Tuesday, January 31, 2017

Weekend bersama Eyang

Weekend kemaren melihat eyang bercerita dengan anak-anak, bahagia ngeliatnya, karena ga bisa setiap hari momen ini terjadi, eyang ada di kota lain dan kebetulan sedang berkunjung ke kota kami.

Yang diceritakan pengalaman-pengalaman yang sudah pernah diceritakan kepada saya, menjadi menarik karena eyang bercerita dengan lucu dan anak-anak antusias dengernya. Terkadang mereka tertawa dan bertanya kalau ada yang tidak mereka mengerti. Soanya kadang-kadang eyang menyelipkan Bahasa Jawa dalam ceritanya.. anak-anak ga ngerti...

Beberapa yang diceritakan eyang diantaranya:

Monday, January 30, 2017

Menangislah anakku..

Periksa.. Cek cek dan koreksi apa yang telah saya perbuat ke anak-anak.. Sehingga membuat anak kadang menguji kesabaran banget..

Bunda kadang ga sabar untuk mendengarkan tangisanmu padahal tangisan kamu berarti menyalurkan energi yang negatif..

Menahan tangisanmu berarti menumpuk "sampah" sampai entah kapan..

Menangislah anakku..

Semoga bunda ini diberikan hati yang lapang untuk mendengarkannya..

Tapii.. kita kan sudah sepakat kalau kamu lagi nangis, bunda akan biarkan dulu yaa.. yang penting kamu tidak melempar/membanting barang, dan melakukan hal-hal yang merugikan..klo sudah legaa, bunda akan ajak kamu bicara. Dan kamu harus bicara..kalau cuma diam, bunda tidak akan tau dalam hatimu sedang bicara apa...

Itulah
Mungkin duluu ....
Bunda jarang mendengarkanmu
Jarang memperhatikan perasaanmu
Jarang menemanimu bermain
Jarang mengajakmu bicara
Sering membuatmu terluka
Sering meninggalkanmu

Ataauu

Dulu kamu bersama 'baby sitter' yang suka berlaku kasar dan ga sayaang

Dan sekarang saatnya kamu bikin bunda sadar dan terus memperbaiki diri..

Maafkan yaaa...anakku..
Maafkan ya Allah






Saturday, January 28, 2017

Bermusyawarah dengan anak..penting lhoo..

Bermusyawarah dengan anak itu penting..

Seperti pada saat saya mendapat ilmu "Bagaimana agar anak sholat 5 waktu dengan kesadaran" saya mendapat ilmunya dari Abah Ihsan pada saat ikut kajian matapena (majelis tsaqofah pendidikan anak), saya tidak langsung serta merta melaksanakan tanpa bermusyawarah dulu dengan anak-anak. Anak-anak diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk mengetahui dan memberikan pendapatnya mengenai  apa yang akan diterapkan. Jika anak-anak dilibatkan maka mereka akan merasa dihargai dan mereka bisa mematuhi apa yang telah menjadi kesepakatan.

Jika anda berkesempatan untuk mengikuti matapena, jangan lewatkan kesempatan untuk mendengar langsung dari Abah Ihsan.

Beda rasanya mendengar langsung dengan membaca resume..resume ini paling hanya 40% nya saja. Karena singkat sekali dan kurang hidup..tapi sebagai gambaran saja, bisa dilihat disini.
Setelah mengetahui bagaimana mengajarkan disiplin sholat pada anak-anak. Saya pengen bangen banget mengaplikasikan, tapi sekaligus ragu apakah saya mampu dan anak-anak mendukung?

Akhirnya saya melakukan musyawarah dengan anak-anak. Sebelumnya sudah saya ceritakan tentang resumenya.
Ketika saya tanya
"Gimana anak-anak bisakah kita mulai sama-sama pembiasaan sholatnya?"
Mereka menjawab
"Bisa, Bun"
"Alhamdulillaah" saya didukung anak-anak.
"Lalu konsekuensinyaa apa ya seandainya tidak dilakukan?"
Masih juga mereka menjawab "terserah bunda".

Saya tawarkan beberapa konsekuensi akhirnya setuju dengan konsekuensi time out 1 jam di luar rumah seperti yang dicontohkan Abah Ihsan.

Akhirnyaa legaa saya sudah menyampaikan ini, dan anak-anak menyambut baik.

Tantangannya adalah saya juga harus aktif untuk memberikan teladan buat mereka.
















matapena..


MATAPENA
Majelis Tsaqofah Pendidikan Anak
Pemateri Abah Ihsan
Tanggal : 13 Januari 2017
Fave Hotel Banjarbaru

Resume: Bagaimana mendisiplinkan anak dalam shalat




Setiap anak memiliki fitrah ketuhanan, fitrah keimanan, fitrah agama.
Ajak anak untuk berfikir
Install ke dalam pikiran anak siapa yang mereka sembah
Aktifkan lagi program 1821 (program mengobrol, bermain dan bercerita dengan anak di jam tertentu, disarankan pukul 18.00-21.00), banyak sekali yang harus diinstalkan pada anak-anak
-          99 asmaul Husna
-          Quran Time
-          Story Time
-          Cerita Nabi dan Rosul
Yang tidak akan pernah habis untuk diceritakan hikmah dan semangatnya.

Kitab suci seperti MAP/peta, sebagai pedoman dalam menjalani hidup ini, jika kita menggunakan pedoman Al Quran kita termasuk orang-orang yang beruntung.

Tanamkan MOTIVASI dan PEMBIASAAN pada anak

Motivasi berupa software yang kita installkan pada anak
1.       Iman kepada Allah
2.       Iman kepada Kitab
3.       Iman kepada Rasul
4.       Iman kepada Hari Kiamat/Kematian
5.       Iman kepada Malaikat
6.       Iman kepada Qadar/Qadla

Program 1821 hakikatnya adalah waktu untuk halaqah bersama anak, ayah dan bundanya sebagai ustadz dan ustadzahnya. Jangan merasa tidak mampu, yang penting adalah orang tua mau belajar dan mau memperbaiki diri. Dan halaqah/1821 ini wajib dilakukan.

Setelah murajaah bersama, story time, minimal harus ada 1 cerita yang harus diceritakan kepada anak-anak.

Terangkan bedanya orang yang sholat dengan yang tidak sholat. Banyak perbedaan pendapat.

Pembiasaan

Berikut yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak-anak sholat.

1.  Jadikan usia 7 tahun adalah usia yang istimewa.

Katakan kepada anak kita bahwa menginjak  usia 7 tahun akan diberikan keistimewaan, misalnya diberikan hak untuk menonton, diberikan hak ganti alat sholat sebulan sekali, hak untuk menentukan pilihan barang tertentu, hak uang saku, selain ada kewajibannya juga, yaitu sholat, kerjaan rumah.

2.     Umur 7 sampai dengan 10 tahun, sholat dan wudhu wajib didampingi oleh orang tua.

Sholat bisa dengan berjamaah atau mengawasi di sampingnya jika sedang berhalangan sholat. Tidak boleh sholat sendirian. Karena jika tidak diawasi anak umur 7-10 tahun dikhawatirkan akan mempercepat shalatnya. Anak di bawah 7 tahun tidak disarankan untuk sholat di masjid. Jika anak umur 7 tahun akan sholat di masjid, pastikan dulu anak tersebut sudah benar sholatnya baik gerakan dan bacaannya. Dan masih perlu pengawasan dari orangtuanya.

Sesekali anak diminta untuk mengeraskan bacaan sholat dan surah-surah yang dibaca untuk pengecekan bacaannya. Dan juga perhatikan gerakan wudhu yang benar.

3.     Harus tepat waktu

Orang tua harus memberi contoh jika mendengar adzan harus berhenti melakukan sesuatu (FREEZE!!) ajak anak-anak sekalian melakukan sholat. Semakin ditunda semakin malas mengerjakan dan mengurangi keutamaan sholat tepat waktu.

4.     Ketegasan

Untuk anak yang lambat mengerjakan sholat, harus ditindak misal time out selama 1 jam di luar ruangan atau di dalam kamarnya. Lambat disini menurut abah ihsan jika sholat berjamaah batasnya adalah rukuk rakaat pertama. Pada saat imam rukuk, anak sudah harus sudah memulai takbiratul ihram rakaat pertama.

Sholat tidak boleh bercanda, jika bercanda anak harus mengulang klo tidak mau mengulang akan ditindak. Misal time out di luar selama 1 jam.


5.     Biasakan disiplin tidur.

Anak tidur tepat waktu, maksimal jam 21.30 anak sudah terlelap. Misalkan anak tidak terbiasa tidur cepat, tetap dikondisikan berada di dalam kamar, lampu dimatikan, ditemani oleh orang tua sambil diceritakan sesuatu, atau dinyanyikan shalawat.

6.     Masukkan khusus tentang menegakkan  sholat ini ke dalam doa-doa kita QS Iberahim : 40

Sesekali doakan anak-anak kita dengan dikeraskan agar anak kita mendengar. Anak akan berlaku seperti apa yang kita doakan.


Boleh memukul tapi orang tua introspeksi dulu

-          apakah kita sudah menginstall software ke jiwa anak-anak kita?
-          Apakah kita telah melakukan tahap-tahap pembiasaan sholat ke anak dengan baik?
-          Apakah kita telah memperlakukan anak dengan tegas berkaitan dengan kedisiplonan sholat?

Jika belum, sebaiknya ulangi dulu prosesnya, jika belum sempurna installnya, ulangi dari awal lagi  ceritakan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna dll. Tumbuhkan fitrah ketuhanan yang telah ada dalam jiwa anak. Jika sudah dilakukan dengan baik, rasanya tidak perlu memukul.


Mengapa Wudlu dan Sholat harus diawasi?

Analogi seperti anak yang baru belajar berenang tidak mungkin dilepas begitu saja, tanpa kemampuan. Beresiko anak tenggelam atau bergerak di kolam semaunya, tidak sesuai dengan gerakan yang baik dan benar. Demikian juga dalam hal wudhu dan sholat, jika dibiarkan, anak-anak akan semaunya dan tidak tahu apakah gerakannya sudah benar atau salah, khawatir akan terbawa sampai dewasa. Jika ini terjadi sholat yang dilakukan tidak ada gunanya karena tata cara yang tidak benar.

Mohon koreksi jika ada yang salah.

Friday, January 27, 2017

Melankolis vs Kolerik

Masih tentang komunikasi

Klo sebagian saya denger curhatan temen, antara suami dan istri, mereka kesulitan membangun komunikasi yang enak.


Ternyata saya tidak sendirian. Seringkali merasa "kok susah ya ngobrol ringan dengan suami?" Padahal suami kita sendiri gitu loh, seharusnya kita lebih mengerti maunya suami kita. Malah kita sering maksa "kok suami aku ga ngertiin aku sih? Istri sendiri kok ga kenal?"


Seketika jadi orang yang menuntut, dan pengen suami langsung ngerti tanpa ngomong.


Pertama kenali tipe suami kita, dan tipe diri kita,
klo introvert/ekstrovert, melankolis/kolerik/sanguins/plegmatis


Klo suami aku nii, introvert, melankolis dominan
akan enak ngobrol dll klo dia nyaman dulu hatinya, klo enggak, bakal diem dan tidur dan ngorok malah.. kebayang gimana tuh pengen ngobrol malah ditinggal tidur.

Klo aku sepertinya introvert juga tapi ga terlalu parah, dan kolerik dominan

Seringnya yang terjadi, kondisi sama-sama ga fit, masing-masing saling menuntut pengen diperhatikan, akhirnya pada diem-dieman tapi ngedumel klo saya. Energi yang tadinya pengen ngobrol enak, curhat dll jadi tertahan, malah jadi jengkel krn sama-sama ga mau memulai yaa. Mungkin saya sering memulai tapi dengan cara kurang enak, misal dengan langsung nanya ke masalah yang berat atau nanya kenapa kok diem aja atau memulai dengan raut wajah yang kusut karena pengennya ditanyain duluan, tapi ga ditanya-tanya (hahaha..drama banget) ga perlu kali kaya gini.


Yaah klo sama orglain mah gampang ngatur-ngatur komunikasi, klo sama suami kelihatan aslinya kita.

Jika sedang dihadapkan pada situasi ini yang sebaiknya dilakukan adalah
Tetap jaga akhlaq, tetap positif thinking, tarik nafas panjang dan ucapkan kalimat yang baik. Istighfar atau alhamdulilah atau kalimat yang menenangkan diri.
Gampaang?
Enggak...
Tapi
Klo kita mau..
Bisa
Dan awalnya harus latihan dulu..
Klo gagal
Coba lagi
Jangan menyerah

Alasan kenapa harus melakukan ini?
Untuk kesehatan kita sendiri (jiwa dan raga) yang kedu kita akan selalu menjadi contoh/teladan buat anak, barangkali buat suami juga.

Setelah itu lanjut dengan terapi menulis. Tulis apapun, klo belum bisa dengan tema berat, tulis aja apapun di buku "sampah emosi" kalo saya begitu setelah penuh bakar buku itu dan jangan sampai terbaca anak-anak.

Tapi klo sudah tenang bisa saja menulis dengan tema tertentu atau apapun yang positif.

Insya Allah klo tulisan sudah mengalir, lega rasanya dan situasi yang pelik tadi udah menjauh. Saatnya kita memulai lagi mengobrol dengan suami dengan cara yang lebih anggun. Pastilaah sambutannya hangat..walaupun yang mau kita obrolin kita sedang marah, tapi disampaikan dengan cara yang proper.."mas, aku tadi marah loo.. karena mas diem ajaa padahal aku pengen di sapa...apa kek nanya .. udah makan belum?"

Pasti jawabnya?
"Oh gitu yaa? Mas ga tauu, soalnya tadi capek banget, di kantor ada masalah, pengen leyeh-leyeh sebentar, eh ketiduran.."

Ggrrr
Udah uring2an ternyata suami ga ngerasa.


Gimana dengan tipe kepribadian?

Klo suami tipe melankolis, kita harus bicara dengan data yang jelas, banyak thinking, banyak pertimbangan, keakuratan data, bukti, alasan, sebab akibat, tahap-tahap tertentu dalam menjalani sesuatu, terlalu lama di persiapan.

Sering kebalikan dengan saya yang suka to the point, terkesan memaksa, action duluan, ingin selalu segera, ga sabaran, merasa paling benar, pengen membahas tuntas masalah saat itu juga.

Tujuannya apa kita mesti tau tipe kepribadian ini?

Dengan kita tauu, kita jadi mengerti bagaimana memperlakukan diri sendiri, memperlakukan pasangan. Beda orang beda perlakuan.. melankolis itu ga bs dipaksa-paksaa mereka harus melalui tahap tertentu dulu..misal ada 4 tahap, yaa harus dimulai dari 1, 1 selasai 2, kemudian 3 dan 4, ga bisa langsung 4.. sedangkan saya maunya langsung ke 4..dan sayaa sering melakukan langsung tahap 4.

Disinilah terjadi konflik.. hehehehe,

Tapi dengan konflik ini kita akhirnya bisa mencari titik tengah, saya menurunkan sedikit ego pemaksaan saya, dengan memberi waktu kepada suami melewati setahap demi setahap prosesnya. Adakalanya juga, saya jalan dengan kemauan saya dan suami menurunkan standar perfectnya.
Begitulah.. pasti ada celah untuk ketemunya asal diobrolin dengan kepala dingin...

Tidak disarankan jaim dan manis depan suami tapi mendem hehehe memilih diam di depan suami padahal ngedumel..










Thursday, January 26, 2017

Mengobrol dengan anak itu asyik..

Menjadi hal yang wajib bagi saya orang tua untuk selalu berkomunikasi atau lebih enaknya mengobrol dengan anak-anak, untuk menyapa perasaannya, lagi sedih kah, kesel kah, jengkel kah atau senang. Selain itu sebisa mungkin menyelipkan hikmah/pelajaran yang bisa dipetik dari sebuah peristiwa/masalah yang dihadapi anak-anak dan diharapkan dapat menginstall jiwa dan pikiran anak-anak dengan nilai-nilai sesuai yang dicontohkan Rasulullah..

Anak pertama dan kedua biasanya ngobrol setelah pulang sekolah, sedangkan anak ketiga, saya punya waktu lebih banyak karena pulang sekolahnya lebih cepat.

Komunikasi dengan suami pun sangat penting. Mengobrol ga jelas lebih disarankan untuk mengakrabkan diri.. klo mengobrol selalu serius yang dibahas hmm....antara suami istri menjadi kurang dekat, kurang seru dan kurang akrab.. ngebosenin..

Biasanya saya dan anak pertama yang memulai ritual mengobrol, kemudian adik-adik yang lain ikut serta urun pendapat atau mendengarkan.

Yang menarik masing-masing anak selalu ada saja yang diceritakan, malah kadang-kadang berebut, dan salah satu ada yang memotong pembicaraan, disitu kita bisa ajarkan bahwa memotong pembicaraan boleh kalau urgen, dan harus meminta ijin, dan boleh berbicara kalau sudah diberikan ijin. Namun jika sudah diberikan giliran, tidak boleh menyela, dan harus menunggu sampai selesai.

Anak-anak diberikan ruang untuk berbicara, bertanya dan untuk didengarkan keluh kesahnya, ceritanya. Orang tua pun senang mendengarkan mereka.

Semoga dengan mengobrol bisa lebih mengeratkan, membangun bonding anak dan orangtua.


Wednesday, January 11, 2017

Emak-emak raja jalanan





Pas nganter anak saya sekolah, ada ibu2 nganter anaknya juga turun dari mobil, mobilnya berhenti di persimpangan, hanya nyalain lampu sign kiri tapi mobilnya ga minggir sama sekali, trus nurunin anaknya di tengah jalan, si ibu nganterin ke depan pagar sekolah kira2 20 meter sambil nggandeng anaknya, mobilnya masih nyala dan ditinggal gitu aja..

Huuh si ibu.. Ini kan jalan milik umum, care dikit lah sama pemakai jalan yang lain, orang lain kan mau lewat juga.. Untung aja masih bisa lewat..perlu dibalikin ke TK kayanya ibu nii, diajarin sopan santun, dan menjaga hak orang lain.

Cerita yang lain lagi

Nganter anak sekolah juga..


Ibu2 bermobil bawa mobilnya kaya buru-buru, sampe debu2 beterbangan, klo pas lagi hujan air bekas hujan nyiprat kemana-mana, itu jalan depan sekolah kan bergelombang, main terjang aja tuh ibu.. Sabar atuh buu..tapi setiap kali begitu.. Apa setiap harinya selalu buru-buru? Entahlaah..


Ibu2 yang lain ada lagi klo bawa mobil kenceng banget, wushh kaya kilat.. Ngeri buu yang lihat, kira-kira donk..diatur kecepatannyaa. Entah kenapa yaa mesti kok ibu-ibu. Lebih tepatnya emak-emak.


Jadi inget meme, dengan tema emak-emak raja jalanan, naik motor sign kiri belok ke kanan, kelar hidup loe.. Hahaha Klo naik mobil ternyata predikat emak-emak raja jalanan teteep aja melekat.. Disuruh putar balik karena jalan searah, eeh malah polisinya yang diomelin..ada nih ibu2 beginii..tapi tenaang ga semuaa jugaa siih.. Pasti adaa ibu-ibu yang tertib bawa mobilnya/sepeda motornya..Hehe


Tambahan cerita lagi

Pernah juga numpang mobil ibu2, waktu pulang acara, udah masuk jalan kampung, ngebut juga, eeh sampe tikungan tanpa nginjek rem.. Duuh rasanya jadi penumpang ga nyaman deeh..tapi namanya numpang, harap maklum aja..


Curhat ke suami

Saya ceritainlaah ke suami, lalu katanya klo bawa mobil yang smooth, jangan buru-buru atau blingsatan.. Lebih elegan klo bawa mobil pelan di jalan kampung, debu2 ga beterbangan, ngeliatnya juga enak. Di jalan raya juga, harus menjaga sopan santun, patuhi rambu, beri tanda-tanda sebelumnya jika ingin belok, klo ada yang mau nyelip sepanjang dia memberi tanda, yaa beri jalan. Klo ga ngasih tanda kita berhak untuk ga kasih jalan. Sopan sekaligus tega(s) hehehe klo mau ngebut juga okee tapi lihat sikon..

Parkir juga yang manusiawi, jangan makan banyak jalan orang, beri jalan untuk mobil lain. Spion jangan lupa ditutup, klo ga ada parkirannya sebisa mungkin, ga usah mampir di tempat itu atau parkir aman walaupun jauh, atau juga bisa pake sepeda motor. Jangan parkir yang ada tandanya P dicoret hehehe. Banyak lagi yang laiin..

Waktu itu pernah saya ditegur suami, di jalan kampung nerjang polisi tidur, depan rumah, karena ga sengaja ituuh..langsung dikasih tanda bintang hehehe





Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...