Tuesday, February 20, 2018

Bagaimana konsisten dan fokus pada solusi

Pada tulisan saya sebelumnya ada beberapa hal yang perlu dicatat tentang motivasi dalam berbenah.


-Ingin rumah rapi, bersih, nyaman yang sesungguhnya dengan manajemen yang baik, bukan seolah-olah bersih tapi di dalamnya berantakan. Misal dimasukkan ke dalam lemari, dari luar terlihat rapi, setelah dibuka ternyata berantakan.


-Melatih anak-anak agar memiliki keterampilan dalam mengatur rumah


-Membuat aliran energi yang baik di rumah, pertukaran udara yang lancar dan ada space untuk anak bermain di dalam rumah.


🌿🌿🌿


Untuk mencapainya perlu upaya yang diusahakan untuk konsisten dalam “menjaga mindset” tersebut. Upaya tersebut 


- Lakukan saat ini juga, tidak menunda.


- Menjalani dengan keyakinan baru bahwa berbenah adalah pekerjaan yang mengasyikkan, membuat aliran energi rezeki menjadi lancar.


- Menjalani dengan keyakinan bahwa jika rumah bersih, rapi, kita akan merasakan ketenangan karena kita sedang dekat dengan Allah yang Mahasuci.


- Mengkomunikasikan apa yang menjadi motivasi atau mindset kepada pasangan dan anak-anak sehingga mereka mengerti, mendukung, bahkan akan membantu menciptakan rumah yang ideal menurut keluarga. Bisa jadi mereka kurang action karena tidak mengerti apa yang kita inginkan.


- Membuat timeline apa saja yang harus dilakukan dan batas waktunya sampai kapan.

- Disiplin dengan timeline yang telah disepakati. Saling mengawasi antar anggota keluarga.

- Jika semangat sedang menurun, ingat kembali impian yang dibangun, brainstorming dengan komunitas Konmari dan fokus pada solusi.

🌿🌿🌿

Tentang visualisasi “ideal lifestyle” pastinya terdapat hambatan tapi saya lebih senang menyebutnya tantangan. Tantangan yang seringkali muncul adalah

- Bagaimana mengatasi  rasa malas, kebiasaan menunda dan menyerah, adalah dengan melawannya dan bekerjasama dengan pasangan dan anak-anak sebagai bagian dari anggota keluarga. Dan bersama-sama berjuang dengan member komunitas konmari.

- Bagaimana memanfaatkan perabot yang ada di rumah untuk mewujudkan impian rumah tinggal yang bersih dan rapi.

- Bagaimana melepaskan barang yang sudah tidak terpakai atau tidak spark Joy, adalah dengan berlatih sehingga tidak terjadi penumpukan barang.

- Tantangan selanjutnya adalah ketika akan menambah perabot, atau barang lainnya misal baju, sepatu dan lain-lain harus ada barang lainnya yang dikeluarkan. Jika tidak demikian lambat laun rumah, lemari, rak sepatu dan lain-lain akan penuh. Dan menambah lemari atau menambah rak sepatu adalah bukan solusi.

- Bagaimana agar kita harus menyediakan waktu khusus untuk menyusun berdasarkan kategori. Dan bagaimana mengatasinya jika merasa frustasi karena tak beres-beres? 

Tenang, tetap bersemangat, jika sangat banyak yang akan dipilah-pilah, tetapkan waktu misalnya 3 hari untuk menyelesaikannya. Biarkan berantakan hanya untuk sementara waktu, sebelum kemudian rapi untuk seterusnya.

- Dalam menyusun buku-buku di rak yang penuh, menjadi tantangan bahwa buku-buku yang jumlahnya ratusan harus diturunkan semua dalam sebuah tempat dan kita akan mengambil hanya yang kita butuhkan. Mengapa bukan kita pilih saja yang tidak spark Joy kita ambil? Sepertinya hal ini yang belum bisa saya temukan solusinya selain benar-benar menyediakan waktu untuk beberes dan melupakan urusan yang lainnya terlebih dahulu.

🌿🌿🌿

Secara teknis perlu penyusunan timeline agar proses memenuhi target penyelesaian. Sebelum masuk ke grup Intensive Class Shookyuu, saya telah mengikuti kelas umum Metode Konmari ini. Hasilnya belum maksimal.

Beberapa yang telah saya lakukan adalah menyelesaikan permasalahan plastik bekas di dapur dari yang berantakan menjadi sangat rapi dan memudahkan dalam proses pencarian dan pengambilannya. 




Yang kedua penyusunan baju di lemari menggunakan metode Konmari. Alhasil, separo isi dari lemari harus dikeluarkan karena selama ini ternyata muatannya berlebihan (overload). Bentuk lemari yang konvensional harus dimodifikasi ditambahkan papan untuk meletakkan keranjang-keranjang/kotak baju.

Untuk memanfaatkan barang yang ada, saya menggunakan keranjang buah bekas yang dibeli di toko-toko buah. Karena saya tidak memiliki kotak bekas yang sesuai. Untuk membeli keranjang yang lebih bagus harus mengeluarkan uang 3-4 kali lipatnya. 




Untuk beberes yang lain buku, peralatan dapur masih belum dilakukan. Saya akan melanjutkan perjuangan beberes ini secara bertahap. 

Bagaimanakah membuat rak buku ini menjadi tidak terlalu penuh sementara hampir semua buku spark Joy?




#shokyuuclass 

#Task2 

#konmariindonesia

#konmarimethod





No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...