Thursday, January 4, 2018

Pentingkah membangkitkan fitrah seksualitas anak?

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Apa itu fitrah seksualitas?

Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki laki dan perempuan tidak ada yang lainnya

Fitrah kelelakian pada anak laki-laki
Dan fitrah keperempuanan pada anak perempuan berbeda
Bagi anak perempuan akan berkembang menjadi peran keperempuanan dan kebundaan
Bagi anak lelaki akan berkembang menjadi peran kelekakian dan keayahan

Fitrah seksualitas ini interaksi terbaiknya adalah dengan keluarga, ayah dan ibu. 

Perlu dicermati tahapan perkembangan mulai 0 sampai akil baligh
Tahap 0-7 tahun pra latih
Tahap 7-10 tahun pre aqil baligh 1
Tahap 10-14 tahun pre aqil baligh 2

Tahap > 15 tahun post aqil baligh

πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€


Seberapa pentingkah untuk kita bangkitkan?

🌷Pentingnya pendidikan seksualitas adalah krn anak sekarang tumbuh lebih cepat dibanding generasi ortunya atau kita sekarang. Jadi, pendidikan seksualitas ini semacam akselerasi.

Maksudnya begini, pendidikan seksualitas tujuan utamanya adalah menjadi manusia yang berakhlak mulia pada keluarga, menjadi personal yang dewasa dengan peran keayahan/peran keibuan yang kokoh. Kenapa sekarang materi ini perlu, kenapa jaman kita dulu tdk diberikan materi spt ini?

Krn, jaman dulu pendidikan seksualitas bisa kita dapatkan dengan sempurna melalui interaksi alamiah kita (anak2 pada waktu itu) dengan lingkungan. Sementara sekarang, kematangan biologis datang lebih cepat pada anak2, sehingga diperlukan akselerasi. Berupa pendalaman oleh anak dengan pengarahan orang tuanya.

Dengan kata lain anak-anak telah mencapai baligh lebih cepat artinya secara fisik sudah matang namun tidak dibarengi dengan kematangan akalnya.

🌹Agar anak perempuan menjadi perempuan. Mengetahui dan mau menjalani peran sebagai perempuan dan sebagai ibu. Begitu juga laki-laki. 



🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


Apa sajakah tantangan yang kita hadapi saat ini berkaitan dengan gender?


1. Menyampaikan pendidikan seksualitas pada anak-anak dengan gamblang tapi tdk vulgar

2. Tantangan jaman LGBT yg sangat agresif

3. Kurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak


πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„

Buatlah media pembelajarannya!


Media edukasi/Media Pembelajaran:

1. Bersama anak mengambil pelajaran dari  melalui kisah Nabi dan Rasul terdahulu(kisah nabi Luth, kisah nabi dan istri2nya) bisa juga  melalui dongeng ttg Diva dan teman laki-laki dan perempuannya.

2. Diskusi dengan anak-anak, berdasarkan pengamatan anak-anak selama ini apa saja tugas dan tanggung jawab sebagai laki-laki dan perempuan.

3. Mulai mengajarkan keterampilan untuk anak-anak sesuai jenis kelaminnya.



🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Bagaimanakah solusinya?

1. Solusinya menjalani pola asuh sesuai tahapan perkembangan anak


Apa saja yang dapat kita lakukan pada masing-masing tahap tersebut?

Perlu dicermati tahapan perkembangan mulai 0 sampai akil baligh
🌸 Tahap 0-7 tahun pra latih
Yang menjadi concern adalah KELEKATAN

Usia 0-2 tahun anak didekatkan kepada ibunya karena masih menyusui
Usia 3-6 tahun didekatkan kepada ayah ibunya
Usia 3 tahun identitas harus jelas 


🌸 Tahap 7-10 tahun pre aqil baligh 1
Yang menjadi concern di tahap ini MEMBANGKITKAN KESADARAN seksualitas lewat kedekatan dan peran sosial dengan cara:
πŸ’ anak lelaki didekatkan ke ayah agar peran sosial seorang lelaki dan seorang ayah di dapat dari ayahnya
πŸ’anak perempuan didekatkan ke ibu agar memahami peran-peran sosial seorang perempuan dan seorang ibu didapat dari ibunya.

🌸 Tahap 10-14 tahun pre aqil baligh 2
Yang menjadi concern di tahap ini adalah
MEWUJUDKAN PERAN SEKSUALITASNYA SECARA BERTANGGUNG JAWAB
πŸ’ anak perempuan didekatkan ke ayah, anak lelaki didekatkan ke ibu
Agar menjadi rujukan pertama tentang lawan jenisnya dan sosok ideal lawan jenisnya ada pada ayah ibunya

πŸ’ kamar dipisah


🌸 Tahap > 15 tahun post aqil baligh
πŸ’diharapkan sudah mencapai perkembangan yang sempurna yaitu
Akhlak mulia pada keluarga, menjadi personal yang dewasa dengan peran keayahan/peran keibuan yang kokoh.


Tujuan akhirnya adalah Adab/akhlak mulia pada pasangannya nanti dan anak-anaknya kelak.


2. Memberikan imunitas kepada anak-anak agar tidak terpengaruh terhadap penyimpangan-penyimpangan seksual yang terjadi saat ini. 


3. Interaksikan antara laki-laki dan perempuan untuk yang belum baligh batasnya adalah 10 tahun tujuannya agar anak mengetahui perbedaan laki-laki dan perempuan

4. Memasukkan ke sekolah “Boarding School” atau “Pondok Pesantren” jika anak telah memiliki orientasi seksualitas yang jelas atau fitrah seksualitas telah berkembang baik.


5. Jika anak mengalami penyimpangan seksual maka :

🌼 perlu melihat kembali atau introspeksi diri terhadap peran ayah bunda diwaktu lampau. Mungkin kurang perhatian, kurang dekat dengan ayah atau bundanya.

🌼Buat ayah bunda belum terlambat untuk memperbaikinya, mundur sejenak pada tahap yang terlewati untuk kemudian mengulangi dan menjalani prosesnya lagi. 

🌼 Selalu memperbaiki diri, sayangi diri dan keluarga. Banyak penyimpangan yang terjadi karena kurangnya kasih sayang orang tua semasa kecil atau karena kebencian anak terhadap salah satu atau kedua orangtuanya. 

🌼 perbanyak aktivitas-aktivitas atau berikan keterampilan yang sesuai dengan gendernya. 

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sumber tulisan:

🌿 Buku Fitrah Based Education (FBE) ustadz Harry Santosa

🌿 Kita dan Buah Hati, by Elly Risman, Mei 2012

🌿 https://free.facebook.com/notes/kita-dan-buahhati/pentingnya-pendidikan-seksualitas-bukan-pendidikan-seks-untuk-anak/10151843179705657/?__tn__=H-

🌿 https://bykamelia.wordpress.com/2016/02/22/pola-asuh-rentan-lgbt-oleh-ust-adriano-rusfi/

No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...