaan mini kami.

Untuk keberhasilannya harus didukung oleh peran semua anggota keluarga.
Peran ayah: merakit rak buku
Peran bunda: mengatur penempatan rak, buku dan barang-barang lain
Peran Nisa/anak pertama: mensortir barang-barang yang ada di ruang mushola agar ruangan bisa dimanfaatkan. Selama ini ruangan mushola penuh dengan tumpukan-tumpukan buku dan mainan yang tidak terpakai
Peran tiara/anak kedua: membantu menyusun buku
Peran mitha/anak ketiga: membantu menyusun buku

Project ini akan dikerjakan bertahap karena anak-anak masih bersekolah sampai sore dan juga masih menunggu ayah merakit rak buku. Sementara ruangan untuk perpus mini sudah siap, walaupun barang-barang yang dikeluarkan dari ruang ini sebelumnya masih numpuk dan belum disortir.

Semoga project ini cepat selesai, anak senang semua happy

 Ruang untuk perpus mini 


Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...