Wednesday, March 15, 2017

Kemandirian, perlu ketegasan dan konsistensi

Melatih kemandirian pada anak tidak bisa instan, kerap kali saya sebagai orang tua pengen hasil yang cepat, langsung bisa mandiri untuk sekolah tanpa diingatkan untuk bersiap-siap, langsung bisa sholat dengan kesadaran, mengerjakan pekerjaan rumah dengan senang hati. 

Dibutuhkan peran orang tua menumbuhkan kemandirian yang sudah ada di dalam diri mereka. Saya percaya bahwa setiap anak ingin mandiri, orang tuanya atau lingkungan sekitar lah yang memangkas bibit kemandirian anak tersebut. 

Contohnya pada saat anak sudah mulai lepas asi dan makan makanan pendamping asi, dia berusaha meraih sendok dan alat makan lainnya dan berusaha melakukannya sendiri. Inilah kemandirian seorang bayi, yang kemudian karena orang tua yang kurang pengetahuan dan ga mau repot oleh makanan yang berantakan dan belepotan, bibit kemandirian itu mulai dipangkas. Disaat anak melihat orang tuanya menyiapkan racikan sayuran, anak otomatis ingin mencoba, orgtua yang khawatir anak memegang pisau, dilarang untuk mencoba. 

Yang sebaiknya dilakukan adalah tetap biarkan anak mencoba dengan pengawasan orang tua. Begitupun, ketika orang tua cuci piring, anak pengen mencoba, tapi apa yang terjadi, anak tidak diperbolehkan karena takut alat makan jatuh dan pecah. Seharusnya anak diawasi saja dan biarkan dia mencuci piring. Ketika memegang sapu, mengepel, dan lain-lain, kebanyakan anak-anak tidak diperbolehkan untuk mencoba melakukannya. Jika saat ini anak-anak tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan itu, disaat dia sudah cukup umur untuk melakukannya, maka orang tua lah yang bertamggungjawab terhadap hal ini. 

Demikian juga anak-anak sejak balita harus dilatih untuk mandi sendiri, mengambil makan sendiri, mencuci piring makan sendiri, sikat gigi sendiri, membersihkan tempat tidur sendiri, menyiapkan keperluan sekolah sendiri, bahkan jika sudah 7 tahunan mencuci baju dan menyetrikanya. Itu baru bab untuk mengurus diri sendiri, padahal ada setidaknya 10 keterampilan dasar yang penting dipelajari dan dikuasai anak.

Untuk memiliki kemandirian anak, hal yang harus saya lakukan, menumbuhkan dan memupuk bibit kemandirian yang sudah ada dalam diri anak, dengan cara:
- memberi kesempatan untuk melakukannya sendiri, memberi kesempatan inilah yang sering terlewatkan sehingga anak merasa capek keinginannya untuk mencoba tidak direspon dengan baik.
- Memberi kepercayaan kepadanya bahwa "kamu bisa melakukannya sendiri".  Pada awalnya tetap dilakukan pengawasan sampai benar-benar bisa dilepas.
- Tidak semata-mata melihat hasil dari kemandiriannya, misal cuci piring kurang bersih, atau hasil potongan sayur tidak seragam. Tidak mengapa, yang penting kita catat adalah antusiasnya dia dalam mengerjakan. Walaupun lain waktu tetep harus kita edukasi bagaimana cara yang benar.
- Memberikan tanggung jawab kepada anak mulai dari hal yang kecil.
- Terus memotivasi anak agar bisa melakukan dengan baik
- Sekali-sekali pergilah ke luar kota tanpa anak-anak, dengan catatan tetap harus ada yang mendampingi, misal ayahnya dan berikan masing-masing tanggung jawab sesuai umurnya. Inilah saatnya kemandirian anak dibuktikan. 
- Berikan ucapan terimakasih dan apresiasi atas keinginannya untuk berusaha mandiri.
- Menghindari kekerasan dalam melatihkan kemandirian, karena dapat menyebabkan trauma dan anak-anak bisa saja membenci pekerjaan/hal tersebut bahkan membenci orang tuanya. Misal melatih sholat dengan kekerasan, berakibat anak-anak bisa membenci sholat seumur hidup atau dendam terhadap orang tua, bisa jadi sampai dewasa bahkan tua tidak ada kesadaran/internal control terhadap ibadah sholat ini, yang ada malas dan terpaksa.

Sebagai orang tua kurva action melatih kemandirian ini tetap harus bergerak naik walaupun landai. Artinya progress harus ada setiap harinya. Optimis saja Insya Allah, kita cukup memberi ruang buat anak kita untuk mandiri, sadari dan jalankan peran kita sebaik dan semaksimal mungkin, jaga kekonsistenan, perkuat ketegasan terhadap anak, selebihnya kita wajib berserah diri dengan terus berdoa kepada Allah tentang hasilnya. 
 



No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...