Sunday, March 26, 2017

Travelling Project (4)

Hari kedua ini lumayan banyak aktivitas yang dilakukan. Dimulai dengan mengantar Tiara dan Sasya yang akan ikut healing for kids di hotel Ibis Senen. Sambil menunggu mereka selesai acara sampai jam 3 sore, kami jalan-jalan ga jauh-jauh dari hotel Ibis. Ternyata ada museum Sumpah Pemuda lho di deket sini, cuman jalan kaki kira-kira 100 meter.

Rencananya setelah dari museum, berkunjung ke Monas dan ke Masjid Istiqlal dan menjemput Tiara dan Sasya lagi.

Cerita Kunjungan Ke Museum Sumpah Pemuda

Salah satu cara mempelajari sejarah yang tidak membosankan adalah dengan mengunjungi museum. Di museum disajikan beberapa fakta sejarah yang membuktikan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi dan dapat diambil hikmahnya. Dan juga kita bisa lebih mensyukuri bangsa kita yang sekarang ini. Bangsa kita ini ada karena perjuangan orang-orang yang dengan ikhlas berkorban, yang dia pun belum tentu menikmati hasil perjuangan mereka itu. 

Bagaimana dengan kita? 

Apakah kita telah meneruskan perjuangan sumpah pemuda yang poinnya adalah persatuan dan kesatuan antar suku, pulau, agama antar organisasi dan apapun. Kunjungan itu mengingatkan kembali bahwa perjuangan itu tidak mudah, dan mempertahankan apa yang sudah diraih pun butuh perjuangan. Semoga nilai-nilai ini sampai ke anak-anak yang juga ikut membaca dan melihat-lihat museum.

Secara kebetulan bertemu dengan penulis yang concern dengan sejarah Indonesia. Agung Pribadi, yang sedang melakukan perjalanan sejarah di sekitar Jakarta. Beliau mengajak bergabung para pengunjung museum untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, menumbuhkan kembali kecintaan terhadap bangsanya melalui lagu ini. Dalam pembukaannya beliau menyatakan sangat bangga dan kita semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia ini sudah ada sebelum negara Indonesia berdiri. Momen ini memang harus sering-sering diciptakan. Setelah itu saya berkesempatan untuk memiliki buku dan tandatangan penulisnya. Alhamdulilaah. Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak melupakan sejarah. 

Cerita Kunjungan Ke Monas

Monas kunjungan berikutnya..
Salah satu ide cemerlang dari Presiden Pertama Indonesia tentang pembangunan Monas ini sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia. Kondisi Monas dan sekitarnya sedang ramai pengunjung. Sehingga harus mengantri dan membutuhkan lebih banyak waktu. Ini salah satu yang membuat anak-anak kurang antusias.

 

Cerita Jemput Tiara

Setelah hampir setengah hari berada di monas, berlanjut untuk jemput Tiara dan Sasya yang sudah selesai acara healingnya. Kali ini Nisa yang antusias menjemput, selama beberapa jam tidak bersama adik dan sepupunya. Nisa punya power klo ada teman di sampingnya. Saya pun antusias karena bertemu teman-teman yang juga menjemput anaknya. Disitu mendapat laporan tentang proses healing Tiara dan perbaikan  apa yang harus dilakukan oleh orang tua. Silaturahim singkat dengan teman-teman memberi energi positif, dan ngerasa lebih bahagia. Nisa yang sudah bertemu lagi dengan Tiara dan Sasya segera semangat lagi dan kembali berkicau hehehe. 

Cerita Kunjungan Ke Istiqlal

Ke Istiqlal ini seruu..
Secara lokasi mesjid Istiqlal yang berseberangan letaknya dengan Gereja, setidaknya memberika pesan kepada kita bahwa kerukunan umat beragama telah terjalin. Konon kabarnya jika salah satunya sedang ada even keagamaan, dan parkiran penuh, boleh saling parkir di halaman mesjid atau gerejanya. Luar biasa..

Jika kita berada di halaman mesjid, badan kita menghadap masjid, maka backgroud kita adalah gereja yang bangunannya keren. Dan begitu juga sebaliknya. Klo mau selfi-selfi tinggal balik badan aja, dapet background yang berbeda. Kami membiasakan diri jika berkunjung keluar kota, agar mengunjungi mesjid di kota tersebut, lebih bagus lagi bisa berkunjung ke masjid terbesar di situ, beribadah dan berinfaq.

Banyak hal menarik setiap berkunjung di suatu tempat. Seperti sekarang ini anak-anak bertemu kucing kampung keturunan persia, cantik, lucuu, sedang menyusui anaknya. Anak-anak pasti meluangkan waktunya untuk bermain dan menyayangi kucing. Eh.. ternyata banyak juga orang dewasa yang mendekat dan menyayangi kucing-kucing itu. Anak-anak tambah seneng ada banyak orang yang menyayangi kucing. Momen itu diabadikan orang yang mungkin punya hobby fotografer. Anak dan kucing jadi object. Setelah memunaikan sholat Ashar kami keluar masjid dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.

Semoga banyak pelajaran baru yang ditemui anak-anak hari ini. Tentang menjadi selalu bahagia dan positif thinking dengan apa yang ditemui di jalan. Entah itu jalan macet, rencana yang tidak sesuai jadwal, tentang tetap harus sholat kendatipun sedang di perjalanan. Dan semuaa.. jangan sampai hal-hal tersebut menghilangkan bahagia dan rasa syukur kita kepada Allah.




No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...