Monday, July 31, 2017

Belajar bentuk dari alam

Saat bermain di taman mitha berusaha naik patung kuda yang paling tinggi ternyata ada banyak serangga penyengat dengan sarang di bagian kaki patung. 


"Hati-hati mitha ada sarangnya, ayo kita cari patung yang lain"


"Ayuk bun"


"Mitha tadi lihat sarangnya?"


"Iya lihat "


"Bentuknya apa?"


"Bentuknya bulat.."


"Iyaa bentuk sarangnya tidak beraturan"


"Klo lebah madu mitha tau?"


"Tau"


"Bentuk sarangnya gimana?"


"Lingkaran, bulat-bulat"


"Ayo mitha kita lihaat"


Sambil memperlihatkan gambar sarang lebah madu dari internet


"Ini lingkaran atau bukan, mitha?"


"Kayanya lingkaran bun"


"Lihat lebih dekat yukk

Kita hitung sisinya sama-sama yaa...Satu, dua, tiga, empat, lima, enam"


"Oh iyaa yaa..ada enam hiii mitha geli lihat sarangnya"


"Jadi sarang lebah madu tersusun dari ratusan bahkan ribuan bentuk segienam yang beraturan"


Demikianlah hari ini.. belajar bentuk segienam dari sarang lebah.




Friday, July 28, 2017

Jumlah uangku berapa yaa?

Mengenal mata uang dan alat pembayaran.


Melihat kakaknya menghitung uang yang ada di dompet bunda, adik mitha ingin juga ikut menghitung uang.


Sebelumnya diwarning untuk cuci tangan setelah memegang uang karena uang dipegang olah banyak orang secara bergantian. Mudah menjadi media penularan penyakit. 


Untuk adik uang 1.000-an, 2.000-an, dan 5.000-an. Kalau 10.000-an masih dikira uang seribuan. Hehehe...


"Berapa jumlahnya, Mitha?"


"Sembilan ribu"


Terkadang jawabannya benar terkadang jawabannya salah..yang penting dia tahu salah satu manfaat penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari.


Thursday, July 27, 2017

Kalender bekas jadi cerita

Kalender bekas usefull banget untuk mengenalkan anak pada konsep waktu berkaitan dengan hari, tanggal bulan dan tahun. 


Karena sekolah di rumah, mitha agak lupa hari, sebelumnya dia mengenali hari dengan seragam TK yang dipake.


"Mitha, hari ini hari apa?"


"Mitha ga tau, Bun"


"Lihat di jam tangan bunda hari kamis, dan di handphone bunda juga hari kamis, tanggal 27 Juli 2017, ayo lihat di kalender"


"Ayo, Bun"


Saya menceritakan kalender mulai dari nama-nama hari, tanggal awal bulan tanggal akhir bulan, kemaren, hari ini, besok, lusa, kemaren lusa. Dan dia masih perlu waktu untuk mencernanya. Kalau sambil bermain tebak-tebakan tidak terasa sedang belajar. 





Wednesday, July 26, 2017

Puding baby stroberi dan matematika

"Bun, ayok kita bikin kue.. mana ya buku resep kue-kue"


"Itu di rak buku"


Beberapa saat kemudian


"Bikin ini aja buun, puding baby stroberi"


"Okee.., coba dibaca resepnya.."


Tertulis di resep


1 1/2 bungkus agar-agar

2.000 ml susu cair

200 gram gula pasir

1/8 sendok teh garam

100 gram stroberi


"Mitha ga bisa baca angka-angkanya ini, maksud angka-angka ini apa, Bun?"


Saatnya menunjukkan 1 1/2 bungkus itu seberapa, 2.000 ml adalah 2 kotak susu yang isinya masing-masing 1.000 ml,  200 gram gula pasir dengan cara menimbang, 1/8 sendok teh garam adalah seujung sendok, 100 gram stroberi dengan menimbangnya.


"Ooh, gitu ya, Bun..ayo kita mulai bikin"


Anak happy dan mulai mengerti matematika dalam kehidupan nyata. Bikin puding perlu perhitungan bahan-bahan yang pas agar hasilnya memuaskan.


Selamat membuat puding yaa anakku sayaang...





Tuesday, July 25, 2017

Temukan Matematika di sekitarmu

Matematika itu ada di sekitar kita lho bukan hanya berupa hitung-hitungan yang tanpa kita tau gunanya untuk apa. 

Kalau dulu saya masih anak SD, belum ngerti deh ngapain saya belajar matematika ini.. tapi seneng aja ngerjain itung-itungan, kalo udah nemu, puas rasanya...Ternyata ada donk gunanya..

Buat anak yang alergi matematika lihat angka-angka udah berubah moodnya langsung cemberut, ga bisa mikir dan pengennya lari dari kenyataan.. hehehe. Penanganannya tentu harus diketahui dahulu penyebabnya. Kalau trauma, harus disembuhkan dulu traumanya sebab apa. Kalau ga suka apa karena gurunya atau karena memang belum mengerti dan ga ada yang bisa membuat dia mengerti? PR lagii ini..

Padahal kalo mau menggunakan sedikit saja kemauan dan menjaga semangatnya, matematika itu bisa jadi seru dan bikin nagih.. bener nggak? Apalagi fitrah anak itu cerdas tinggal stimulannya nih yang diperbaiki.

Hayuuuk kita kaitkan matematika dengan kehidupan nyata, salah satunya seperti di bawah ini.

Mitha berumur 6 tahun belum terlalu fasih membaca jam, yang dia tahu jika jarum jam tepat di angka 12 dan jarum pendek di angka tertentu. Kalau sudah bergeser dari angka 12, masih bisa menyebutkan dengan benar kalau bergeser ke angka 1 dan 2 yaitu lewat 5 menit atau lewat 10 menit.. selebihnya masih harus dipandu. 

Belajar membaca jam harus mengerti dulu perkalian 5 karena di jam dinding hanya tertulis angka 1 sampai 12 saja padahal menitnya adalah sebanyak 60 menit. 

Untuk memudahkan dia belajar, bisa dicontohkan misalnya: 20 menit lagi ayah akan pulang dari kantor, sementara jam menunjukkan pukul 17.40 menit. Anak bisa kita pandu untuk menghitung dari posisi pukul 17.40 ke posisi 18.00 

"5, 10, 15, 20"

Jari kita sambil menunjuk ke angka pada jam tersebut, diharapkan anak bisa mengerti. Dan jika dilakukan dengan menyenangkan anak tidak merasa sedang belajar matematika. Tidak ada trauma dan tekanan batin..

Duuuh..

Wednesday, July 19, 2017

Hari pertama sekolah

Ia terbiasa sekolah, umur 2 tahun sudah "dipaksa" masuk sekolah bernama PAUD. Ibunya kerja dan memilih menyekolahkan anak sedini mungkin, pilihan diantara dua kondisi yang tidak menguntungkan. Sekolah atau bersama baby sitter istilah kerennya. Tetap dibujuk walaupun anak menangis saat bangun tidur, berontak saat bersiap mandi, dan trauma saat diantar sekolah. Hal biasa katanya kalau anak baru awal sekolah masih menangis, lama-lama akan bisa menyesuaikan diri. Dan ibu itu percaya. Sampai anak pun mulai terbiasa dengan drama pagi, menangis, ga mau sekolah, ditinggal di Paud. Dan akhirnya terbiasa sekolah dengan tekanan. Teganyaa..


"Aah...kenapa si ibu itu ga berhenti kerja aja. Dan urus anak sebaik-baiknya bukan dititip titipin begitu" sebagian orang ada yang berkomentar demikian.


Iyaa sebelum keadaan yang darurat, susah mengubah ego sang ibu tersebut. Si anak dalam perkembangannya sudah melupakan ibunya sebagai ibu, mengganti baby sitternya sebagai ibu barunya yang care banget, ga cuek dan perhatian. Yang nyuapin, ngajak jalan-jalan, ngajak ngomong dan ngajak bernyanyi. Bahkan kabarnya si anak tidak lagi mau tidur bareng ibunya, miris.... Dipicu karena cemburu dengan baby sitternya, si ibu rela resign dari kerjaan dan meraih kembali apa yang menjadi tanggungjawabnya, mengurus anak dan memberikan hak-haknya.


Saat ini, anak telah masuk jenjang SD, sang ibu memutuskan untuk melanjutkan ikhtiarnya membangun kembali bonding dengan mendidik sendiri anak 6 tahun tersebut. Iyaa anak itu sekolah di rumah. Berharap dapat mengganti kasih sayang yang dulu hilang. Masih ada waktu pikirnya sebelum semua terlambat. Hari pertama yang bersejarah itu diawali dengan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim", sang ibu pun berharap semoga ikhtiar ini membawa keberkahan bagi keluarga. 



Friday, July 14, 2017

Aliran rasa menstimulasi anak membaca

Aliran rasa menstimulasi anak senang membaca

Anak-anak pada dasarnya senang hal-hal baru, termasuk membaca. Dengan membaca  , anak menemukan sesuatu yang baru, pengetahuan, cerita yang mengasyikkan, cerita yang memberi hikmah dan membuka wawasan. Namun anak-anak rentang konsentrasinya pendek, agar tidak bosan, perlu diselingi dengan kegiatan lainnya. 

Agar anak suka membaca orang tua perlu memberi contoh, dengan sering membaca buku yang kita sukai. Anak yang melihat orangtuanya membaca biasanya anak juga mengambil buku yang ia sukai dan ikut-ikutan membaca. Buku-buku untuk anak-anak ditempatkan di rak yang mudah terjangkau dan mudah diambil. Anak dengan umur 10 tahunan sudah bisa membaca sampai selesai, sedangkan anak saya yang masih berumur 6 tahun sebentar saja sudah bosan, dan ingin didampingi. Akhirnya saya melepas buku saya dan menemani dia membaca. Bisa dengan mendengarkan saja, menceritakan kembali atau mendengarkan dia untuk menceritakan kembali, ini pun belum tentu dia mau, masih harus sering-sering ditumbuhkan keinginan berceritanya.

Saya sadar banget kalau kemampuan membaca huruf dan memahami tidak berbanding lurus.

Kilas balik waktu dulu masa kecil, sukanya membaca majalah bobo dan donal bebek, yang banyak gambar dan warnanya. Serial 5 sekawan, saya ga suka karena ceritanya panjang dan tentang petualangan, dulu banyak ga ngertinya. Kalo waktu ulangan atau ujian SD, paling males soal cerita matematika dan bagian wacana Bahasa Indonesia hehehe. Semakin besar dan dewasa membaca bukan hanya kewajiban tapi sudah merupakan kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, menambah pengetahuan dan wawasan. Sejak kuliah tepatnya mulai menyenangi dan mencintai buku. Dan baru-baru aja sampai pada kesadaran bahwa membaca itu "hanya" kegiatan konsumtif. Kita harus mengolahnya menjadi kegiatan yang produktif yaitu dengan bernarasi baik secara lisan maupun tulisan. Dan anak-anak sedang dibimbing ke arah itu, klo udah umur-umur seperti saya hmmmm udah telat siih tapiii better late than never...tetep bisa ditumbuhkan kebiasaan bernarasinya.

Tetap semangatt mendampingi anak-anak mencapai kemampuan membaca, memahami, menceritakan kembali secara lisan  atau tulisan.


Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...