Thursday, June 15, 2017

Jika Pillow Talk tak seindah yang dibayangkan

Hampir setiap malam Deny dan Ike berselisih karena sesuatu yang tidak jelas. 

Malam menjelang tidur, Ike galau menunggu suaminya, Deny, di tempat tidur. Ike berusaha konsentrasi membaca buku yang ada di hadapannya dan kadang-kadang bermain gadget, sedangkan Deny menunggu juga di ruang tengah sambil nonton televisi, yaah sama-sama menunggu dan tidak ada yang memulai untuk mengobrol. Maksud Ike, pengen mengobrol bersama suaminya di tempat tidur yang biasa dikenal dengan istilah Pillow Talk.

 Ike males datang ke ruang tengah, kenapa? karena disitu ada televisi yang memecah konsentrasi mengobrol. Sementara Deny tetep berada di tempatnya. Belakangan setelah semuanya dibicarakan, baru ketahuan kalau Deny akan pergi ke tempat tidur kalau sudah ngantuk dan pasti akan tidur, klo mau mengobrol ya di ruang tengah, pikirnya. Otomatis harus bareng sama televisi juga. Karena ternyata Deny itu sejak dulu di keluarganya, kalau mengobrol bareng keluarga, bapak, ibu dan saudara-saudaranya, itu tidak pernah berhadapan satu sama lain, tapi sama-sama menghadap televisi sambil nonton dan sambil ngobrol. Kalo obrolan lebih seru, televisi dicuekin, klo ngobrol kurang seru yaa nonton televisi jadinya. Atau kalo sedang perjalanan ke luar kota, sama-sama menghadap ke depan jalan, jadi deh obrolannya. Kerap kali mereka lumayan sukses kalau ngobrol di mobil.

Sementara Ike, sang istri, kalau malam menjelang tidur pengennya meniadakan televisi kemudian bersama suaminya Deny mengobrol berdua. Bagi Ike televisi itu penganggu dan membuatnya tidak didengarkan. Perbedaan ini yang membuat Ike  tidak pernah klop dan selalu terjadi miskomunikasi antara mereka.

Benarkah Pillow Talk tak seindah yang dibayangkan?

Kalau menyimak cerita di atas belum nyampe ngerasain Pillow Talk malah udah miskomomunikasi

 Apa itu Pillow Talk?

 Kalau kita cek dengan mesin pencari, dengan mudah menemukan artinya, namun Pillow Talk menurut yang saya pahami adalah bincang-bincang ringan antara suami istri menjelang tidur tentunya di tempat tidur tujuannya agar semakin dekat secara fisik dan hati. Inti dari Pillow Talk adalah komunikasi dengan pasangan. Pasangan yang sudah seharian tidak bertemu, suami yang sibuk kerja, istri yang sibuk dengan anak-anak, mengurus rumah, atau sibuk karena ada kegiatan lain di luar rumah, menyebabkan tidak ada waktu buat mereka untuk mengobrol. Buat pasangan yang seperti ini Pillow Talk bisa menjadi solusi buat keduanya.

 Pillow Talk hanya salah satu cara berkomunikasi

 Komunikasi dengan pasangan selalu menjadi topik sehari-hari, sumber perselisihan dan sumber kebahagiaan juga buat suami dan istri. Menjadi sumber perselisihan jika suami istri sama-sama tidak mengerti maksud komunikasi masing-masing dan tidak ada yang bersedia untuk meluruskannya. Menjadi sumber kebahagiaan jika suami istri lancar berkomunikasi, pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.


Apa yang seharusnya dilakukan Ike dan Deny agar Pillow Talk mereka berakhir indah?

 

Paling tidak diantara keduanya saling memahami kebutuhan masing-masing dan kebutuhan pasangannya. Simak yaa, inilah yang paling tidak, bisa dilakukan. 

1. Sebelumnya ada kesepakatan di awal tentang ini.

 Ada kesepakatan khusus antara istri dan suami, bahwa sebaiknya menikmati dulu paling lama 1 jam untuk mengobrol bareng yang ga jelas. Bukan yang berat-berat apalagi membahas visi misi. Hehehe

2. Suami istri tidak perlu terlalu memiliki harapan yang tinggi terhadap situasi saat menjelang tidur

 Kondisi suami istri tidak selalu sama. Istri terkadang sedang fit, tidak ngantuk dan sedang ingin untuk bercerita panjang lebar tentang kondisi anak-anak hari ini dan apapun yang menarik. Harapan seorang istri tentunya ingin berintim-intim dengan suami setelah seharian di tinggal kerja. Waktu terbaik menurut  istri bisa berbeda dengan suami. Persepsi istri, Pillow Talk itu menyenangkan dan mengakrabkan dengan pasangan.

Gimana dengan suami?

Versi suami kebanyakan kerja itu capek dan pulang ke rumah adalah waktunya tiduuur..jangankan Pillow Talk, senyum aja dan sekedar menyapa seperti sudah terlalu lelah. Wajar saja ini terjadi. Mungkin suami beranggapan istri harus mengerti kondisinya yang capek. Harapan suami itu, istri selalu tersenyum menyambut suami pulang, cerah ceria, bercerita yang ringan sukur-sukur cerita lucu tentang anak-anak. Tapi kadang istri tak selalu bisa begitu. 

Jadi berdamai dengan kondisi pasangan mungkin lebih membuat situasi terkendali. Perlu keterampilan untuk dapat berdamai dengan situasi kondisi yang tak nyaman.

 3. Beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.

 Membayangkan Pillow Talk yang menyenangkan, siapa yang tak ingin menikmatinya. Mungkin kebutuhan ini lebih ke istri karena adanya  kebutuhan untuk mengeluarkan kata-kata. Sementara suami ingin segera istirahat jika sudah sampe rumah, "mengobrol bisa kapan-kapan laah.. kaya ga ada waktu lain aja.." mungkin begitu pikirnya. Jangan sampai memaksakan ingin mengobrol jika kondisi tidak memungkinkan, tunda sejenak atau beri kesempatan pasangan untuk siap mengobrol.

4. Mencari Alternatif cara mengobrol yang lain

Tidak harus Pillow Talk. Kalau salah satu merasa keberatan sebaiknya  dicari cara mengobrol yang lain yang sama-sama senang dan happy menjalaninya. Kalau kita lihat cerita di atas sepertinya tidak nyambung antara keinginan suami dan istri, istri ingin mengobrol di tempat tidur, sementara suami ingin mengobrol di ruang tengah. 

5. Perlunya mengkomunikasikan sesuatu dengan lugas dan jelas.

 Istri menyampaikan pesan terhadap orang lain dalam hal ini suami, maka istrilah yang bertanggungjawab terhadap tersampaikannya pesan dengan baik. Jika suami tidak mengerti apa yang dibicarakan istri, maka istri harus mengubah strategi berkomunikasi. Begitu juga sebaliknya.

 Adakah cara lain?

 Jika tidak dengan Pillow Talk, masih banyak cara lain berkomunikasi, dan cara mengobrol yang enak, yang terpenting kenali terlebih dahulu kemauan masing-masing dan diskusi bersama di waktu yang pas. Bisa juga dengan nge-teh bareng, sholat berjamaah, selama dalam perjalanan atau saat kondisi tubuh sedang fit. Jadi andaikan Ike dan Deny tidak menemukan keasyikan dengan Pillow Talknya.. please carilah cara lain untuk happy bareng.

 Bagaimana Rasulullah memberikan teladan?

 Dalam sebuah hadits menyebutkan,

“(Suatu malam) aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam). Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa saat kemudian beliau tidur” (Hadits Riwayat Al-Imam Bukhori)

Hadits lain menyebutkan,

“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari) 

Demikianlah rosul memberi teladan bahwa rasul pun melakukan bincang-bincang dengan istri beliau. Baik pada saat menjelang tidur  atau pada saat yang lain. Mengobrol atau bencengkerama dengan pasangan memberikan banyak manfaat dan merekatkan hubungan antara suami dan istri. Dan banyak cara mengobrol, Pillow Talk hanya salah satunya, jangan berkecil hati jika tak seindah yang dibayangkan..

 


1 comment:

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...