Saturday, March 25, 2017

Travelling project (3)

Hari pertama travelling banyak dihabiskan di jalan karena jalan di Jakarta macet luar biasa. Biasalah namanya juga Jakarta. Weekend bisa jadi mimpi buruk klo kejebak macet dan menghabiskan waktu di jalan. 
Ada beberapa pertanyaan Tiara tentang jalan tol. Jalan tol itu apa? Jalan bebas hambatan itu apa? Kenapa harus ada jalan tol. Kenapa kok tetap macet? Saya bosaan katanya.

Setelah dijawab, terus dibalas lagi dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Akhirnya karena bosan, meminta gadget dan main game sebentar, setelah itu ketiduran.

Sepanjang perjalanan Nisa dan Sasya saling bercerita tentang apapun, Nisa bertemu dengan sepupunya Sasya. Banyak hal yang mereka ceritakan, diantaranya tentang sekolah, tentang teman-temannya dan tentang buku Tere Liye yang dibacanya. Seru banget dengernya.

Setelah berkutat dengan kemacetan, akhirnya sekitar pukul 2 siang, sampai di rumah. Di rumah Cikarang sudah berkumpul keluarga, ada eyang Kudus, (mertua saya), ada Bulik dan Pak Lek saya yang dari Kudus juga, dan juga keponakan saya, Nabila. Rombongan dari Kudus sudah lebih dahulu sampai di Cikarang by bus. Sementara keponakan saya yang di Cikarang ini ada 2 orang Sasya dan dengan adiknya Sasya, namanya Maudy. 

Setelah bertemu, mereka membentuk kelompok tanpa dikomando, antara anak rentang umur 5 sampai 8 tahun, nge-gank sendiri, yaitu Nabila, Maudy dan Mitha. Sedangkan yang lain rentang umur 9 sampai 11 tahun , Nisa, Sasya dan Tiara membentuk kelompok juga. Mereka bermain sesuai selera. Kelompok anak yang lebih kecil bermain drama tentang mermaid, kebetulan mereka diberi hadiah baju mermaid/putri duyung sama eyangnya. Setelah itu bermain sepeda, bermain loncat-loncatan, dan yang favorit bermain di tangga, semua bisa jadi bahan bermain, dan sepertinya batre mereka longlife banget klo udah ketemu dan bermain bareng. Sedangkan kelompok dengan anak yang lebih besar, memilih bermain yang agak kalem, baca buku bersama, tetap bercerita, dan membuat slime.

Pada saat membuat slime ini Nisa dan Sasya sangat antusias, mereka saya pesankan bahan slime untuk dibuat sendiri. Paket bahan slime mereka buka dan mencocokkan barangnya dengan pesanan. Ternyata setelah dicocokkan, Nisa bilang ada yang tidak sesuai dengan daftar paket. Dalam daftar paket tertulis 3 pewarna dan 2 glitter, di paketnya ada 2 pewarna dan 3 glitter. Saya bilang menurut Nisa bermasalah atau enggak? Klo iyaa boleh kita komplain ke penjualnya tapi kalo enggak masalah, boleh aja kita terima barang tanpa komplain. Tapi saya jelaskan juga kepada Nisa bahwa ada baiknya kita informasikan kepada penjual bahwa barang ada yang kurang sesuai dengan daftar paket. Walaupun tanpa minta kembali barang. Sebagai masukan saja untuk mereka agar lebih teliti.

Saat membuat slime adalah saat belajar buat mereka. Sebanyak beberapa kali gagal untuk membuat formula yang pas. Sampai akhirnya slime yang udah jadi sesuai yang diinginkan. Disini anak belajar bagaimana untuk mencapai tujuan tertentu harus mengalami pelajaran berkali-kali, dan pelajaran itu dijadikan bekal lagi untuk melangkah, agar tidak kembali mengulang kesalahan yang sama. 

Saya tanyaa, kenapa yang pertama slimenya keras dan kurang lentur kalo ditarik, mereka bilang, itu kebanyakan slime activatornya. Dan selanjutnya slime bikinan mereka sesuai keinginan. 

 

Keseruan hari ini ditutup dengan makan bersama di cafe dekat rumah Cikarang. 

 







No comments:

Post a Comment

Mastermind dan False Celebration

  Anggota Tim yang memberikan sarannya:  #ibupembaharu #bundasalihah #darirumahuntukdunia #hexagoncity #institutibuprofesional #semestaberka...