Jatuh cinta kembali kepada suami
Merawat cinta kepada
pasangan tentu sebuah hal yang wajib kita lakukan, klo memang mau cinta itu
tumbuh subur. Ibarat tanaman yang dibiarkan begitu saja, awalnya indah, lama2
bunganya akan layu, daun2nya akan kering dan mati. Seandainya tanaman sering
disiram, diberi pupuk, vitamin dan dirawat dengan sepenuh hati pasti akan
memberikan daun-daun yang hijau segar dan bunga yang indah.
Memupuk dan merawat
cinta pada pasangan menjadi hal yang tidak bisa disepelekan, karena niat
awal menikah adalah karena Allah, mencari ridho-Nya. Pada saat memutuskan untuk
menikah, dengan melibatkan Allah, maka saya yakin pasangan kita itulah jodoh
terbaik yang dipilih Allah untuk kita. Dan dengan senang hati merawatnya..
Walaupun pasti ada saat jatuh dan dengan sekuat tenaga bangun kembali. Ada
nilai perjuangan disana. Berjihad melawan hawa nafsu.. Hihihi
Memberi surat cinta ke
suami.. Hmmm setahun 2 kali yang bisa keitung..saat ulang tahun dan saat
anniversary..selain itu paling rayuan-rayuan lewat WA aja. Ternyata dampaknya
positif banget. Kita bisa menghemat waktu ketika berpisah entah pada saat ke
kantor atau ke luar kota, kita kirimkan pesan-pesan mesra atau pujian-pujian
kecil.
Begitu ketemu dengan
suami, rasanya sudah deket dan akrab.. Yaaa walaupun sudah menjadi suami tetep
aja untuk deket dan akrab harus ada usaha, jangan males..
Klo males jadinya ya
suami istri merasa jauh walaupun secara fisik dekat, apalagi klo LDRan.. Hmmm
perlu effort yang lebih besar.
Pernah suatu waktu
males keep in touch ma suami, deket fisik, tapi sibuk sendiri, akhirnya satu pihak
ga terima jadi deh pertengkaran yang awalnya sepele tapi jadi gede..
Ujung-ujungnya karena komunikasi yang buruk sama pasangan. Males ngomong dan
akhirnya nyari kesenangan sendiri-sendiri. Suasana jadi ga enak serasa di
neraka..(padahal belum pernah juga ke neraka hiihi) ga betah deh pokoknya.
Intinya klo kita belum bisa merasakan surga yang terdekat dengan kita yaitu
rumah yang di dalamnya ada suami dan anak-anak gimana mungkin kita bisa
merasakan surga yang abadi itu...maka menjadi wajib bagi kita menurunkan ego
untuk meraih kebahagiaan dan keberkahan bersama.
Baiklah surat cinta ke suami cukup dikirim ke suami aja..responnya
semoga suka dan tambah cinta
Sudah
dikirim suratnya.. Via email aja.. Dan belum direspon secara verbal, tapi
respon dengan sikap, malah tambah mesra aja..hehehe
Potensi kekuatan diri anak-anak.
Tidak
kesulitan menyebutkan kekuatan diri anak-anak, ini sebuah indikator bahwa kita
sebagai orang tua selama ini mendampingi anak-anak dengan baik.
Saya pernah mengalami
saat dimana tidak bisa menjawab pertanyaan dokter tentang keadaan fisik anak
saya yang lagi sakit.
Pertanyaannya mudah
aja.. Panas mulai kapan? Muntah berapa kali? Pertanyaan sederhana ini harus
minta bocorannya ke acil.
Karena sehari-harinya
saya bekerja di luar rumah, dan anak-anak bersama acil yang jagain. Semoga ini
bukan indikasi melalaikan anak..
Setiap anak punya
potensi masing-masing, kecerdasan yang diberikan Allah berbeda-beda, Allah
memberikan misi kepada setiap anak untuk bermanfaat di dunia ini. Tugas
orangtua untuk menemukan, menghargai dan memfasilitasi potensi/kecerdasan
tersebut. Jika misi yang diberikan Allah itu tidak dipedulikan, anak-anak akan
merasa kurang bahagia dan akhirnya kecerdasan itu akan terkubur dalam. Tidak
ada anak yang sama di dunia ini, setiap anak adalah unik, tidak bisa
dibandingkan dan tiap anak adalah spesial.
Diannisa Naila Hanin
saat ini 11 tahun.
Menonjol pada bahasa
linguistik (bahasa), senang membaca, anak yang senang bercerita, berteman,
mengobrol bersama, mature (dewasa), pembawaannya tenang, senang dengan
pekerjaan jahit-menjahit, crafting. Penyayang binatang, mampu melayani diri
sendiri. Berbakat di olahraga berenang.
Mirza Mutiara Hanifa
saat ini 9 tahun.
Menonjol pada logika
matematika, senang membuat karya dalam bentuk gambar, punya rasa ingin tahu
yang besar, kritis dalam bertanya. Penyayang binatang, mampu melayani diri
sendiri. Bercita-cita menjadi guru. Senang berenang.
Paramitha Nadya
Maharani saat ini 5 tahun.
Menonjol pada
kecerdasan bahasa dan logika matematika. Penyayang binatang, sudah mulai
belajar untuk melayani diri sendiri. Suka menonton film dan menunjukkan
ketertarikan pada hotel. Selalu amazing jika diajak menginap di hotel melebihi
kakaknya. Antusias berenang.
Kecenderungan
kepribadiannya mulai terlihat apakah mereka kolerik, sanguins, melankolis atau
plegmatis, ekstrovert, introvert, atau ambivert. Namun saya belum terlalu ahli
untuk menentukan tipenya. Apapun tipe anak-anak, saya selalu berusaha
menghargai, menerima dan mensyukuri anugerah dan keajaiban yang dibawa oleh
mereka. Saya orang tua berusaha menyediakan cinta tanpa syarat.
Semoga selalu
dimampukan Allah untuk membaca tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak-anak
sehingga jangan sampai orangtua salah dalam membaca tanda yang berakibat buruk
pada masa depannya.
Mengenal diri sendiri
Tentang diri sendiri
tidak akan pernah habis untuk menuliskannya.
Menemukan potensi diri
adalah sebuah perjuangan panjang, namun yang tersulit adalah bagaimana kita
menghargai potensi kita, melatih dan mengasah sehingga menjadi passion. Misal
kita seneng masak, tapi kalah dengan keharusan kita untuk bekerja kantoran di
luar rumah, karena untuk mencari penghasilan. Padahal dengan kita menemukan
passion dan menekuninya dengan cinta dan kesabaran, money will follow.
Saya seneng masak,
seneng menulis juga, seneng baca buku apa aja. Cuman semua itu seperti masih
terkubur, tidak pernah diasah dan ditekuni dengan baik berlalu begitu saja.
Tidak memberikan perhatian pada kesenangan dan hobby, kurang sabar, kurang
fokus dalam menjalani. Sekarang saatnya disiplin berlatih dan action.
Kesenangan memasak
aja, adalah potensi yang luar biasa, ditambah menulis, seandainya kesenangan
ini difasilitasi dan ditekuni mungkin banget bisa menjadi Farah Quinn, Sisca Suwitomo,
atau sederet nama terkenal lainnya. Karena tidak mendapat perhatian secara
serius, memasak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan untuk keluarga saja.
Merasa bukan orang tua
yang sempurna, selalu mencari sumber ilmu untuk bekal mendidik dan mengasuh
anak, mencari sumber ilmu agar lebih dekat dengan Allah, mengenal, mencintai
dan menghargai diri sendiri.
Pastinya Allah punya
maksud tertentu terhadap saya yang hobi koleksi dan membaca buku berbagai tema,
terutama buku resep, buku parenting, diantaranya menjadi bekal mengasuh dan
mendidik anak. Membangun peradaban dari buku dan dari dalam rumah. Kebahagiaan
terbesar saya adalah ketika berada di antara suami dan anak-anak.
Diberikan kesempatan
untuk mengerti dan merasakan bagaimana bekerja di luar rumah, sehingga lebih
menghargai nilai kebersamaan keluarga. Bersyukur dengan hidup yang dimiliki
sekarang, tidak mengeluh dan tidak menginginkan hidup orang lain.
Tidak ada kesuksesan
yang instan, semua butuh proses. Dan tidak menutup kemungkinan proses akan
berbuah manis.
Tantangan hidup
Kota tempat saya
tinggal yaitu kota Tanjung sudah mulai berkembang. Daerah penghasil batubara
yang cukup banyak pendatang. Keadaan kotanya cukup ramai, hiburannya masih
bernuansa tradisional dan natural. Tidak ada mall, tempat perbelanjaan mewah,
yang ada pasar tradisional dan harganya lebih mahal dari harga-harga di
Banjarmasin. Wisata alamnya banyak pilihan, sungai yang masih asli, seperti
sungai kinarum, loksado, tempat camping yang keren, ada bukitnya dan di deket
sumber mata air, pinggir sungai juga. Ada peternakan sapi, rumah pohon,
walaupun rumah pohonnya agak ekstrim.
Sekolah lebih banyak
sekolah yang umum, ada juga sekolah yang swasta yang berlabel Islam. Seperti
umumnya sekolah yang umum, mereka hanya fokus akademis. Saya lebih memilih
menyekolahkan di sekolah berlabel Islam, setidaknya anak-anak belajar tidak
hanya akademis. Menjelang menginjak ke jenjang yang lebih tinggi sekolah yang
sesuai visi misi tidak saya temukan. Sedangkan untuk menyekolahkan anak ke luar
kota, masih belum siap dan masih harus menyelesaikan banyak tanggungjawab
terhadap anak.
Mungkin inilah maksud
Allah, saya dihadirkan di sini, ditempat yang jauh dari ibukota, sementara
ingin pendidikan yang berkualitas, dan tidak ingin jauh dari anak, karena alasan
belum siap untuk melepaskan anak yang belum cukup bekalnya. Yang saya sadari
akhirnya saya harus mengambil keputusan untuk tidak mendelegasikan secara penuh
ke sekolah formal. Kami sebagai orang tua berharap agar kami bisa merancang
pendidikan yang sesuai dengan 3 orang anak kami yang spesial.
Seandainya tinggal di
kota lain belum tentu keputusan ini saya buat.
Jika Allah telah
memilih diri kita untuk melakukan kebaikan, jangan pernah menunda kebaikan itu,
atau Allah akan memilih orang lain untuk melakukannya.
Tetap berusaha, berdoa
dan terus berharap pertolongan Allah..
No comments:
Post a Comment