Saturday, November 5, 2016

nhw #3 membangun peradaban dari dalam rumah



Jatuh cinta kembali kepada suami

Merawat cinta kepada pasangan tentu sebuah hal yang wajib kita lakukan, klo memang mau cinta itu tumbuh subur. Ibarat tanaman yang dibiarkan begitu saja, awalnya indah, lama2 bunganya akan layu, daun2nya akan kering dan mati. Seandainya tanaman sering disiram, diberi pupuk, vitamin dan dirawat dengan sepenuh hati pasti akan memberikan daun-daun yang hijau segar dan bunga yang indah. 

Memupuk dan merawat cinta pada pasangan  menjadi hal yang tidak bisa disepelekan, karena niat awal menikah adalah karena Allah, mencari ridho-Nya. Pada saat memutuskan untuk menikah, dengan melibatkan Allah, maka saya yakin pasangan kita itulah jodoh terbaik yang dipilih Allah untuk kita. Dan dengan senang hati merawatnya.. Walaupun pasti ada saat jatuh dan dengan sekuat tenaga bangun kembali. Ada nilai perjuangan disana. Berjihad melawan hawa nafsu.. Hihihi

Memberi surat cinta ke suami.. Hmmm setahun 2 kali yang bisa keitung..saat ulang tahun dan saat anniversary..selain itu paling rayuan-rayuan lewat WA aja. Ternyata dampaknya positif banget. Kita bisa menghemat waktu ketika berpisah entah pada saat ke kantor atau ke luar kota, kita kirimkan pesan-pesan mesra atau pujian-pujian kecil. 

Begitu ketemu dengan suami, rasanya sudah deket dan akrab.. Yaaa walaupun sudah menjadi suami tetep aja untuk deket dan akrab harus ada usaha, jangan males.. 

Klo males jadinya ya suami istri merasa jauh walaupun secara fisik dekat, apalagi klo LDRan.. Hmmm perlu effort yang lebih besar. 

Pernah suatu waktu males keep in touch ma suami, deket fisik, tapi sibuk sendiri, akhirnya satu pihak ga terima jadi deh pertengkaran yang awalnya sepele tapi jadi gede.. Ujung-ujungnya karena komunikasi yang buruk sama pasangan. Males ngomong dan akhirnya nyari kesenangan sendiri-sendiri. Suasana jadi ga enak serasa di neraka..(padahal belum pernah juga ke neraka hiihi) ga betah deh pokoknya. Intinya klo kita belum bisa merasakan surga yang terdekat dengan kita yaitu rumah yang di dalamnya ada suami dan anak-anak gimana mungkin kita bisa merasakan surga yang abadi itu...maka menjadi wajib bagi kita menurunkan ego untuk meraih kebahagiaan dan keberkahan bersama.

Baiklah surat cinta ke suami cukup dikirim ke suami aja..responnya semoga suka dan tambah cinta

Sudah dikirim suratnya.. Via email aja.. Dan belum direspon secara verbal, tapi respon dengan sikap, malah tambah mesra aja..hehehe



Potensi kekuatan diri anak-anak.

Tidak kesulitan menyebutkan kekuatan diri anak-anak, ini sebuah indikator bahwa kita sebagai orang tua selama ini mendampingi anak-anak dengan baik.
Saya pernah mengalami saat dimana tidak bisa menjawab pertanyaan dokter tentang keadaan fisik anak saya yang lagi sakit.
Pertanyaannya mudah aja.. Panas mulai kapan? Muntah berapa kali? Pertanyaan sederhana ini harus minta bocorannya ke acil.
Karena sehari-harinya saya bekerja di luar rumah, dan anak-anak bersama acil yang jagain. Semoga ini bukan indikasi melalaikan anak..

Setiap anak punya potensi masing-masing, kecerdasan yang diberikan Allah berbeda-beda, Allah memberikan misi kepada setiap anak untuk bermanfaat di dunia ini. Tugas orangtua untuk menemukan, menghargai dan memfasilitasi potensi/kecerdasan tersebut. Jika misi yang diberikan Allah itu tidak dipedulikan, anak-anak akan merasa kurang bahagia dan akhirnya kecerdasan itu akan terkubur dalam. Tidak ada anak yang sama di dunia ini, setiap anak adalah unik, tidak bisa dibandingkan dan tiap anak adalah spesial. 

Diannisa Naila Hanin saat ini 11 tahun.
Menonjol pada bahasa linguistik (bahasa), senang membaca, anak yang senang bercerita, berteman, mengobrol bersama, mature (dewasa), pembawaannya tenang, senang dengan pekerjaan jahit-menjahit, crafting. Penyayang binatang, mampu melayani diri sendiri. Berbakat di olahraga berenang. 

Mirza Mutiara Hanifa saat ini 9 tahun.
Menonjol pada logika matematika, senang membuat karya dalam bentuk gambar, punya rasa ingin tahu yang besar, kritis dalam bertanya. Penyayang binatang, mampu melayani diri sendiri. Bercita-cita menjadi guru. Senang berenang.

Paramitha Nadya Maharani saat ini 5 tahun.
Menonjol pada kecerdasan bahasa dan logika matematika. Penyayang binatang, sudah mulai belajar untuk melayani diri sendiri. Suka menonton film dan menunjukkan ketertarikan pada hotel. Selalu amazing jika diajak menginap di hotel melebihi kakaknya. Antusias berenang.

Kecenderungan kepribadiannya mulai terlihat apakah mereka kolerik, sanguins, melankolis atau plegmatis, ekstrovert, introvert, atau ambivert. Namun saya belum terlalu ahli untuk menentukan tipenya. Apapun tipe anak-anak, saya selalu berusaha menghargai, menerima dan mensyukuri anugerah dan keajaiban yang dibawa oleh mereka. Saya orang tua berusaha menyediakan cinta tanpa syarat. 

Semoga selalu dimampukan Allah untuk membaca tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak-anak sehingga jangan sampai orangtua salah dalam membaca tanda yang berakibat buruk pada masa depannya.


Mengenal diri sendiri

Tentang diri sendiri tidak akan pernah habis untuk menuliskannya.

Menemukan potensi diri adalah sebuah perjuangan panjang, namun yang tersulit adalah bagaimana kita menghargai potensi kita, melatih dan mengasah sehingga menjadi passion. Misal kita seneng masak, tapi kalah dengan keharusan kita untuk bekerja kantoran di luar rumah, karena untuk mencari penghasilan. Padahal dengan kita menemukan passion dan menekuninya dengan cinta dan kesabaran, money will follow. 

Saya seneng masak, seneng menulis juga, seneng baca buku apa aja. Cuman semua itu seperti masih terkubur, tidak pernah diasah dan ditekuni dengan baik berlalu begitu saja. Tidak memberikan perhatian pada kesenangan dan hobby, kurang sabar, kurang fokus dalam menjalani. Sekarang saatnya disiplin berlatih dan action. 

Kesenangan memasak aja, adalah potensi yang luar biasa, ditambah menulis, seandainya kesenangan ini difasilitasi dan ditekuni mungkin banget bisa menjadi Farah Quinn, Sisca Suwitomo, atau sederet nama terkenal lainnya. Karena tidak mendapat perhatian secara serius, memasak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan untuk keluarga saja.

Merasa bukan orang tua yang sempurna, selalu mencari sumber ilmu untuk bekal mendidik dan mengasuh anak, mencari sumber ilmu agar lebih dekat dengan Allah, mengenal, mencintai dan menghargai diri sendiri.

Pastinya Allah punya maksud tertentu terhadap saya yang hobi koleksi dan membaca buku berbagai tema, terutama buku resep, buku parenting, diantaranya menjadi bekal mengasuh dan mendidik anak. Membangun peradaban dari buku dan dari dalam rumah. Kebahagiaan terbesar saya adalah ketika berada di antara suami dan anak-anak.  

Diberikan kesempatan untuk mengerti dan merasakan bagaimana bekerja di luar rumah, sehingga lebih menghargai nilai kebersamaan keluarga. Bersyukur dengan hidup yang dimiliki sekarang, tidak mengeluh dan tidak menginginkan hidup orang lain.


Tidak ada kesuksesan yang instan, semua butuh proses. Dan tidak menutup kemungkinan proses akan berbuah manis. 


Tantangan hidup

Kota tempat saya tinggal yaitu kota Tanjung sudah mulai berkembang. Daerah penghasil batubara yang cukup banyak pendatang. Keadaan kotanya cukup ramai, hiburannya masih bernuansa tradisional dan natural. Tidak ada mall, tempat perbelanjaan mewah, yang ada pasar tradisional dan harganya lebih mahal dari harga-harga di Banjarmasin. Wisata alamnya banyak pilihan, sungai yang masih asli, seperti sungai kinarum, loksado, tempat camping yang keren, ada bukitnya dan di deket sumber mata air, pinggir sungai juga. Ada peternakan sapi, rumah pohon, walaupun rumah pohonnya agak ekstrim. 

Sekolah lebih banyak sekolah yang umum, ada juga sekolah yang swasta yang berlabel Islam. Seperti umumnya sekolah yang umum, mereka hanya fokus akademis. Saya lebih memilih menyekolahkan di sekolah berlabel Islam, setidaknya anak-anak belajar tidak hanya akademis. Menjelang menginjak ke jenjang yang lebih tinggi sekolah yang sesuai visi misi tidak saya temukan. Sedangkan untuk menyekolahkan anak ke luar kota, masih belum siap dan masih harus menyelesaikan banyak tanggungjawab terhadap anak. 

Mungkin inilah maksud Allah, saya dihadirkan di sini, ditempat yang jauh dari ibukota, sementara ingin pendidikan yang berkualitas, dan tidak ingin jauh dari anak, karena alasan belum siap untuk melepaskan anak yang belum cukup bekalnya. Yang saya sadari akhirnya saya harus mengambil keputusan untuk tidak mendelegasikan secara penuh ke sekolah formal. Kami sebagai orang tua berharap agar kami bisa merancang pendidikan yang sesuai dengan 3 orang anak kami yang spesial. 

Seandainya tinggal di kota lain belum tentu keputusan ini saya buat. 

Jika Allah telah memilih diri kita untuk melakukan kebaikan, jangan pernah menunda kebaikan itu, atau Allah akan memilih orang lain untuk melakukannya.

Tetap berusaha, berdoa dan terus berharap pertolongan Allah..

No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...