Thursday, March 15, 2018

Tidying Festival-Clothes Part 2




Keterangan gambar:

“Lemari yang berproses menuju spark joy”

-Sebelum disekat
Lemari konvensional memang tidak bersekat, untuk sementara menunggu tukang atau orang yang bisa membuat sekat, keranjang ditumpuk saja meskipun ketika akan mencari baju, agak kesulitan. 

-Setelah dibuat sekat kayu, lebih mudah meletakkan baju yang telah dilipat atau mencari baju yang akan dipakai.


#konmariindonesia
#shokyuuclass 
#konmarimethod


Alhamdulilah 
Akhirnya selesai juga berbenah untuk pakaian pribadi saya dan suami
Ada perubahan mendasar dalam diri saya

apakah perbedaannya setelah membereskan pakaian dengan metode Konmari?

Dulu...
sukanya window shopping dan berakhir shopping beneran hehehe baik online dan offline pilihannya yang sreg di hati. Walaupun setelah sampai di rumah baju itu serasa kurang cocok dan kurang nyaman. Mungkin klo dipake di badan si model, tentu saja bagus dan cocok, begitu dipasang di badan sendiri kok gini yaah..
Kadang bagus dilihat tapi kurang nyaman dipakai, atau nyaman dipakai tapi kurang bagus dilihat. Kadang kekecilan, kependekan, kepanjangan atau kebesaran
Akhirnya cuman numpuk di lemari.

Sekarang...
Berusaha untuk memastikan bahwa baju atau apapun yang dibeli benar-benar barang yang diinginkan dan dibutuhkan. Lebih selektif dan lebih sering berdialog dengan diri sendiri. 
Apakah saya benar-benar perlu barang ini, apakah tujuan atau niat saya membeli barang ini, 
apakah hanya akan menambah tumpukan barang di lemari atau di rumah?
Jika benar-benar ada barang yang akan dibeli maka harus ada barang yang dikeluarkan, terutama baju. Bisa didonasikan saja bisa dimanfaatkan oleh orang lain yang lebih membutuhkan. Karena jika dibuang maka akan menambah sampah di lingkungan.

Dengan susunan isi lemari yang sekarang lebih enak dilihat, walaupun susunan di dalam keranjangnya masih terlalu padat. Agaknya harus mengurangi beberapa pakaian lagi agar ideal susunannya. Harus menimbang lagi mana yang perlu didonasikan. Untuk menambah pakaian sepertinya sementara ini tidak. Kecuali ada banyak baju lagi yang akan didonasikan. Setidaknya pakaian tersebut berumur minimal 3 tahun. Atau sudah benar-benar kita tidak ingin memakainya lagi. 

Apalagi perbedaannya?

Baju yang dipakai menjadi lebih bervariasi tiap harinya karena baju-baju menjadi mudah terlihat dan mudah dipilih. Dulunya tersimpan di lemari bagian belakang dan tidak terlihat kecuali dibongkar tumpukan pakaian yang bagian depan. Jadi hanya baju bagian depan yang “kena giliran” dipakai.

Namun sekarang, terkadang untuk mencari baju tertentu saya harus membuka semua keranjang karena tidak tentu diletakkan dimana. Mungkin harus dibantu dengan diberikan label-label agar tidak perlu semua dibuka. Atau bisa juga dengan konsisten meletakkan baju tertentu pada keranjang tertentu. Dengan sendirinya akan terbiasa. 

Keuntungannya dengan susunan seperti ini tetap terlihat rapi, jika berantakan pun paling hanya terjadi di salah satu keranjang saja, tidak memerlukan energi banyak untuk mengembalikan kerapiannya. Kalau saat belum mengenal cara penyusunan ala konmari, jika berantakan, menyusunnya harus secara keseluruhan baju di lemari.

Yang pasti metode konmari ini telah berhasil memangkas nafsu beli baju hehehe.

No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...