Tuesday, January 31, 2017

Weekend bersama Eyang

Weekend kemaren melihat eyang bercerita dengan anak-anak, bahagia ngeliatnya, karena ga bisa setiap hari momen ini terjadi, eyang ada di kota lain dan kebetulan sedang berkunjung ke kota kami.

Yang diceritakan pengalaman-pengalaman yang sudah pernah diceritakan kepada saya, menjadi menarik karena eyang bercerita dengan lucu dan anak-anak antusias dengernya. Terkadang mereka tertawa dan bertanya kalau ada yang tidak mereka mengerti. Soanya kadang-kadang eyang menyelipkan Bahasa Jawa dalam ceritanya.. anak-anak ga ngerti...

Beberapa yang diceritakan eyang diantaranya:



Dulu eyang hidupnya penuh perjuangan, seumur cucu eyang yang paling besar sekarang, eyang harus mengurus adik-adik, menggendong, menyuapi, karena eyang anak pertama dan punya adik banyak.

Selain itu harus memasak, tapi tidak ada bahan di rumah. Bahan-bahan nyari di kebun atau di hutan, klo mau bahan tertentu yang ga punya harus barter dengan bahan yang kita punya ke tetangga terdekat. Kalau ga ada masakan, orang tua eyang akan marah dan eyang kena pukul. Begitulan jaman dulu masih terbawa suasana penjajahan Belanda.

Pernah orang tua eyang memuji masakan eyang. "Kok ini sayurnya enak, sayur apa ini?"

Eyang jawab, "Itu sayur daun sirsak yang masih muda, Pak"

Ternyata dari dulu eyang sudah pinter masak. Padahal kata eyang itu cuman sayur bening, mau dipakein santan, ga ada santan.

Sekarang eyang ga mau klo disuruh nyayur daun itu, eyang jawab "Kaya ga ada sayur lain"

Kemana-mana jalan kaki, belum ada kendaraan bermotor, sepeda pun hanya beberapa orang yang punya.

Tiara malah bilang "Saya mau kemana-mana jalan kaki"

Yang lain jawab "Klo sekarang ga mungkin lagi kaya gitu, Kak.."

Saya di deket eyang ikut ndengerin cerita sambil tiduran, ga lengkap cerita yang saya dengar karena sebentar aja udah ketiduran hahahaha.. serasa didongengin sebelum tidur.

Sekarang ini sudah jarang anak-anak yang tau kerjaan rumah, mereka taunya sekolah dan belajar. Padahal hidup yang sesungguhnya adalah kita harus survive dalam setiap keadaan. Saya mulai ajarkan anak-anak juga untuk mengerjakan kerjaan rumah, tapi juga masih keteteran, ga mungkin bisa sehebat eyang begitu mentalnya. Saya sendiri dulu tidak sesulit jaman eyang, sudah banyak kemudahan, dan memang ditekankan untuk sekolah dan belajar supaya pintar katanya.

Hidup yang sulit membuat kita mencari jalan untuk bertahan, dan mental kita akan terlatih untuk itu. Saat ini hidup dengan banyak kemudahan, harus menahan diri dan belajar seandainya suatu saat situasi sulit menimpa kita atau anak-anak kita. Atau suatu saat anak-anak hidup sendiri tanpa kita orang tuanya.

Sudah siapkah mereka?







Eyang ini ibu saya namanya Hartati







1 comment:

  1. pasti mereka asyik banget dengerin sang eyang cerita ini itu..

    ReplyDelete

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...